بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

𝕂𝕒𝕛𝕚𝕒𝕟 ℝ𝕒𝕓𝕦 𝕄𝕒𝕝𝕒𝕞
Penceramah: Abu Abdillah Nefri bin ‘Ali bin Muhammad Sa’id, Lc. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Rabu, 17 Rabi’ul Akhir 1445 / 1 November 2023



IMAN KEPADA PARA NABI DAN RASUL

Allâh ﷻ adalah Zat Yang Maha Ghaib, manusia tidak akan mampu melihatNya karena keagungan dan kebeasaran-Nya. Maka untuk mengenalkan tentang ZatNya, apa yang diinginkan Allâh ﷻ dan apa yang dibenci-Nya, maka Allâh ﷻ mengutus para nabi dan rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah kepada para hamba-Nya. Allâh ﷻ berfirman:

اَللّٰهُ يَصْطَفِيْ مِنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًا وَّمِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ ۚ

Al-Hajj ayat 75: Allah memilih para utusan(-Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Salah satu rukun iman yang wajib bagi setiap muslim adalah beriman bahwa Allâh ﷻ telah mengutus para nabi dan rasul untuk manusia, ada yang Nama dan kabarnya dikisahkan kepada kita ada yang tidak diceritakan.

Iman kepada Para Nabi dan Rasul meliputi beberapa perkara pokok:

Pertama: Iman keberadaan dan nama-nama Para Nabi dan Rasul yang dikabarkan Al-Quran dan As-Sunnah.

Nama-nama Para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an berjumlah 25. Jumlah Para Nabi dan Rasul sangat banyak, dalam satu riwayat disebutkan jumlah mereka 124.000 Nabi dan Rasul. Jumlah Rasul 315. Yang disebutkan dalam Al-Quran 25 Nabi dan Rasul. 5 Rasul Ulul ‘Azmi.

Secara urutan zaman nama-nama Nabi dan Rasul sebagai berikut: Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Syu’aib, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Yunus, Ayyub, Zulkifli, Harun, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Zakariyya, Yahya, ‘Isa bin Maryam, Muhammad ﷺ.

Ulul ‘Azmi dari mereka hanya 5 Rasul, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad ﷺ.

Khalilan (dua kekasih Allah k)) adalah Ibrahim dan Muhammad ﷺ.

Nama-nama Nabi yang disebutkan dalam sebagian atsar diantaranya adalah Nabi Syist, Yusya bin Nun, Nabi Daniyal, Samu’il, Thalut.

Dari Abu Al-Asy’ast Al-Ahmari, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh Daniyal pernah berdoa kepada Rabb-nya agar dia dikuburkan oleh ummat Muhammad ﷺ”.

Maka ketika Abu Musa Al-Asy’ari membuka negeri Tustar dia menemukan nabi Daniyal di sebuah tempat dalam Baitul Mal kerajaan Hurmuzan. Rasulullah ﷺ pernah memberi kabar akan hal ini dalam sabda beliau:

Siapa yang menemukan Daniyal maka kabarilah dia dengan surga”. (Al-Bidayah Wa An-Nihayah 2/377).

Adapun yang khilaf para ulama, seperti Khadir, Luqman, Zulkarnain, Tubba’, Luqman, ‘Uzair, mereka adalah hamba-hamba Allâh ﷻ yang sholeh, apakah mereka nabi atau bukan, terdapat khilaf dikalangan para ulama, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku tidak tahu apakah Tubba’ seorang nabi atau bukan nabi”. (Tafsir Gharaaib Al-Quran wa Raghaaib Al-Furqan 6/106).

Faidah: Ahlu Sunnah beriman bahwa para Nabi dan Rasul menerima wahyu dari Allâh ﷻ melalui perantara Jibril ‘Alaihissallam, adapun menurut sekte sufi mereka meyakini wali mereka mendapat wahyu langsung dari pada Allâh ﷻ , dikenal dengan istilah ilmu laduni, bahkan Ibnu ‘Araby mengatakan wali lebih mulia dari pada Rasul.

Kedua: Membenarkan risalah yang dibawa oleh para Rasul, semua Para Nabi dan Rasul sepakat dan satu diatas risalah Tauhid.

Mengingatkan umatnya dari kesyirikan, serta mengabarkan tentang kejadian masa depan berdasarkan wahyu, kehidupan ahirat, tentang kedatangan Nabi Muhammad ﷺ .

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya”. (QS. Al-Jinn: 26-27).

1. Tugas -Tugas Para Nabi dan Rasul

Mengenalkan Allâh ﷻ kepada manusia, Allâh ﷻ dan sifat sifat-Nya, karna Allâh ﷻ adalah Zat Yang Maha Ghaib, maka tidak mungkin akal manusia bisa mengenal Allâh ﷻ dengan baik kecuali melalui Para Nabi.

Mengajarkan tugas dan kewajiban makhluk kepada Allâh ﷻ dan cara melakukan kewajiban itu, memberi peringatan dan kabar gembira tentang adanya surga dan neraka. (Lihat QS. Al-Ahzab: 45-47).

Menjelaskan syari’at secara detail dan sempurna, melalui wahyu dan risalah. Dan kisah kehidupan mereka untuk dijadikan tauladan dalam kehidupan manusia, karna suluruh para Nabi dan Rasul adalah manusia terbaik dan sempurna akhlaq serta pribadi mereka. (Lihat QS. Hud: 120).

Ketiga: Beriman kepada Rasulullah ﷺ secara khusus, membenarkan dan wajib mengikuti syariat yang beliau bawa. Kewajiban ini untuk seluruh bangsa manusia dan bangsa jin tanpa terkecuali.

2. Sifat-Sifat dan Keistimewaan Para Nabi dan Rasul Semua para Nabi dan Rasul yang Allâh ﷻ utus kepermukaan bumi adalah dari jenis manusia, mereka diberikan mu’jizat untuk melemahkan dan membungkam orang yang menyelisihinya. Seluruh Para Nabi dan Rasul memiliki sifat sebagai hamba yang ta’at beribadah kepada Rabb-nya. Tidak seorangpun yang memiliki sifat ketuhanan. Maka kafirlah orang-orang penyembah Nabi dan utusan Allâh ﷻ.

Adapun Sifat Mereka dari Sisi Sebagai Hamba yang Ta’at.
Sifat Sebagai Manusia Biasa;
Sifat Sebagai Rasul Utusan Allâh ﷻ.

Mereka diberi wahyu oleh Allâh ﷻ baik langsung maupun perantara malaikat.
Para rasul diberi Mu’jizat oleh Allâh ﷻ yang tidak mampu dilakukan manusia biasa.
Para Rasul dijaga oleh Allâh ﷻ dari dosa-dosa besar, para nabi tidak ada yang melakukan dosa besar, mereka dijaga oleh Allâh ﷻ.

3. Mengenal dan Beriman Kepada Nabi Muhammad ﷺ

Mengenal namanya: Abu Al-Qosim Muhammad ﷺ bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muthollib bin Hasyim bin ‘Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhir bin kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan bin Isma’il bin Ibrahim.

Dari Jubair bin Muth’im, Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku memiliki 5 nama: aku Muhammad (yang terpuji), aku Ahmad (yang banyak memuji), aku Al-Mahii (penghapus) yang denganku Allah hapuskan kekufuran, aku Al-Hasyir, yang mana manusia dikumpulkan dihadapanku. Aku Al-‘Aqib (penutup para nabi)”. (HR Bukhari).

Kesempurnaan Sifat Fisik dan Karakter Rasulullah ﷺ.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21)

Dan sungguh kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-Qalam: 3)

Datang dalam banyak riwayat tentang sifat fisik Nabi yang mulia. Dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu dia berkata: “Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling tampan, paling dermawan, manusia paling pemberani. Pada suatu malam terjadi di kota Madinah sebuah suara dentuman besar yang membuat manusia terkejut. Maka orang-orang pada keluar menuju arah suara itu, ternyata mereka mendapati Rasulullah n telah kembali dari sumber suara itu mendahului mereka”. ( HR. Muslim (no. 6164).

Dari Ummu Ma’bad Al-Kuzza’iyyah, dia bercerita dihadapan suaminya tentang keelokan fisik sifat Rasulullah ﷺ dikala Nabi ﷺ lewat dan singgah dikemahnya menuju perjalanan hijrah ke Madinah, ia berkata; “Seorang lelaki yang sangat bersih, wajahnya berseri bak purnama, bagus perawakannya, suka tersenyum. Tidak kurus, tidak berat kegemukan, tidak pula jangkung semampai, tampan wajahnya, bagian hitam matanya sangat hitam, bulu matanya Panjang, berjalan tegap dan kokoh, suaranya lantang, lehernya Panjang dan kuat, jenggot nya tebal dan lebat, alisnya tipis memanjang dan bersambung. Jika dia bicara tampak menarik, jika diam kelihatan tenang dan berwibawa”.

Dia adalah orang yang paling elok dan menawan enak dipandang dipandang dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat. Bicaranya baik, rinci, tidak berlebihan, berjalan tegap dan cepat tidak tergesa. Jika berbicara seakan bintang bercahaya dan marjan yang tertata rapi, tidak meninggi, tidak pula terlalu pelan. Perawakannya sedang. Mata yang memandangnya tidak akan jemu atas kependekan, tidak sebal karena tinggi badan, seakan satu dahan diantara dua dahan. Saya lihat dia adalah seorang yang menarik diantara tiga orang yang menarik perhatian, paling baik tampilannya”.

“Jika dia duduk, teman-temannya menghormati nya dengan ramah, jika dia berbicara, rekan-rakanya diam menyimak ucapannya. Jika dia berdiri maka kawan-kawannyapun berdiri bersamanya. Jika dia memerintah sesuatu, mereka segera melaksanakan perintahnya. Dia orang yang di taati, pemimpin yang disegani, kaumnya cemburu kepadanya karena petunjuk Allah yang dibawanya, wajahnya tidak cemberut dan tidak berlaku zhalim (semena-semena) atas orang lain”. (HR. Imam At-Thabrani (no. 5610).

4. Kewajiban Beriman Bagi Setiap Muslim Kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Pertama: Mencintai Rasulullah ﷺ dan apa yang beliau cintai.

Wajibnya setiap muslim mentauhidkan Allah dalam tujuan Ibadah, maka wajib pula menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai satu-satunya ikutan dalam ittiba’.

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’. (QS. Ali-Imran: 31)

Dari sahabat Anas bin Malik , Rasulullah ﷺ bersabda: “Belum sempurna iman salah seorang diantara kalian sampai dia mencintaiku melebihi kecintaannya terhadap orang tua, anaknya dan seluruh manusia. (HR. Bukhari (no. 15).

Dalam riwayat lain, Rasulullah ﷺ bersabda: “Engkau akan dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai”. Maka Anas berkata: “Tidak ada yang membuat kami bahagia, melebihi ucapan Nabi “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. Dan aku mencintai Nabi, Abu Bakar dan ‘Umar. Aku berharap (kepada Allah) agar dikumpulkan bersama mereka karena cintaku kepada mereka, walaupun aku tidak memiliki amalan seperti amalan mereka”. (HR. Bukhari (no. 3688).

Kedua: Wajib mengikuti Sunnah dan menaati perintah Rasulullah ﷺ , meninggalkan yang dilarang.

Cinta tidak cukup teori dan pengakuan, namun mesti ada pembuktian dalam amalan, aqidah dan perbuatan. Allâh ﷻ berfirman:

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”. (QS. Al-Hasyr: 7)

Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS. Ali-Imran: 32)

Ketiga: Wajib mendahulukan sunnah Rasulullah ﷺ diatas ucapan manusia lannya, membenarkan apa yang Rasulullah ﷺ kabarkan dan tidak beribadah kecuali dengan apa yang beliau ajarkan.

Sikap menomor duakan Rasulullah ﷺ dan sunnahnya merupakan kedurhakaan dan sebab kebinasaan. Karena Allâh ﷻ telah berfirman:

Dan tidaklah patut bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzab: 36).

Keempat: Memperbanyak Shalawat untuk Nabi kita Muhammad ﷺ dengan shalawat yang di syariatkan, tanpa membuat shalawat-shalawat yang baru dan berlebihan.

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orangorang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56)

Dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang bershalawat untuk satu kali, Allah akan bershalawat untuk sepuluh kali”. (HR. Muslim (no. 384).

Shalawat itu Ibadah sebagaimana ibadah lainnya, maka wajib kita ikuti cara dan lafazh yang sesuai dengan Nash dalil yang shahih.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم