بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online 10 – Daurah Ramadhan 1445H
Doha, 10 Ramadhan 1445 / 20 Maret 2024
Bersama Ustadz Burjan Abu Faiz 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱


Watch on Facebook Assunnah Qatar


Hadits-hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa – 2

إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} (آل عمران:102)

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} (النساء:1)

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا} (الأحزاب: 70، 71)

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وآله وسلم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ

Alhamdulillah atas nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada kita, sehingga kita bertemu dalam pertemuan kali ini dalam rangka saling menasehati. Dimana, manusia tempatnya lupa dan lalai.

Sehingga sebuah nikmat kita masih bisa saling menasehati di dalam kebaikan dan kesabaran. Inilah hak seorang muslim, tatkala dimintai nasehat.

Melanjutkan hadits-hadits seputar puasa dan Ramadhan:

Puasa Ramadhan Merupakan bagian dari Rukun Islam

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله ﷺ: بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Dari Abdullah bin Umar -semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Islam dibangun di atas 5 syahadat Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji, puasa ramadhan”.

Fawaid Hadits:

Hadits ini adalah penjelasan tentang rukun Islam dan bahwasanya rukun Islam itu ada 5; (1) syahadat Laa Ilaha Illallah. Dan ini pondasinya. Dimana tidak akan diterima Islam tanpa dua kalimat syahadat. (2) Kemudian tiangnya adalah shalat, baru kemudian yang lainnya adalah (3) membayar zakat, (4) puasa Ramadhan dan (5) haji ke Baitullah.
Islam diibaratkan sebagai sebuah bangunan yang memiliki tiang pokok yang lima.
Bersyahadat “laa ilaha illallah” berarti bersaksi dan mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah.
Menegakkan shalat yang dimaksud adalah mengerjakan shalat dengan memenuhi rukun dan syaratnya.
Menunaikan zakat artinya mengeluarkan dan memberikannya kepada yang berhak menerima.
Seseorang tidak disebut berislam hingga ia mengimani lima rukun Islam yang ada. Siapa yang mengingkari salah satunya, ia kafir. Siapa yang meninggalkannya dalam rangka meremehkan, ia termasuk orang fajir.
Shalat adalah amalan anggota badan dengan bentuknya mengerjakan, sedangkan puasa adalah amalan anggota badan yang sifatnya menahan diri dan meninggalkan sesuatu. Dan puasa juga merupakan bagian dari rukun Islam.

Berpuasa Menghapus Dosa-dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari [38, 1901, 2014] dan Muslim [760] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Fawaid Hadits:

Yang dimaksud dengan iman di sini adalah meyakini wajibnya puasa yang dia lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan mengharapkan pahala/ihtisab adalah keinginan yang kuat untuk berpuasa guna mendapatkan balasan pahala dari Allah ta’ala dengan perasaan senang dan tidak merasa berat. (Imam Al-Khattab dalam Fathul Baari 4/136).
Syarat diterimanya amalan termasuk puasa adalah ikhlas karena Allah ﷻ dan muttaba’ah kepada Rasulullah ﷺ.
Dosa-dosa yang terampuni dengan melakukan puasa Ramadhan ini adalah dosa-dosa kecil bukan dosa-dosa besar. Hal itu sebagaimana tercantum dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

Shalat lima waktu. Ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya. Puasa Ramadhan yang satu dengan puasa Ramadhan berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim [233])

Adapun dosa-dosa besar dibutuhkan taubat secara khusus.

Puasa Ramadhan Meningkatkan Derajat

Hadits Tholhah Bin ‘Ubaidillah radhiyallaahu ‘anhu,

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِيٍّ أَسْلَمَا، فَقُتِلَ أَحَدُهُمَا فِي سَبِيلِ اللهِ، وَأُخِّرَ الْآخَرُ بَعْدَ الْمَقْتُولِ سَنَةً ثُمَّ مَاتَ ، قَالَ طَلْحَةُ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ فِي الْمَنَامِ، فَرَأَيْتُ الْآخِرَ مِنَ الرَّجُلَيْنِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الْأَوَّلِ، فَأَصْبَحْتُ فَحَدَّثْتُ النَّاسَ بِذَلِكَ، فَبَلَغَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «أَلَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ رَمَضَانَ، وَصَلَّى بَعْدَهُ سِتَّةَ آلَافِ رَكْعَةٍ، وَكَذَا وَكَذَا رَكْعَةً؟»

Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah bahwa dua laki-laki dari Baliy (cabang suku Qudho’ah-pen) masuk Islam bersama-sama. Salah seorang dari keduanya terbunuh di jalan Alloh (yaitu:ikut berperang lalu mati syahid). Sedangkan yang lainnya hidup setahun setelah yang terbunuh, lalu meninggal dunia. Thalhah berkata, “Aku bermimpi melihat surga, aku melihat orang yang mati terakhir dari keduanya dimasukan surga lebih dahulu dari orang yang pertama.

Di waktu pagi aku menceritakannya kepada orang-orang (lalu mereka keheranan), dan hal itu sampai kepada Rasulullah ﷺ.

Maka beliau bersabda, “Bukankah dia (orang yang terakhir mati itu) berpuasa Ramadhan setelah yang pertama (meninggal dunia)? dan dia telah melakukan shalat enam ribu roka’at, dan sekian roka’at lainnya?”.

HR. Abu Ya’ala di dalam Musnadnya, no. 648. Syaikh Husain Salim Asad berkata, “Para perowinya perowi-perowi kitab Shohih/Bukhori”.

Di dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah ﷺ bersabda,

«فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ»

Jarak antara keduanya lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi”.

HR. Ibnu Majah, no. 1403; Ibnu Hibban, no. 2982. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib, no. 3366.

FAWAID HADITS:

Kebaikan di dunia dan akhirat adalah dengan Islam.
Keutamaan terbunuh di jalan Alloh, yaitu ikut berperang melawan orang-orang kafir dan mati syahid. Terbunuh atau dibunuh di jalan Alloh, bukan bunuh diri dengan bom atau lainnya.
Mimpi ada yang benar datang dari Allah, namun ada juga yang datang dari syaithan. Maka semata-mata mimpi tidak bisa menjadi dalil keyakinan.
Sholat wajib dan mustahab, serta puasa Romadhon meningkatkan derajat.
Semua orang beriman akan masuk sorga dengan perbedaan derajat sesuai dengan amal sholihnya.
Sebaik-baik orang adalah yang berumur panjang dan beramal kebaikan. Sebagaimana seburuk-buruk orang adalah yang berumur panjang dan beramal keburukan.

Pencari Kebaikan, Datanglah! Pelaku Keburukan, Berhentilah!

Hadits Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ»

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila awal malam bulan Romadhon telah tiba, syaitan-syaitan dan jin-jin durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun yang dibuka, pintu-pintu sorga dibuka, tidak ada satupun yang ditutup. Seorang (malaikat) penyeru berseru, “Wahai pencari kebaikan datanglah, wahai pelaku keburukan berhentilah”. Alloh memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Dan (seruan itu) setiap malam”.

HR. Tirmidzi, no. 682; Ibnu Majah, no: 1642; Ibnu Khuzaimah, no. 1883; Ibnu Hibban, no. 3435. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani

FAWAID HADITS:

Keutamaan bulan Ramadhan, dengan berbagai keistemewaan yang Alloh berikan padanya.
Setiap malam Ramadhan ada malaikat yang berseru agar pencari kebaikan datang melakukan ketaatan.
Setiap malam Ramadhan ada malaikat yang berseru agar pelaku keburukan berhenti melakukan kemaksiatan.
Amal-amal ibadah, termasuk amalan di bulan Ramadhan, menjadi sebab kebebasan dari neraka.

Ramadhan, Bulan Turunnya Kitab-Kitab Suci

Hadits Watsilah Bin Al-Asqo’ radhiyallaahu ‘anhu,

عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ»

Dari Watsilah bin Al-Asqo’ bahwa
Rosulullah ﷺ bersabda: “Shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrohim alaihissalam diturunkan pada malam pertama dari bulan Ramadhan. (Kitab) Taurot diturunkan pada enam hari setelah lewat dari bulan Ramadhan. (Kitab) Injil diturunkan pada tiga belas (hari) setelah lewat dari bulan Romadhon. Dan (kitab) Al-Furqon (yakni Al-Qur’an) diturunkan pada dua puluh empat (hari) setelah lewat dari bulan Ramadhan.

HR. Ahmad, no: 16984; Al-Ashbahani di dalam At-Targhib wat Tarhib, no. 1818; dll. Dihasankan oleh syaikh Al-Albani di dalam Shohih Al-Jami’ush Shoghir, no. 1497 dan Silsilah Ash-Shohihah, no. 1575

FAWAID HADITS:

Kewajiban mengimani kitab-kitab suci yang diturunkan dari Allah kepada para RosulNya.
Mengimani nama-nama kitab suci yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Seperti: Shuhuf Ibrahim, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an.
Bimbingan dan rahmat Allah kepada manusia, dengan menurunkan kitab suci sebagai petunjuk, dan para Nabi sebagai teladan.
Keutamaan Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad ‘alaihimussalaam.
Keutamaan bulan Romadhon, bulan turunnya kitab-kitab suci.
Kitab Al-Qur’an diturunkan pada dua puluh empat hari setelah lewat dari bulan Romadhon, yaitu malam ke 25. Ini sesuai dengan hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam ganjil dari sepertiga akhir bulan Ramadhan.
Maka pendapat yang menyatakan bahwa nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Romadhon tidak tepat, wallohu ‘alam.

Keberkahan dalam Makan Sahur

Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).

FAWAID HADITS:

Yang dimaksud barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun patut diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.
Memenuhi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat,

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa’: 80).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).

Makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari orang kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan orang kafir.

Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).

Sunnah Menyegerakan Berbuka

Hadits Umar Bin Al-Khoththob radhiyallaahu ‘anhu,

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ وَأَدْبَرَ النَّهَارُ، وَغَابَتِ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ»

Dari Umar radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Jika malam telah datang, siang telah berlalu, dan matahari telah tenggelam, maka orang yang berpuasa hendaklah berbuka”.

([HR. Bukhari, no. 1954; Muslim, no. 1100; dan ini lafazhnya])

FAWAID HADITS:

Puasa Romadhon memiliki 2 rukun: niat puasa di malam hari dan imsak (menahan diri dari semua pembatal puasa) mulai terbit fajar shodiq (waktu adzan subuh) sampai matahari tenggelam (waktu adzan maghrib).
Dianjurkan menyegerakan berbuka puasa jika sudah masuk waktunya, yaitu ketika melihat matahari sudah tenggelam.
Pahala orang yang menyegerakan waktu berbuka adalah datangnya kebaikan.

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih).

Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم