بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Ahad – Doha
Membahas: Mulakhas Fiqhi – Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Bersama Ustadz Hanafi Abu Arify 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Doha, 14 Shafar 1446 / 18 Agustus 202



 

KITAB SHALAT

BAB: HAL YANG DISUNNAHKAN DAN DIPERBOLEHKAN DALAM SHALAT

  • Orang yang sedang shalat, dibolehkan mengenakan pakaian dan sejenisnya, membawa dan meletakkan sesuatu, membuka pintu, atau membunuh ular dan kalajengking.

Selama benda yang dibawa suci dan tidak najis.

Boleh Menggendong anak Ketika Shalat

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ ( قَالَ : { كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ , فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا , وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

وَلِمُسْلِمٍ : { وَهُوَ يَؤُمُّ اَلنَّاسَ فِي اَلْمَسْجِدِ } .

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika beliau sujud, beliau meletakkannya dan jika beliau berdiri, beliau menggendongnya.” (Muttafaqun ‘alaih. Dalam riwayat Muslim, “Sedang beliau mengimami orang-orang di masjid.”) [HR. Bukhari, no. 516 dan Muslim, no. 543]

Harus dipastikan anak yang digendong tidak membawa najis. Demikian disampaikan juga oleh Imam Ahmad 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.

Ibnu Qudamah rahimahullah dalam ‘Mugni, (1/403) mengatakan, “Kalau orang yang shalat membawa botol di dalamnya ada najisnya yang tertutup. Maka shalatnya tidak sah. Karena dia membawa najis yang tidak dimaafkan di tempat yang tidak tepat. Maka seperti kalau (najis) itu di badan atau bajunya.” (Silahkan lihat Al-Mausuah Al-Fiqhiyah, 40/99, Al-Majmu,3/157, Kasyful Qana, 1/289).

🏷️ Batalnya shalat terbatas kalau orang shalat menggendong bayi sementara dia mengetahui ada najis. Jika dia tidak mengetahui  atau dia mengetahui Cuma lupa. Maka shalatnya sah.

Nawawi rahimahullah mengatakan dalam ‘Majmu, (3/163), “Mazhab para ulama bagi orang shalat dengan adanya najis karena lupa atau tidak mengetahuinya. Kami telah sebutkan bahwa yang paling kuat dalam mazhab kami adalah diwajibkan mengulangi dan ini pendapat Abu Qulabah dan Ahmad. Sementara jumhur ulama mengatakan, tidak perlu mengulanginya. Diceritakan Ibnu Munzir dari Ibnu Umar, Ibnu Musayyab, Towus, Atho’, Salim bin Abdullah, Mujahid, Sya’bi, Nakho’I, Zuhri, Yahya Al-Anshori, Auza’I, Ishaq, Abu Tsaur. Ibnu Munzir, dan ini pendapat saya juga. Dan ini mazhabnya Rabi’ah, dan Malik. Ia kuat dari sisi dalilnya dan ia adalah pilihan.”

– Membuka pintu saat shalat.

Hendaknya jangan tergesa-gesa, ucapkan Subhanallah bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi wanita.

Ibnu Baz rahimahullahu menjelaskan, jika dalam shalat sunnah diingatkan dengan membaca tasbih bagi laki-laki dan tepuk tangan bagi wanita. Maka ini sudah cukup. Tetapi jika jauh, boleh membatalkan shalat.

Dalam shalat fardhu, jika perkara yang penting, maka boleh membatalkan shalat (Syaikh Fauzan dalam fatwanya).

– Boleh membunuh ular dan kalajengking.

Karena Nabi ﷺ , pernah memerintahkan membunuh ular dan kalajengking. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, serta dinyatakan shahih oleh beliau.

Namun demikian, tidak sepatutnya ia melakukan banyak gerakan yang bersifat dibolehkan di dalam shalat, kecuali jika mendesak. Apabila seseorang melakukan banyak gerakan yang tidak perlu dalam shalat, secara berturut-turut, maka shalatnya batal. Karena hal tersebut bertentangan dengan (prinsip) shalat dan menyibukkannya dari shalat.

Apabila orang yang sedang shalat mendapati sesuatu, seperti adanya orang yang meminta izin menemuinya, atau mendapati imam lupa, atau khawatir teriadi sesuatu yang membahayakan seseorang, maka ia boleh mengingatkan.

Caranya, bagi pria cukup dengan bertasbih, dan bagi wanita dengan menepukkan bagian dalam telapak tangan kanannya, ke punggung jari-jemari tangan kirinya.

Berdasarkan sabda Nabi ﷺ : “Jika ada sesuatu yang mengingatkanmu (dalam shalat) maka hendaknya kaum lelaki bertasbih dan kaum wanita menepukkan tangannya.” (HR. Bukhari Muslim).

  • Mengucapkan Salam kepada Orang yang sedang Shalat

Mengucapkan salam kepada orang yang sedang shalat, tidaklah dilarang, apabila orang yang shalat itu diyakini tahu cara menjawabnya. Orang yang sedang shalat, menjawab salam cukup dengan isyarat tangan saja, saat ia masih shalat, bukan dengan ucapan. Ia tidak boleh menjawab, “Wa’alaikumussalam.”

Kalau ia menjawab dengan ucapan seperti itu, maka shalatnya batal. Karena berarti ia berbicara dengan manusia di dalam shalat. Ia boleh menunda menjawab dengan ucapan, hingga selepas shalat.

وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ – رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-]قَالَ] : { قُلْتُ لِبِلَالٍ : كَيْفَ رَأَيْتَ اَلنَّبِيَّ صلّى الله عليه وسلّم يَرُدُّ عَلَيْهِمْ حِينَ يُسَلِّمُونَ عَلَيْهِ , وَهُوَ يُصَلِّي ? قَالَ : يَقُولُ هَكَذَا , وَبَسَطَ كَفَّهُ } أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku bertanya kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu, ‘Bagaimana engkau melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam mereka ketika beliau sedang shalat?” Bilal menjawab, “Begini, sambil ia membuka telapak tangannya.”

(Dikeluarkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi, disahihkan oleh Tirmidzi) [HR. Abu Daud, no. 927 dan Tirmidzi, no. 368. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini sahih. Lihat Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2:382-383].

Tetapi jika takut menggangu dan orang awam yang tidak paham, maka tidak dianjurkan memberi salam kepada orang yang sedang shalat. (Pendapat Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱).

  • Orang yang shalat boleh saja membaca beberapa surat Al-Qur’an dalam satu rakaat.

Berdasarkan riwayat dalam hadits shahih, bahwa Nabi ﷺ, pernah membaca surat al-Baqarah, Ali’Imran dan an-Nisaa’ dalam satu raka’at shalatnya. (HR. Muslim).

Ia juga boleh mengulang-ulang membaca satu surat, dalam dua raka’at dan membaca satu surat dengan dibagi pada dua rakaat.Ia juga boleh membaca bagian tengah surat atau bagian akhirnya saja, berdasarkan hadits Ahmad dan Muslim, dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Nabi ﷺ, pernah membaca ayat berikut dalam raka’at pertama shalat sunnah Shubuh:

قُوۡلُوۡٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنۡزِلَ اِلَيۡنَا…

“Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan kepada Kitab yang diturunkan kepada kami…” (QS. Al-Baqarah: 136)

Kemudian pada rakaat kedua, beliau membaca ayat:

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ…

“Katakanlah, hai Ahlul Kitab, mari menuju satu kalimat yang sama di antara kita…” (QS. Ali ‘Imran: 64)

Juga berdasarkan keumuman firman Allah ﷻ :

…فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ…

“… Maka bacalah yang mudah bagi kalian dari Al-Qur’an…” (QS. Al-Muzzammil: 20)

Akan tetapi, seyogyanya hal itu tidak dilakukan terlalu sering, namun sesekali saja.

  • Orang yang shalat boleh ber-ta’awudz (memohon perlindungan kepada Allah) saat membaca ayat adzab, dan memohon kepada Allah saat membacaayat rahmat. Ia iuga dibolehkan bershalawat kepada Nabi ﷺ, saat membaca ayat yang menyebut nama beliau. Karena bershalawat saat disebut nama Nabi ﷺ, itu sangatlah ditekankan.

Demikianlah sejumlah perkara yang dianjurkan dan diperbolehkan dalam shalat, yang kami paparkan kepada pembaca. Kami berharap, pembaca dapat mengambil pelajaran dari pemaparan ini dan mengamalkannya Sehingga pembaca dapat mengenal dan meyakini ajaran agama ini.

Kita memohon kepada Allah, agar diberi tambahan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.

Perlu diketahui, bahwa shalat adalah ibadah yang agung, tidak boleh diamalkan atau diucapkan di dalamnya kecuali dalam batasan-batasan syari’at yang diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ. Hendaknya anda memperhatikan shalat anda, dan mengetahui hal-hal yang dapat menyempurnakannya ) atau dapat mengurangi nilainya. Sehingga anda dapat melaksanakannya dengan cara yang paling sempurna.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم