بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 50-8
Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Al-khor, 7 Jumadil Awwal 1446 / 9 November 2024



50 – باب الخوف

Bab 50-8: Takut kepada Allah ﷻ

Hadits ke-12:

407 – وعن أَبي برزة – براء ثُمَّ زاي – نَضْلَة بن عبيد الأسلمي – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم: «لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَومَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أفنَاهُ؟ وَعَنْ عِلمِهِ فِيمَ فَعَلَ فِيهِ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ؟ وَفِيمَ أنْفَقَهُ؟ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبلاهُ؟». رواه الترمذي، وَقالَ: «حديث حسن صحيح».

Dari Abu Barzah -dengan menggunakan radhiyallahu’anhu kemudian zai- yaitu Nadhlah bin ‘Ubaid al-Aslami radhiyallahu’anhu katanya: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba -di hadapan Allah- pada hari kiamat -untuk ditentukan-, apakah masuk syurga atau neraka, sehingga ia ditanya perihal umurnya, untuk apa dihabiskannya, perihal ilmunya, untuk apa ia melakukannya, perihal hartanya, dari mana ia memperolehnya dan untuk apa dinafkahkannya, juga perihal tubuhnya, untuk kepentingan apa dirusakkannya -yakni sampai matinya itu digunakan apa-.”

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.

Dikecualikan bagi mereka yang masuk surga tanpa hisab dan azab (70 ribu orang) dan dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ meminta tambahan hingga setiap 1000 orang dikalikan 70 ribu.

Mereka yang 70.000 orang yang diterangkan dalam hadits adalah mereka yang memiliki kedudukan yang tinggi dari kalangan ummat ini karena mereka memiliki keistimewaan khusus yang disebutkan oleh hadits ini, yaitu

 هُمْ الَّذِينَ لا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ وَلا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُون

Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak meramal nasib, dan tidak minta di-kai, serta hanya kepada Allah mereka bertawakkal.

Pada hadits di atas terkandung empat hal yang akan ditanya pada hari kiamat.

– Pertama, untuk apa umurnya dihabiskan. Hidup kita di dunia ini ada batasnya, dibatasi oleh waktu, suatu saat kita akan meninggal. Panjangnya umur tidak menjamin masuk surga, sebaliknya pendeknya umur bukan pertanda akan masuk neraka.

Umur di sini adalah masa tertentu dimana waktu hidupnya atau masa mudanya untuk hal-hal yang bermanfaat atau tidak, seperti kebanyakan tidur, banyak bergaul, kebanyakan healing dan lainya yang semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ﷻ.

Berbahagialah bagi siapa saja yang dapat memanfaatkan umurnya untuk menabur amal shalih, dan celakalah bagi mereka yang menggunakannya untuk berbuat kerusakan di atas bumi. Alhasil, kita akan tergolong sebagai manusia terbaik, bila dalam kesempatan hidup itu kita pandai memanfaatkannya umur kita sesuai kehendak Allah ﷻ.

– Pertanyaan Kedua di hari kiamat adalah untuk apa ilmu yang telah dimiliki?

Seperti kita tahu ilmu tentang shalat, tetapi tidak pernah datang ke masjid. Kamu tahu disuruh menjaga pandangan, apakah kamu melakukannya? Dan seterusnya…

Ini bukan dikhususkan untuk orang alim (ulama) atau pelajar tetapi untuk seluruh kaum muslimin yang diilmui Allah ﷻ. Kalau begitu tidak usah belajar… Justru ini akan menambah jauh dari rahmat Allah ﷻ.

Maka, jika ilmu itu bermanfaat akan menjadi sumber ketenangan hidup, yang disebabkan dalam diri pemiliknya ada rasa takut dan ketundukan total kepada Allah ﷻ.

Perkara ketiga yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah dari mana harta dan dibelanjakan untuk apa?

Apakah dari jalan yang mubah seperti berkerja atau berdagang, atau dari jalan yang haram…

Mencari anugerah Allah tidaklah dilarang, bahkan diperintahkan. Namun, karena kasih sayang-Nya, Allah juga memerintahkan manusia agar hanya untuk memakan yang halal lagi baik. Mafhumnya, kita diperintahkan untuk memperoleh makanan tersebut dengan jalan yang halal lagi baik pula.

Demikian juga hasilnya apakah dibelanjakan untuk yang baik atau untuk berbangga? Membelanjakan untuk sesuatu yang tidak diridhai terutama bagi yang lemah akalnya yaitu wanita dan anak-anak.

Allah ﷻ menjelaskan melalui Al-Qur’an Surat Al-Furqan Ayat 67:

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

Yakni mereka tidak menghambur-hamburkan hartanya dalam berinfak lebih dari apa yang diperlukan, tidak pula kikir terhadap keluarganya yang berakibat mengurangi hak keluarga dan kebutuhan keluarga tidak tercukupi. Tetapi mereka membelanjakan hartanya dengan pembelanjaan yang seimbang dan selektif serta pertengahan. Sebaik-baik perkara ialah yang dilakukan secara pertengahan, yakni tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isham ibnu Khalid, telah menceritakan kepadaku Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Abu Tamim Al-Gassani, dari Damrah, dari Abu Darda, dari Nabi ﷺ yang telah mengatakan: Seorang lelaki yang bijak ialah yang berlaku ekonomis dalam penghidupannya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Pengelolaan harta yang benar diperoleh dengan cara yang halal dan dibelanjakan dijalan yang halal juga.

– Pertanyaan keempat adalah untuk apa badan-mu digunakan? Manusia dikaruniai Allah jasad yang sempurna yang disertai panca-indra, akal pikiran, dan hati. Karenanya harus dimanfaatkan untuk mengabdi kepada Allah. Dia pun melarang kita menjatuhkan diri ke lembah kesengsaraan dan kebinasaan.

Oleh karena itu, Allah ﷻ mengharamkan narkoba, minuman keras, berzina, dan akitivitas lain yang merusak kesehatan badan. Allah berfirman:

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah: 195).

Badan kita adalah milik Allah ﷻ, maka tidak bisa menggunakan badan semau kita… Apalagi sampai menjual anggota tubuh seperti ginjal. Na’udzubillahmindalik.

Alhamdulillah kita masih sempat untuk bermuhasabah akan kekurangan kita. Semoga ilmu, umur, harta, dan badan yang kita miliki dapat kita manfaatkan dan memperoleh ridha Allah ﷻ.

  Fiqhul Hadits:

1. Nikmat-nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada hambaNya sangat banyak, oleh karena itu Allah ﷻ akan bertanya tentang kenikmatan-kenikmatan yang ada pada hambaNya.

2. Hamba yang beriman akan meletakkan nikmat Allah ﷻ pada apa yang diridhaiNya.

3. Anjuran untuk melakukan kehidupan ini pada apa yang diridhaiNya, ikhlas dalam amalan tersebut dan mendapatkan harta dari jalan yang disyariatkan agar menjadi halal dan membelanjakannya pada apa yang baik dan diridhaiNya.

4. Menjaga badan dari apa yang diharamkan Allah ﷻ dan menggunakannya pada apa yang diridhaiNya.

5. Hendaklah seseorang belajar pada ilmu yang bermanfaat dan beramal ikhlas karena Allah ﷻ dan bermanfaat ilmunya bagi dia dan orang lain.

6. Tanggung jawab seseorang akan dihisab pada hari kiamat.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم