بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 1 Ramadhan 1446 / 1 Maret 2025
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱


🎞️ Video Facebook Live 


Hajurl Qur’an – Tidak Mengacuhkan Al-Qur’an

Ustadz mengawali kajian dengan mengingatkan syukur atas kenikmatan bertemu di bulan Ramadhan. Sungguh banyak manusia yang menginginkan kebaikan tetapi keburu dicabut nyawanya oleh Allah ﷻ.

Ramadhan memanggil kita untuk membaca Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk.

Dalam ayat ini turunnya Al-Qur’an digandengkan dengan puasa menunjukkan keutamaan keduanya. Orang-orang yang berpuasa dipanggil untuk membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.

Dalam surat Al-Ma’idah ayat 15-16:

قَدْ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٌ وَكِتَٰبٌ مُّبِينٌ. يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Dari ayat-ayat di atas menunjukkan, tujuan berpuasa untuk menjadi orang yang bertakwa, maka harus diimbangi dengan membaca dan mentadaburi Al-Qur’an. Disisi lain, pembawa Al-Qur’an akan memiliki akhlak yang mulia, karena akhlak Rasulullah ﷺ adalah Al-Qur’an.

Orang yang bertakwa adalah orang yang menuju jalan yang lurus (berdasarkan Al-Qur’an). Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Isra Ayat 9:

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

Allah menyampaikan keagungan al-Qur;an dan perannya dalam memajukan kehidupan manusia; al-Qur’an selalu memberi petunjuk yang paling baik dalam menyelesaikan perkara-perkara besar, dan yang paling utama adalah perkara dalam agama Islam. Dan al-Qur’an memberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya yang senantiasa melakukan amal shalih bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang besar di surga, dan Kami telah menyiapkan azab yang pedih bagi orang-orang kafir.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 30:

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا

Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.

Ayat ini merupakan ayat bagi orang-orang yang tidak mengacuhkan Al-Qur’an (menghajr Al-Qur’an). Kata hajr bermakna memutus. Sedangkan maksud dari hajrul Qur’an adalah meninggalkan al-Qur’an dan berpaling darinya, seperti tidak mengimaninya, tidak membacanya, tidak mau mendengarkannya, tidak mau memahami dan mentadabburinya, serta tidak mengamalkannya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Hajrul Qur’an” itu ada beberapa macam:

  • Pertama, tidak mendengarkan dan tidak memperhatikannya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 204:

وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.

Allah memerintahkan jika Al-Qur’an yang telah disebutkan keutamaannya itu dibacakan kepada kalian, maka dengarkanlah dengan penuh penghayatan kekhusyu’an. Simaklah ia dengan pendengaran dan seluruh anggota badan kalian, agar kalian dapat memahami maknanya dan mengerti perintahnya. Dengarkanlah bacaan itu sampai selesai sebagai bentuk pengagungan baginya agar kalian dapat meraih rahmat dan keridhaan Allah.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Anfal Ayat 2:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

  • Kedua, tidak mentadabburinya, tidak memahami maknanya, dan tidak mengetahui apa yang diinginkan darinya oleh yang mengatakannya (yaitu Allâh).

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Shad Ayat 29:

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Sesungguhnya Al-Qur`ān ini yang Kami turunkan kepadamu wahai Nabi berisi banyak manfaat dan kebaikan, supaya manusia merenungkan ayat-ayatnya dan memikirkan makna-maknanya, dan supaya orang-orang yang memiliki akal sehat dan cerdas mengambil pelajaran darinya.

  • Ketiga, tidak mau membaca Al-Qur’an.

Tilawah yang dimaksud mencakup bacaan dan Ittiba’ (pengamalan), bacaan dengan tadabbur dan pemahaman, sedangkan ikhlash kepada Allah merupakan sarana di dalam Ittiba ‘ dan di dalam tilawah tersebut juga terdapat pahala yang besar, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه

Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai penolong bagi orang-orang yang membacanya.” [HR. Muslim, Shalah al-Musafirin (804) ].

Dan dalam sabda beliau yang lain,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia akan mendapatkan satu kebaikan sedangkan satu kebaikan itu (bernilai) sepuluh kali lipatnya, aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim ‘ sebagai satu huruf, akan tetapi ‘Alif sebagai satu huruf, ‘Laam ‘ sebagai satu huruf dan ‘miim ‘ sebagai satu huruf.“ [HR. At-Tirmidzi, Fadha’il al-Qur ‘an (2910) ].

  • Keempat, Tidak mengimani Al-Qur’an

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Surat At-Taghabun Ayat 8:

فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلنُّورِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلْنَا ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Maka berimanlah -wahai manusia- kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya serta berimanlah kepada Al-Qur`ān yang Kami turunkan kepada Rasul Kami. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, tidak ada sesuatu pun dari perbuatan kalian yang luput dari-Nya, dan Dia akan membalas kalian atas perbuatan tersebut.

  • Kelima, tidak mengamalkan petunjuk Al-Qur’an

Mengamalkan Al-Qur’an tidak hanya sekedar membaca dan menghafal, tetapi juga menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karena Al-Qur’an adalah sebaik-baiknya petunjuk.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf Ayat 3:

ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

Allah memerintahkan seluruh manusia untuk mengikuti al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad dan sunnahnya, dan melarang mereka dari mengikuti selainnya. Kemudian Allah memberi dorongan untuk menjalankan hukum-hukumnya, meskipun Kami mengetahui sedikit sekali manusia yang mau mengambil pelajaran.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم