بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

𝕂𝕒𝕛𝕚𝕒𝕟 ℝ𝕒𝕓𝕦 𝕄𝕒𝕝𝕒𝕞
Penceramah: Abu Abdillah Nefri bin ‘Ali bin Muhammad Sa’id, Lc. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Rabu, 4 Jumadil Awwal 1445 / 15 November 2023



IMAN KEPADA HARI BERBANGKIT

Iman kepada hari berbangkit adalah salah satu aqidah dasar dan rukun Iman yang enam, dimana belum dikatakan beriman seorang muslim jika tidak beriman kepada adanya hari kiamat. Siapa yang mengingkari adanya kebangkitan, maka dia telah kafir kepada Allâh ﷻ hal ini salah satu bagian keyakinan pokok dalam Islam. Diantara sebab kekufuran orang-orang musyrik Qurays adalah mereka tidak percaya akan adanya hari berbangkit.

Iman kepada hari akhir selalu disandingkan dengan iman kepada Allâh ﷻ, ini menunjukkan pentingnya iman kepada hari akhir.

“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.” (QS. At-Taghabun: 7)

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 18:

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

“Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Definisi beriman kepada hari berbangkit: Meyakini segala sesuatu tragedi atau kejadian-kejadian yang akan berlaku setelah kematian seseorang sampai masuknya ke dalam surga atau neraka.

Cakupan iman kepada hari berbangkit ada tiga pokok:
1. Mengimani kejadian setelah kematian dan nikmat dan adzab di dalam kubur.
2. Tanda-tanda hari kiamat.
3. Mengimani proses hari berbangkit di padang mahsyar sampai masuknya manusia ke dalam surga atau neraka.

1. Mengimani kejadian setelah kematian dan nikmat dan adzab di dalam kubur.

Kaum muslimin mengimani perbedaan cara mencabut nyawa bagi muslim dan kafir. Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-an’am ayat 93:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan? dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau”. (QS. Al-Qiyamah: 26-30)

Sebagian salaf berkata: “Siapa yang telah datang ajalnya, maka telah tegak kiamatanya”. (Syarhu Sunnah 15/97 (no. 4293) Al-Baghawi. Hilyatu Al-Auliya 6/267. Di dhaifkan Syaikh Al-Albani dalam Silisilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah (no. 1166).

Sebaliknya, bagi orang yang beriman, akan diridhai Allâh ﷻ.

Firman Allah dalam surah al-Fajr ayat 27-28,

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ٢٧ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ ٢٨

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai.”

Nikmat dan Adzab Kubur

Allah menyebutkan ancaman bagi orang-orang Munafiq dalam firman-Nya:

سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَىٰ عَذَابٍ عَظِيمٍ

“Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar”. (QS. At-Taubah: 101)

Diriwayatkan dari Mujahid , dari Ibnu Abbas :
Kami akan siksa mereka dua kali, pertama (didunia) dengan kelaparan, kedua dengan azab kubur. Kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar yaitu di hari kiamat”. ( Tafsir Ibnu Jarir at-Tabari 14/442).

اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّا ۚوَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ ۗ اَدْخِلُوْٓا اٰلَ فِرْعَوْنَ اَشَدَّ الْعَذَابِ

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Ghafir: 46)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika salah seorang dari kalian bertasyahhud (duduk akhir sebelum salam), maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari empat perkara dengan berdoa; “Wahai Allah, aku berlidung kepada-Mu dari azab neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah al-Masih ad-Dajjal”. (HR. Muslim (no. 588).

Dari sahabat Barra’ bin ‘Azib Radhiyallahu’anhu ia berkata: “Kami pernah mengiringi jenazah orang Anshar bersama Rasulullah ﷺ. Sesampai di kuburan, sembari menunggu liang lahat dibenahi, Rasulullah ﷺ duduk menghadap kiblat. Kamipun duduk disekitar beliau ﷺ dengan khusyu’, seakan di kepala kami ada burung hinggap.

Ditangan Nabi ﷺ ada ranting beliau tusukkan ke tanah kemudian beliau memandang ke langit lalu beliau ﷺ menunduk, kemudian bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari azab kubur”. Beliau ulangi dua atau tiga kali.

Kemudian Rasulullah ﷺ menceritakan proses perjalanan ruh orang beriman dan ruh manusia kafir, beliau ﷺ bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang beriman, ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih seperti matahari. Mereka membawa kain kaffan dan hanuth (minyak wangi) dari surga. Merekapun duduk disekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihissalam. Dia duduk di samping kepalanya dan berkata, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya”.

Keluarlah ruh itu dari jasad,sebagaimana tetesan air keluar dari mulut ceret, dan langsung dipegang malaikat maut. Para Malaikat yang lain tidak meninggalkannya walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambil ruh itu dari Malaikat maut.

Mereka memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti bau parfum terwangi yang pernah ada di bumi. Para Malaikat pun naik membawa ruh itu. Setiap kali bertemu dengan malaikat yang lain, mereka akan bertanya; “Ruh siapakah yang baik ini”? Mereka menjawab; “Fulan bin Fulan”-dengan nama terbaik yang pernah dia gunakan didunia-, hingga sampai di langit dunia. Mereka meminta agar pintu langit dibukakan, lalu dibukakan.

Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti para malaikat langit dunia. Hingga sampai dilangit ke tujuh. Kemudian Allah berfirman; “Tulislah catatan amal hamba-Ku di ‘Illiyyin”.

“Tahukah kalian ap aitu ‘Illiyyin? (yaitu) kitab yang bertulis. Disaksikan oleh para malaikat”.

“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka untuk kedua kalinya”.

Maka dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya. Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.

Kemudian datanglah dua malaikat yang keras gertaknya, dalam riwayat lain warnanya hitam biru lalu mereka menggertaknya dan mendudukkan si mayit. Mereka bertanya; “Siapa Rabb-mu? Hamba mukmin itu menjawab: “Rabb-ku Allah”. Apa agamamu? Tanya malaikat. Dia menjawab: “Agamaku Islam”. Jawab si mukmin. “Siapakah yang diutus ditengah kalian”? si Mukmin menjawab: Dia Rasulullah”. Malaikat bertanya lagi. “Apa dasar ilmu-mu? Mukmin itu menjawab, “Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya dan beramal dengannya”.

Pertanyaan malaikat: “Siapa Rabb-mu? Apa agama-mu? Siapa Nabi-mu? Inilah ujian terakhir yang diterima seorang mukmin. Allah memberi keteguhan bagi hamba-Nya yang beriman untuk menjawab pertanyaan, seperti firman-Nya, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”. (QS. Ibrahim: 27)

Sehingga dia bisa menjawab; “Rabb-ku Allah, agama-ku Islam, Nabi-ku Muhammad”.

Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hamba-Ku benar, bentangkan untuknya surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan wanginya surga, kuburannya diluaskan sejauh mata memandang”.

Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat elok, pakaiannya sangat bagus, aromanya wangi. Dia mengatakan; “Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkan-mu. Kabar gembira dengan ridha Allah dan surga-Nya yang penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan”. Si mayit dengan keheranan bertanya, “Semoga Allah juga memberi kabar gembira untuk anda. Siapakah anda,wajah anda mendatangkan kebaikan”? Orang yang berwajah bagus itu menjawab; “Aku adalah amal shalehmu”.

Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika melihat neraka, dikatakan kepadanya; “Itulah tempatmu jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan tempatmu dengan tempat itu”. Kemudian si mayit menoleh kea rah surga”.

Melihat janji surga, si mayit berkata; “Wahai Rabb-ku, segerakanlah kiamat, agar aku bisa berjumpa keluarga dan hartaku. Lalu dikatakan kepadanya, “Tenanglah”!

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah dalam Al-Lamiyah:
Setiap orang yang hidup berakal, ketika berada di alam kubur
Disana amal akan menemaninya dan akan ditanya

2. Tanda-tanda hari kiamat.

Iman tentang tanda-tanda hari kiamat wajib diambil dari Al-Quran dan HaditsHadits yang shahih. Karena ini ranah aqidah dan keyakinan. Allah k dengan kasih sayang-Nya mengabarkan kepada Rasul-Nya tentang ciri-ciri akan terjadi hari kiamat. Agar menjadikan manusia semakin yakin akan adanya hari berbangkit.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, seorang lelaki bertanya kepada Nabi ﷺ dan berkata: “Kapan hari kiamat”? Rasulullah ﷺ mejawab; “Apa yang sudah engkau persiapkan untuknya”? orang itu berkata; “Tidak satupun, kecuali aka mencintai Allah dan RasulNya. Rasulullah ﷺ bersabda; “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai”.

a). Tanda – Tanda Kiamat Kecil

Para ulama Ahlu Sunnah membagi tanda kiamat kecil keadalam tiga bagian, yaitu:

Pertama: Tanda-tanda yang telah berlalu dan selesai. Seperti diutus dan wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, terbelahnya bulan dan terbunuhnya Umar.

Kedua: Tanda yang sudah terjadi dan terus berulang semakin banyak.
– Banyak anak-anak durhaka, wanita yang menjual aurat dan kehormatannya, masjid dijadikan tempat lewat dan tidak digunakan untuk ibadah, bahkan didalamnya dilakukan maksiat, musik masuk masjid, merokok didalam masjid, wanita-waniat bernyanyi dan bergoyang ria di dalam masjid, bahkan masjid-mesjid digunakan untuk membicarakan kepanitiaan pentas seni maksiat, olah raga dan perjudian.
– Munculnya nabi-nabi palsu yang mengaku dapat wahyu dari langit.
– Waktu terasa cepat dan pasar semakin dekat, banyak kematian mendadak, pembunuhan, gempa bumi sering terjadi, memberi salam hanya kepada yang dikenal saja, menghias masjid berlebih-lebihan.
– Banyak orang-orang yang berbicara tentang perkara besar dalam urusan agama Allâh ﷻ, namun tanpa ilmu, sehingga menghalalkan apa yang diharamkan Allah k dan sebaliknya.

Ketiga: Tanda yang Akan terjadi

– Perbandingan Jumlah Lelaki dan Wanita Yang Tidak Seimbang.
– Munculnya Imam Mahdi

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda; “Kiamat tidak akan terjadi, sampai salah seorang laki-laki dari keluargaku memimpin manusia. Namanya sesuai dengan namaku, nama ayahnya seperti nama ayahku. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan dan kedamaian”. (HR Ibnu Hibban 6824).

b). Tanda – Tanda Kiamat Besar

Dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Ada 3 tanda jika sudah keluar, maka tidak berguna lagi keimanan seseorang yang belum beriman sebelum itu atau belum berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu; “Terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang bumi”. (HR. Muslim (no. 158).

Dari Abu Sarihah Huzaifah bin Asid Al-Ghifari Radhiyallahu’anhu beliau berkata, bahwa Nabi ﷺ datang kepada kami, sedangkan kami tengah berbincang-bincang, lalu Nabi bertanya; “Apa yang kalian bicarakan?” Mereka menjawab; “Kami sedang membicakan tentang kiamat”. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi hingga terdapat sepuluh tanda; Khasf (ambruk) di Timur, ambruk di Barat, ambruk di Jazirah Arab, asap, Dajjal, keluarnya Dabbah (binatang bumi yang berbicara dengan manusia), Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari barat, dan api yang keluar dari jurang ‘And yang menggiring manusia”.

Dan yang ke sepuluh: turunnya Nabi Isa bin Maryam”. (HR Muslim no. 2901).

Fitnah Dajjal

Allâh ﷻ berfirman: “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ghafir: 57)

Berkata Imam Al-Baghawi Rahimahullah (w. 510 H): “Sebagian para ulama berkata: “lebih besar” maksudnya “dari pada penciptaan dan fitnah Dajjal, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, yaitu Yahudi yang selalu memperdebatkan Dajjal”. (Tafsir Ma’aalimu At-Tanzil fii Tafsiiri Al-Quran 7/153).

Hal ini sesuai penjelasan dalam Hadits yang shahih. Dari Hisyam bin ‘Aamir Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada satupun makhluk sejak diciptakan nabi Adam ‘alaihissalam hingga terjadinya hari kiamat yang fitnah dan ujiannya lebih besar dari pada Dajjal”. (HR. Muslim (no. 2946).

Dajjal secara bahasa artinya menutupi. Orang yang bedusta disebut dajjal, karena ia menutupi kebenaran dengan kebatilan dan sebaliknya.

Dajjal adalah fitnah, musibah dan ujian keimanan terberat yang pernah ada di muka bumi, karena kemampuan yang Allâh ﷻ titipkan kepada Dajjal luar biasa. Dajjal bisa menurunkan hujan, berjalan di muka bumi dalam waktu yang cepat, bisa menghidupkan orang mati sehingga dia mengaku sebagai Tuhana. Namun semua itu hanya ujian dan kedustaan, untuk menguji siapa yang beriman kepada Allâh ﷻ siapa yang imannya hanya ikut-ikutan. Berita tentang kemunculan Dajjal adalah berita yang mutawaatir dan pasti, berdasarkan dalil-dalil syariat.

Ciri-ciri Dajjal:Tidak lah seorang Nabi pun diutus kecuali telah memperingatkan umatnya terhadap yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya Dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Tertulis diantara kedua matanya “KAAFIR”. (HR. Bukhari (no. 7131) dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Dajjal akan muncul di daerah Timur, Khurasan Persia. Dia akan berkelana dimuka bumi selama 40 hari diikuti 70 ribu Yahudi Asbahan (salah satu nama kota di Iran), dan banyaknya pengikut Dajjal dari golongan wanita, satu hari pertama bagaikan 1 tahun.

Turunnya Nabi Isa Alaihissalam Adalah Keyakinan Islam Ahlu Sunnah wa Al-Jamaah.

Allâh ﷻ telah mengangkat Nabi Isa Alaihissalam dengan ruh dan jasadnya, dan akan turun sebelum hari kiamat dengan mengikuti syariat Rasulullahy, menegakkan keadilan dimuka bumi, mematahkan salib, membunuh Dajjal dan babi. Allâh ﷻ berfirman: “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar menjadi petanda akan datangnya tentang hari kiamat”. (QS. Az-Zukhruf: 61)

Hikmah diturunkan Nabi Isa Alaihissalam:

Pertama: Untuk membantah pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka mengaku telah membunuh dan menyalib Nabi Isa putra Maryam. Bahkan kelak justru Nabi Isa yang akan membunuh orang-orang Yahudi sekaligus Dajjal pimpinan Yahudi.
Kedua : Untuk membantah keyakinan syirik orang Kristen Nasrani yang menjadikan Nabi isa sebagai Tuhan, orang Nasrani menolak risalah Nabi Muhammad ﷺ, mengkultuskan Salib, menghalalkan babi, yang semua itu akan di basmi oleh Nabi Isa Alaihissalam. Andaikan saja milyaran umat Nasrani dimasa sekarang menegtahui hal ini.

Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj

Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dizaman Nabi Isa Alaihissalam, setelah terbunuhnya Dajjal. Ya’juj dan Ma’juj adalah dua suku (kabilah) keturunan nabi Adam yang pernah hidup semenjak zaman Zulkarnain.

Raja Zulkarnain dengan petunjuk dan ilmu dari Allâh ﷻ membangun dinding atau bendungan yang kokoh dan tinggi antara dua gunung dengan besi-besi yang disusun kemudian dibakar, ditutup (coran) cairan tembaga atau logam yang meleleh setelah dipanaskan, sehingga Ya’juj dan Ma’juj terpenjarakan ditempat itu dan mereka tidak mampu memanjat dan membobol bendungan itu.

“Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” (QS. Al-Kahfi: 94).

“Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya”. (QS. Al-Kahfi: 97)

Ya’juj dan Ma’juj akan keluar sebelum hari kiamat, mereka berusaha melubangi dinding itu setiap hari, namun suatu saat mereka akan diberi kemampuan oleh Allâh ﷻ membobol dinding itu tatkala mereka mengucapkan kalimat in syaa Allah . Ya’juj dan Ma’juj akan membuat kerusakan dimuka bumi, meminum air sungai, dan menumpahkan darah, dan itu menujukkan sudah dekatnya terjadi hari kiamat. Itu suatu janji yang pasti.

3. Hari Berbangkit, Mahsyar Hingga Surga Atau Neraka

Hancurnya alam semesta adalah satu yang pasti dan tidak dipungkiri. Allâh ﷻ Zat Yang Maha Terpuji telah menjanjikan kehancuran itu dalam kitab suci. Peringatan itu sering diulangi agar manusia yang sering lalai untuk benar-benar berbenah diri. Tiada yang kekal didunia ini, dunia disifati dengan kefanaan dan tak abadi, semuanya akan berakhir disuatu saat nanti, maka ambillah perbekalan untuk pulang kampung halaman asli. Usia dunia semakin tua dan mendekat kepada janji yang pasti.

Peniupan sangkakala

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah”. (QS. AlHaqqah: 13-16)

“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anakanaknya”. (QS. Abasa: 33-36)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda : “Jarak antara kedua tiupan empat puluh.” Abu Hurairah a bertanya, Apakah empat puluh hari? Beliau menjawab: Aku belum bisa memastikan. Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bertanya lagi, Apakah empat puluh bulan? Beliau menjawab; Aku belum bisa memastikan. Ditanya lagi, apakah empat puluh tahun? Beliau menjawab: Aku belum bisa memastikan”. Kemudian Allah menurunkan air hujan dari langit, maka merekapun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada satu jasadpun dari manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya,dan dari sanalah manusia akan tersusun kembali pada hari kiamat”. (HR. Bukhari (no. 4935) Muslim (no. 2955).

Kondisi manusia ketika dibangkitkan tanpa pakaian, tidak pakai sendal dan tidak punya apapun. Manusia akan dikumpulkan di padang yang lapang dan putih tidak alamat pengenal, Allâh ﷻ berfirman: “Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (Rabb) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)”. (QS. Yasin: 51-52)

Al-Haudh (Telaga)

Al-Haud artinya telaga, tempat berkumpulnya air. Ketika manusia berdiri menunggu persidangan, maka seluruh manusia ditimpa kehausan yang luar biasa, matahari yang begitu panas membuat manusia kehausan. Disaat yang seperti itu, telaga para Nabi jawabannya. Maka setiap umat akan menemui Nabi-Nabi mereka untuk minum ditelaga masing-masing Nabi. Setiap para Nabi punya telaga. Dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda :

“Sungguh setiap para nabi memiliki Haudh (telaga), dan setiap mereka bangga dengan umat yang paling banyak meminumnya, dan aku berharap akulah yang paling pengikutnya. (HR Tirmidzi 2443).

Adapun telaga Nabi Muhammad ﷺ dikhususkan untuk ummat beliau, dan Rasulullah n akan mendahului ummatnya ke telaga untuk memberi minum ummat beliau. semoga Allâh ﷻ tidak menghalangi kita minum di telaga Rasulullah ﷺ. Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh aku telah mendahului kalian ke Telaga. Siapa yang melewati ku akan meminumnya, dan siapa yang minum dari telaga itu tidak akan haus selama-lamanya. Kemudian diperlihatkan kepadaku beberapa kaum, aku mengenalnya dan mereka megenaliku, kemudian tiba-tiba dihalangi antara aku dan mereka. Maka akupun berkata; “Mereka adalah umatku”. Maka dikatakan kepadaku; “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang sudah mereka perbuat dalam urusan agama sepeninggalanmu. Maka akupun berkata; “Menjauhlah, menjauhlah! Siapa saja yang merobah-merobah agama setelah aku tiada”. (HR. Al-Bukhari (no. 6583) Muslim (no. 2290).

Hisab ( Hari Perhitungan)

Setelah penungguan yang lama, maka Allâh ﷻ datang dengan para malaikat bershaf-shaf (berbaris-baris) untuk memulai persidangan.

Allâh ﷻ berfirman; “Dan datanglah Rabb-mu; sedang malaikat berbaris-baris. (QS. Al-Fajr: 22).

Pada hari itu akan dinampakkan seluruh amal perbuatan masing masing, dimana setiap hamba akan datang menghadap berbicara dengan Allâh ﷻ sendiri sendiri tanpa penerjemah. Dan masing-masing diri akan di audit oleh Allâh ﷻ. Tidaklah satupun amal kebaikan kecuali akan dinampakkan dan dibalas.

فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦفَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”. (QS. Al-Insyiqaq: 7-8)

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anhu, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ membaca doa disebagian shalatnya:

اللّٰهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَاباً يَسِيْرًا

Ya Allah hisablah aku dengan hisab yang ringan.”

‘Aisyah Radhiyallahu’anha melanjutkan; “Setelah Rasulullah ﷺ selesai shalat, akupun bertanya;

“Wahai Rasulullah, apa itu Hisab yang mudah? Rasulullah ﷺ menjawab: “Diperlihatkan kepadanya buku catatan amalnya, dan Allah ﷻ memaafkannya. Siapa saja yang di hisab dengan pertanyaan yang banyak, maka dia akan diazab”.
(HR. Bukhari (no. 4966).

Dari Sahabat ‘Adhy bin Hatim Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda; “Tidak seorangpun dari kalian kecuali dia akan berbicara dengan Rabb-nya, dan tidak ada pembatas anatara dia dan Allah, dan tidak pula penerjemah”. (HR. Bukhari (no. 6539).

Dikala itu lisan tidak lagi dapat berbicara, yang berbicara adalah tangan, kaki bahkan kulit pun ikut menjadi saksi untuk mengungkap seluruh perbuatan setiap hamba semasa di dunia. Allâh ﷻ berfirman: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. (QS. Yasin: 65)

“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan”. (QS. Fusshilat: 20-21)

Allâh ﷻ memperlakukan beda antara orang-orang yang beriman dengan orang kafir. Orang-orang yang beriman akan dihisab dengan cara sendiri dan Allâh ﷻ akan berbuat baik kepadanya, mengampuni dosa-dosanya.

Mizan (Timbangan)

Setelah itu akan di tegakkan Mizan (neraca timbangan), dimana semua amal perbuatan setiap insan akan ditimbang dengan adil dan detail, jika amal kebaikannya lebih berat, maka itulah penduduk surga dan abadi selamanya, adapun yang kebaikannya sedikit, dan dosanya lebih berat ditimbangan, maka merugilah ia. Allâh ﷻ berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan”. (QS. Al-Anbiya: 47)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh pada hari Kiamat akan didatangkan seorang lelaki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang disisi Allah tidak lebih berat dari sebelah sayap nyamuk”.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, bacalah firman Allah: “Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari Kiamat”. (QS. Al-Kahfi: 105)869 f)

Az-Zhulmah (Kegelapan)

Setelah proses penimbangan amal perbuatan, Setelah itu datang zulmah, kegelapan, Allâh ﷻ jadikan padang mahsyar menjadi gelap yang luar biasa, dan Allâh ﷻ perintahkan manusia berkelompok kelompok untuk melintasi jembatan sirath, dan tentulah situasi itu amat mengerikan, maka manusia membutuhkan cahaya penerang.

Adapun kafir akan langsung dilemparkan ke dalam neraka yang menyala nyala. Manusia akan dikumpulkan berkelompok-kelompok, mereka dipisahkan oleh Allah k sesuai kawan bermain, konco arek semasa didunia. Orang kafir sesama orang kafir, yahudi sesama yahudi, ksristen sesama kristen, budha sesama budha, hindu sesama hindu, ahli maksiat sesama ahli maksiat, pezina sesama pezina, munafiq sesama munafiq, untuk digiring kedalam Neraka.

As-Shirath

Diantara peristiwa besar di padang mahsyar, yaitu adanya as-Sirath. As-Shirath adalah jembatan yang terbentang diatas permukaaan neraka menuju Qantarah dan surga Allâh ﷻ. Hal ini disepakati oleh seluruh ulama-ulama ahlu sunnah berdasarkan dalildalil yang terang. Allâh ﷻ berfirman; “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”. (QS. Maryam: 71)

“Maka dibentangkanlah Sirath ditengah permukaan Jahannam, aku dan ummatku yang pertama sekali melewatinya dari golongan para rasul, dan tidak seorangpun yang berani berbicara dihari itu kecuali para rasul. Dan ucapan para Rasul saat itu: “Wahai Allah, selamatkanlah… selamatkanlah”. (HR. Bukhari (no. 806) dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Qantharah

Qantharah adalah tempat terakhir antara surga dan neraka. Setelah orang beriman selamat melewati sirath, maka mereka akan ditahan disebuah tempat yang alQontharah, yang terletak sebelum surga. Disana akan dibersihkan hati dan dosa penduduk surga sebelum memasukinya. Apa yang terjadi di al-Qantharah?

Di Qantharah akan di lakukan qishash untuk membersihkan sisa-sisa kezhaliman, menghilangkan dendam, hasad, rasa dengki diantara orang-orang beriman. Namun qishashnya lebih ringan, karna sebagian besar telah dibersihkan pada Hisab pertama. Sehingga penduduk surga benar benar suci dan tidak menyimpan sedikitpun kebencian dan penyakit hati.

“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai”. (QS. Al-A’raf: 49)

Sahabat Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu’anhu menceritakan, bahwa Nabi kita Muhammad ﷺ menjelaskan peristiwa yang terjadi di Qantharah:

“Orang-orang beriman yang telah selamat dari neraka (setelah melewati sirath) akan tertahan di Qantharah (sebuah jembatan/tempat) diantara surga dan neraka. Kemudian ditegakkanlah qishosh terhadap sebagian mereka akibat kezhaliman yang terjadi antara mereka semasa di dunia. Setelah dibersihkan dan bebas (dari kezhaliman), barulah mereka dizinkan masuk surga. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang di antara mereka lebih kenal terhadap tempat tinggalnya di surga Allah dari pada tempat tinggalnya semasa di dunia.” (HR Bukhori (no. 2440, 6535).

Adapun yang digunakan untuk penebus kezholiman dengan pahala, karna harta pada hari itu tidak lagi berguna, namun setiap orang beriman yang sudah sampai di Al Qantharah sudah alamat kebahagiaan, karna pembersihan yang dilakukan hanya kezhaliman-kezhaliman kecil, setelah itu mereka akan segera masuk ke surga Allâh ﷻ yang penuh ni’mat dan kebahagiaan, abadi didalamnya.