بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Qatar Ke-22 Pertemuan 4
Bersama: Ustadz Mubarak Bamualim, Lc, M.H.I 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Messaied, 11 Mei 2023 / 21 Syawal 1444H
Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Ustadz mengawali kajian dengan berterima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan.
Materi kali ini berkaitan dengan syahadat yang kedua yaitu:
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ الله
“Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulnya”.
Allâh ﷻ berfirman dalam QS. Al-Anbiya’ Ayat 107:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Aku adalah Rahmat yang diberikan petunjuk. (H.R. Hakim).
Maka, selayaknya kita bersyukur atas kedatangan beliau kepada kaum mukminin. Dan atas nikmat hidayah dilahirkan dalam keadaan muslim. Dalam QS Ali Imran ayat 104 Allâh ﷻ berfirman :
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Apa kewajiban kita kepada beliau Rasulullah ﷺ? Beliau memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki para nabi yang lain dan melalui beliau kita mendapat hidayah.
Diantara kekhususan beliau antara lain:
- Risalah beliau tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk para jin.
Para rasul sebelumnya, dakwah dilakukan oleh almundziruun (golongan jin yang mengingatkan mereka). Dalam QS. Surat Saba’[34]:28
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ (٢٨)
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Nabi terakhir yang rendah hati dan berakhlak mulia ini pada hakekatnya memiliki kelebihan-keleihan yang banyak dari para nabi dan rasul yang lain. Sebagian dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki beliau, sedikitnya ada enam macam yang beliau sebutkan dalam sabdanya:
فُضِّلْتُ عَلىَ اْلأَنْبِياَءِ بِسِتٍّ : اُعْطِيْتُ جَوَامِعَ اْلكَلِمَ وَ نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، وَاُحِّلْتُ لِيَ اْلغَنَائِمُ وَجُعِلْتُ لِيَ الأَرْضُ طَهُوْرًا وَمَسْجِدًا وَأُرْسِلْتُ اِلَى الْخَلْقِ كآفّةً وَخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ
“Aku dilebihkan dari para nabi yang lain dengan enam keistimewaan berupa; (1) diberikan kepadaku “jawami’ al-kalim (seseorang yang memiliki kemampuan menyusun kalimat yang ringkas tetapi memiliki jangkauan makna yang luas dan kalimatnya menarik)”, (2) aku diberikan pertolongan dalam peperangan dengan tergetarnya hati musuh, (3) dihalalkan bagiku harta rampasan perang, (4) dijadikan bagiku bumi untuk bersuci dan bersujud, (5) aku diutus bagi semua makhluk, dan (6) aku sebagai Nabi yang terakhir.” (HR. Muslim: 812, al-TirmidzI: 1474, dan Ahmad: 21130) .
Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan secara marfū’: “Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah seorang pun di kalangan umat ini, Yahudi atau Nasrani, mendengar tentang aku, kemudian dia mati dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” Hadis sahih – Diriwayatkan oleh Muslim
- Rasulullah ﷺ adalah Nabi Terakhir
Sesuai dengan hadits di atas.
- Allâh ﷻ meneguhkan Rasulullah ﷺ dengan mukjizat terbesar yaitu Al-Qur’an
Allâh ﷻ yang menjaganya hingga hari akhir.
- Umat Rasulullah ﷺ adalah sebaik-baik umat dan penghuni surga terbanyak
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Rasulullah ﷺ bersabda: sesungguhnya kalian sebagai penggenap dari 70 umat. HR Tirmidzi dan Ibnu Majah menjelaskan sabda Rasulullah “Kalian menyempurnakan tujuh puluh umat dan kalian adalah manusia terbaik dan termulia di sisi Allah”. Umat Nabi Muhammad ﷺ telah ditetapkan Allah sebagai umat terbaik dan termulia sebab menyuruh pada kebaikan dan mencegah kepada kebatilan lagi beriman kepada Allah.
- Penghulu Manusia di Hari kiamat
Dari Abu Hurairah berkata: Rasûlullâh bersabda: “Aku adalah pemimpin anak cucu Adam pada hari Kiamat; yang pertama kali bangkit dari kubur, yang pertama kali memberi syafaat, dan yang pertama kali syafaatnya diterima. (HR. Muslim dalam awal-awal kitab fadhaa’il dari Shahih Muslim).
Dalam riwayat lain:
Dari hadits Ubay Ibni Ka’ab bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كُنْتُ إِمَامَ النَّبِيِينَ وَ خَطِيْبَهُمْ وَ صَاحِبَ شَفَاعَتِهِمْ غَيرْ فَخْرٍ
Apabila telah saatnya hari kiamat akulah Imam para Nabi, pembicara mereka dan pemberi syafa’at mereka dan bukannya sombong. [Riwayat Tirmidzi, dihasankan oleh Imam Al-Albani].
- Yang memiliki syafaat terbesar di hari kiamat
Asy-Syafaat al-Udzma’ adalah Syafa’at Nabi Muhammad ﷺ. Dalam sebuah hadits yang panjang, Nabi ﷺ bersabda,
“Aku adalah penghulu seluruh manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa demikian? Allah mengumpulkan seluruh manusia yang terdahulu sampai yang akan datang pada satu dataran tanah, sehingga penyeru dapat memperdengarkan (suaranya) kepada mereka semuanya, dan pandangan dapat melihat mereka, serta matahari mendekat mereka. (Lalu manusia mengalami kesedihan dan kengerian pada batas yang mereka tidak mampu dan sabar menanggungnya), lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, ‘Apakah kalian tidak melihat keadaan yang kalian hadapi dan yang menimpa kalian ini? Tidakkah kalian memiliki melihat, siapa yang dapat memberikan syafaat untuk kalian kepada Rabb kalian?’ Sebagian lainnya menyatakan (kepada sebagian yang lain), ‘Datanglah kepada bapak kalian Adam’, Lalu mereka mendatanginya dan berkata, ‘Wahai Adam! Engkau adalah bapaknya seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan dari ruh-Nya kepadamu, serta memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud padamu dan Allah juga menempatkanmu di surga, tidakkah engkau (bisa) memintakan syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami?’ Lalu beliau menjawab, ‘Sungguh, pada hari ini Rabbku telah marah dengan kemarahan yang mana Dia belum pernah marah sebelum ini seperti itu, dan tidak juga marah setelahnya seperti itu. Allah melarangku dari suatu pohon, namun aku melanggarnya. Diriku sendiri butuh syafaat, diriku butuh syafaat. Silakan pergi menemui selainku, pergilah menemui Nuh’.”
“Lalu mereka menemui Nuh seraya berkata, ‘Wahai Nuh! Engkau adalah rasul pertama dari penduduk bumi, dan Allah telah menamakanmu sebagai hamba yang bersyukur. Tidakkah engkau dapat memintakan syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami?’ Lalu beliau menjawab, ‘Sungguh, Rabbku sedang murka pada hari ini, yang mana Dia belum pernah murka seperti itu dan tidak juga marah setelah hari ini seperti itu. Sungguh, dahulu aku memiliki satu doa yang aku gunakan untuk menghancurkan kaumku. Diriku sendiri butuh syafaat, diriku butuh syafaat. Pergilah menemui selainku, pergilah kalian menemui Ibrahim!’.
“Lalu mereka menemui Ibrahim seraya berkata, ‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah nabi Allah dan kekasih-Nya dari penduduk bumi, mintalah syafaat untuk kami kepada Rabbmu! Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami?’ Lalu beliau menjawab, ‘Sungguh, Rabbku sedang murka pada hari ini, yang mana Dia belum pernah murka seperti itu dan tidak juga marah setelah hari ini seperti itu. Aku dahulu pernah berdusta dengan tiga kedustaan -lalu beliau sebutkan hal tersebut-, diriku sendiri butuh syafaat, diriku sendiri butuh syafaat. Pergilah menemui selainku, pergilah menemui Musa’.”
“Lalu mereka menemui Musa seraya berkata, ‘Wahai Musa! Engkau Rasulullah, Allah muliakan engkau atas manusia dengan kerasulan dan kalam Allah (engkau berbicara langsung dengan Allah), mintalah syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami?’ Lalu beliau menjawab, ‘Sungguh, Rabbku sedang murka pada hari ini, yang mana Dia belum pernah murka seperti itu dan tidak juga marah setelah hari ini seperti itu. Aku pernah membunuh jiwa yang mana aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya, maka diriku sendiri butuh syafaat, diriku butuh syafaat. Pergilah menemui selainku, pergilah menemui Isa’.”
“Lalu mereka menemui Isa seraya berkata, ‘Wahai Isa, engkau adalah Rasul Allah, kalimat-Nya, dan ruh dari-Nya yang diberikan kepada Maryam, dan engkau telah berbicara pada manusia dalam keadaan bayi. Maka mintalah syafaat untuk kami kepada Rabbmu. Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami?’ Lalu beliau menjawab, ‘Sungguh, Rabbku sedang murka pada hari ini, yang mana Dia belum pernah murka seperti itu dan tidak juga marah setelah hari ini seperti itu -dan beliau tidak menyebut satu dosa pun-, diriku sendiri butuh syafaat, diriku butuh syafaat. Pergilah menemui selainku, pergilah menemui Muhammad’.”
“Lalu mereka menemuiku seraya berkata, ‘Wahai Muhammad, engkau adalah Rasul Allah dan penutup para nabi, Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang telah lalu atau yang akan datang, mintalah syafaat untuk kami kepada Rabbmu. Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami?’ Lalu aku pergi dan datang di bawah ‘Arsy, lalu aku bersujud kepada Rabbku kemudian Allah memberiku ilmu cara memuji Allah dengan sanjungan dan pujian-pujian yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku. Kemudian diseru kepadaku, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepalamu (bangunlah), mintalah pasti diberi, dan mintalah syafaat pasti dikabulkan syafaatnya” (HR. Muslim No. 194).
- Beliau memiliki kedudukan tertinggi di surga (Shohibul Wasilah)
Al-wasilah artinya tingkatan di atas tingkatan semua makhluk, dan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah menafsirkan hal ini di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin Ash Radhiyallahu ‘Anhu bahwa dia mendengar Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
“Bila kalian mendengar muadzin, maka katakanlah seperti yang dikatakan muadzin, kemudian bershalawatlah kalian kepadaku, maka sesungguhnya siapa yang bershalawat kepadaku dengan satu shalawat, maka Allah akan bershalawat kepada orang itu sepuluh kali, kemudian mintakanlah al-wasilah untukku kepada Allah, karena sesungguhnya al-wasilah itu adalah satu kedudukan di surga yang tidak layak dimiliki kecuali untuk salah seorang dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah orang itu, maka barangsiapa yang memintakan al-wasilah untukku, maka halallah syafaatku untuknya.” (HR. Muslim 577)
Kewajiban Umat kepada Nabi ﷺ yang Menjadi Hak Beliau ﷺ
- Beriman kepada beliau secara terperinci akan risalah dan kenabian beliau
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat At Taghabun ayat 8:
فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالنُّوْرِ الَّذِيْٓ اَنْزَلْنَاۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dalam QS Al Araf ayat 168:
فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.
- Beriman bahwa Nabi ﷺ telah menyampaikan risalah secara sempurna (tidak ada yang disembunyikan)
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Taubah ayat 128:
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
- Mencintai beliau ﷺ, setelah mencintai Allah, dan mendahulukan cinta kepada keduanya daripada cinta kepada selain keduanya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas, berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda;
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak beriman seorang hamba hingga aku lebih dia cintai daripada keluarga, harta dan manusia seluruhnya.‘” (HR. Bukhari).
Cinta kepada Rasulullah ﷺ perlu pembuktian dengan mengikuti dan mempelajari sunnah-sunnah beliau dengan mempelajari sirah Nabi ﷺ.
- Mengagungkan dan memuliakan beliau sesuai batas syariat
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Fath ayat 9:
لِّتُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُعَزِّرُوْهُ وَتُوَقِّرُوْهُۗ وَتُسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا
agar kamu semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya pagi dan petang.
Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tu’azziruhu ialah membesarkan-Nya (Al-Fath: 9) berasal dari kata at-tauqir, artinya menghormati, memuliakan, dan mengagungkan.
Qatadah mengatakan tu’azziruhu artinya tanshuruhu dengan menolong agamanya, sunnahnya dan ajarannya. Juga memuliakan beliau.
- Bershalawat dan salam kepada Beliau ﷺ
Allah subhânahû wa ta’âlâ di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56 berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh.”
Setidaknya ada dua poin besar yang bisa dipahami dari ayat di atas, yakni: Pertama, Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Kedua, adanya perintah bagi orang-orang mukmin untuk bershalawat dan bersalam kepada beliau.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم.
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).
- Mengakui semua kemuliaan yang Allâh ﷻ anugerahkan kepada Beliau ﷺ
Ini akan menjadikan kita lebih mencintai beliau.
- Tidak boleh melampaui batas kepada Nabi ﷺ
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 110:
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku sebagaimana orangorang berlebih-lebihan terhadap putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka hendaklah kalian mengatakan, “Hamba Allah dan RasulNya.” (HR. Bukhari).
- Mencintai Ahlul Bait beliau
Mereka adalah wasiat Nabi ﷺ. Beliau ﷺ bersabda,
وأهلُ بَيتِي، أُذكِّرُكم اللهَ في أهل بيتِي، أُذكِّرُكم اللهَ في أهل بيتِي، أُذكِّرُكم اللهَ في أهل بيتِي
“Dan keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang ahlu baiti (keluargaku), aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang ahlu baiti keluargaku.” (HR. Muslim).
- Mencintai Para sahabat
Jangan seperti golongan rafidhah yang membenci sebagian besar sahabat.
- ┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم