بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online – Ahad
Wakra, 26 Rajab 1446 / 26 Januari 2025
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Hikmah di Balik Ibadah

Ibadah adalah seluruh amalan baik perkataan atau perbuatan yang dicintai Allah ﷻ dan Rasul-Nya. Dan Allah ﷻ menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِْنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku [Adz Dzariyat 51: 57].

Allah ﷻ menciptakan kita agar beribadah hingga memiliki ketakwaan,

ياَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِىْ خَلَقَكُمْ وَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:22].

Hikmah ibadah ada dua: hikmah dunia dan akhirat.

  • Hikmah Dunia:

1. Mendapatkan ketenangan Hati.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Di dalam hati ini terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Ada kesepian yang tidak dapat dihilangkan kecuali berhubungan dengan Allah ﷻ. Ada penyesalan yang tidak dapat tenang kecuali kebahagian mengenal Allah dan segera menuju kepada-Nya”. (Ibnul Qoyyim, Tarbiyah Jihadiyah 4)

Ketenangan dengan ibadah sholat. Orang yang menikah akan mendapatkan ketenangan. Orang yang bertauhid akan tenang dan berserah diri.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Ar-Ra’d Ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.”

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.

2. Terlatih disiplin dan tertib.

Kita lihat ibadah Shalat yang ditentukan waktunya.

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa’ Ayat 103).

Maka kedisiplinan sholat akan melatih kita disiplin dan tertib.

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim no. 783).

Imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata jika engkau melihat lelaki yang menyia-nyiakan shalat, maka amalan-amalan lainya pun dia akan meremehkannya.

يا ابن آدم، وماذا يعز عليك من دينك، إذا هانت عليك صلاتك

“Duhai manusia! Ibadah apa lagi yang engkau hargai dalam agamamu, apabila shalat saja sudah engkau anggap remeh.” (Mausu’ah Ibnu Abi ad-Dunya, jilid 1, hlm. 341)

3. Ibadah Mendatangkan Rizki

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 132:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

Perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat, dan bersabar dan beristiqamahlah dalam menjalankan perintah ini. Kami tidak membebanimu untuk memberi rezeki kepada dirimu dan keluargamu, namun Kami-lah yang memberi rezeki kepada kalian semua. Dan kesudahan yang baik di akhirat berupa surga hanya bagi orang-orang yang bertakwa.

Firman Allah ﷻ :

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Dan sesiapa yang bertaqwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya), nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (daripada segala perkara yang menyusahkannya). Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya.”

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata : Taqwa mendatangkan rizki barangsiapa yang memperbanyak ibadahnya maka Allah ﷻ akan memperbanyak rezekinya.

4. Dijauhkan dari perbuatan buruk.

Biasanya seseorang yang mencirikan diri seorang muslim, berpakaian syar’i, berjenggot dan lainnya maka akan dijaga Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al Ankabut ayat 45:

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda : “Siapa yang menunaikan sholat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Siapa membunuh orang yang menunaikan sholat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka.” (HR Ibnu Majah).

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu berkata shalat adalah pelindung bagi siapa saja yang menginginkan penghalang dari maksiat.

5. Menumbuhkan rasa syukur

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, syukur adalah separuh dari agama, sabar adalah separuh lainnya. Dan shalat mencakup keduanya sekaligus.

Allah ﷻ berfirman,

اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ ١٩

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar lagi sangat bersyukur.” (QS Saba: 19)

  • Hikmah Akhirat:

1. Dimudahkan masuk ke dalam surga.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 82:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.

Dalam sebuah hadits:

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( أيُّهَا النَّاسُ : أَفْشُوا السَّلامَ ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ )) .

Dari ‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, bagikanlah makanan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

[HR. Tirmidzi, no. 2485; Ibnu Majah, no. 1334, 3251; Ahmad, 5:451; Ad-Darimi, 1:340-341, 2:275; Al-Hakim, 3:13, dari jalur ‘Auf bin Abi Jamilah, dari Zararah bin Abi Awfa, dari ‘Abdullah bin Salam. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].

2. Penyelamat dari Neraka

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran Ayat 185:

فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Dalam hadits disebutkan,

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ » . قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ

Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)

3. Timbangan amalnya diperberat di akhirat.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694).

Sangat banyak keutamaan ibadah dan poin-poin di atas hanya sebagian yang dapat memacu semangat kita untuk lebih giat dalam beribadah.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم