بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 21 Muharam 1445 / 27 Juli 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Kitab Al-Lu’lu wal Marjan – Muhammad Fu’ad Abdul Baqi
(Kumpulan hadits yang disepakati Bukhari Muslim)

BAB: TURUNNYA WAHYU YANG PERTAMA

📖 Hadits ke-99:

Aisyah Radhiyallahu anha menceritakan, peristiwa menjelang kenabian dan saat wahyu pertama diturunkan melalui Malaikat Jibril Alaihissallam , ia Radhiyallahu anha mengatakan: “Peristiwa yang mengawali turunnya wahyu kepada Rasulullah, yaitu mimpi yang benar dalam tidur. Beliau tidak memimpikan sesuatu, kecuali mimpi itu datang bagaikan cahaya Subuh”.

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka berkhalwat (menyendiri), bertempat di dalam Gua Hira. Disanalah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertahannuts (yaitu memperbanyak beribadah) selama beberapa malam sebelum pulang ke keluarganya dan mengambil bekal lagi untuk beribadah, kemudian kembali lagi ke Khadijah, serta mengambil bekal lagi untuk itu. Peristiwa ini berulang terus sampai al haq datang kepadanya. Namun tidak ada riwayat yang menjelaskan cara beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam beribadah pada waktu itu.

Malaikat Jibril mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan :

اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي

“Bacalah !”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Saya tidak bisa membaca,” beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,”Lalu Malaikat Jibril merangkulku, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan : “Bacalah!”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Saya tidak bisa membaca,” dia  merangkulku untuk kali kedua, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan,”Bacalah!”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Saya tidak bisa membaca,” dia  merangkulku untuk ketiga kalinya, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku, dan mengatakan :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾ كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ

Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [al ‘Alaq/96 : 1-5].

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dengan hati gemetar. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke Khadijah binti Khuwailid dan berseru : “Selimuti aku! Selimuti aku!” Kemudian beliau diselimuti sampai rasa takutnya hilang.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan apa yang dialaminya kepada Khadijah, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Aku mengkhawatirkan diriku sendiri.”

Khadijah berkata seraya menghibur : “Sama sekali tidak. (Bergembiralah), demi Allah! Allah Azza wa Jalla tidak akan membinasakanmu selama-lamanya. Karena engkau menyambung tali silaturrahim, (berkata jujur), menghormati tamu, mampu menahan beban (tidak berkeluh-kesah), membantu orang tidak punya, serta menolong duta-duta kebenaran”.

Lalu Khadijah membawanya mendatangi Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uza, sepupu Khadijah, yaitu anak dari saudara bapaknya. Pada masa jahiliyah, Waraqah ini penganut agama Nashrani. Dia bisa menulis kitab dalam bahasa Ibrani. Dia menulis Injil dalam bahasa Ibrani, sesuai dengan kehendak Allah. Dia sudah lanjut usia dan buta.

Khadijah berkata kepadanya : “Wahai, anak pamanku (sepupuku). Dengarkanlah cerita dari anak saudaramu ini,” Waraqah menyahut,”Wahai, anak saudaraku! Apa yang engkau lihat?”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai menceritakan apa yang dilihatnya. Setelah mendengar cerita itu, Waraqah berkata : “Ini adalah an Namus yang pernah turun kepada Nabi Musa Alaihissallam. Seandainya aku masih muda saat itu, seandainya aku masih hidup dikala engkau diusir oleh kaummu,” (mendengar ini) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,”Apakah mereka akan mengusirku?”

Waraqah menjawab,”Ya. Tidak ada seorang pun yang datang membawa seperti yang apa engkau bawa, kecuali dia akan dianiaya. Seandainya aku masih mendapatkan zamanmu, pasti aku akan benar-benar menolongmu,” dan tak lama kemudian Waraqah meninggal. (HR Imam Bukhari, no. 6982).

Fiqhul Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu’anha padahal pada saat itu beliau belum menikah dengan Rasulullah ﷺ, ini menunjukkan beberapa hal, antara lain:

  • Rasulullah ﷺ sangat dekat dengan isteri-isteri beliau sehingga segala hal diceritakan.
  • Kecerdasan Aisyah yang banyak meriwayatkan hadits.
  • Rasulullah ﷺ mencontohkan sebagai suami hendaknya mendidik isteri dan keluarganya.
  • Mimpi para Nabi adalah wahyu.
  • Mimpi para Nabi bisa berupa perintah yang harus dilaksanakan.
  • Wahyu berupa cahaya, sama halnya Amal shaleh adalah cahaya. Tahannuts: Ibnu Hajar (Fathul Baari 12/355) mengatakan : “Seakan berkhalwat itu termasuk perkara-perkara syar’i yang masih tersisa pada mereka dalam bentuk sunnah i’tikaf”.
  • Gua Hira hanya dikhususkan untuk Nabi ﷺ dan beliau tidak memerintahkan untuk ziarah atau berkhalwat di sana.
  • Khadijah Radhiyallahu’anha termasuk Masuk surga karena membantu Rasulullah ﷺ dalam awal-awal dakwah beliau termasuk menyiapkan bekal.
  • Iqra’ (QS al Alaq ayat 1-5) merupakan bagian dari al Qur`an yang pertama kali turun kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Peristiwa ini terjadi saat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 40 tahun.
  • Turunnya wahyu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka. Oleh karena itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam merasakan ketakutan teramat sangat.
  • Sikap bijaksana Khadijah dalam menenangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membantunya untuk mengetahui hakikat dari kejadian tersebut.

Lanjutan Fiqhul Hadits: [28 Muharam 1445 / 23 Agustus 2024].

  • Belajar Al-Qur’an harus dengan talaqi seperti yang diajarkan Malaikat Jibril alaihissalam kepada Rasulullah ﷺ.
  • Bacaan Al-Qur’an harus sesuai dengan apa yang telah dibaca Nabi ﷺ.
  • Wahyu yang pertama adalah Iqra’, ini mengandung makna:
    1. Membaca Al-Qur’an termasuk ibadah yang paling mulia.
    2. Sehingga Orang yang belajar dan mengajar Al-Qur’an adalah orang yang utama.
    3. Umat Muhammad adalah umat yang suka membaca wahyu (Al-Qur’an dan Hadits).
    4. Islam adalah agama dalil (iqra’ bermakna kalau kamu ingin mengajarkan sesuatu, tunjukkan dalilnya! ).
    5. Nabi ﷺ adalah seorang buta huruf, ini mengandung dua faedah:
      • Agar Al-Qur’an benar-benar jadi mukjizat, bukan buatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
      • Supaya tidak dikira beliau mengambil Al-Qur’an dengan cara menyalin dari kitab-kitab sebelumnya.
  • Al-Qur’an adalah amanah bagi manusia. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,” (QS. Al-Ahzab: 72)

  • Ciri-ciri wanita shalehah adalah selalu menentramkan hati suami, seperti yang dilakukan Khadijah saat menenangkan Rasulullah ﷺ dengan memberi selimut, menyanjung dan menenangkan Nabi ﷺ: Sungguh Allah ﷻ tidak akan menyia-nyiakanmu selamanya.
  • Terlarangnya bagi isteri menolak ajakan suami.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم