بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah
(Fitnah dan Tanda Kiamat dari Shahih Muslim)
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 30: 23 Rabi’ul Akhir 1446 / 26 Oktober 2024
KITAB FITNAH DAN TANDA KIAMAT
Imam Nawawi 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Bab 27: Dekatnya Hari Kiamat (قرب الساعة )
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-ahzab ayat 63:
يَسْـَٔلُكَ ٱلنَّاسُ عَنِ ٱلسَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.
Imam At-Thabari 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini memberitahukan kiamat itu sudah dekat waktunya.
Dalam surat Al-Anbiya ayat 1:
اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ
Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).
Dan diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, beliau berkata:
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالشَّمْسُ عَلَـى قُعَيْقِعَـانَ بَعْدَ الْعَصْرِ، فَقَالَ: مَا أَعْمَارُكُمْ فِي أَعْمَارِ مَنْ مَضَى إِلاَّ كَمَا بَقِيَ مِنَ النَّهَارِ فِيمَا مَضَى مِنْهُ.
“Kami pernah duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sementara matahari berada di atas gunung Qu’aiqa’aan [Sebuah gunung di sebelah selatan Makkah sejauh dua belas mil] setelah waktu ‘Ashar, lalu beliau bersabda, ‘Tidaklah umur-umur kalian dibandingkan dengan umur orang yang telah berlalu kecuali bagaikan sisa hari (ini) dibandingkan dengan waktu siang yang telah berlalu.’” [Musnad Ahmad (VIII/176, no. 5966) syarah Ahmad Syakir, dan beliau berkata, “Isnadnya shahih.” ]
Hadits ini menunjukkan bahwa waktu yang tersisa sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu yang telah berlalu. Akan tetapi waktu yang telah berlalu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Ta’ala.
Dalam keterangan hadis Nabi ﷺ yang lain:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حماد بن زيد عن ثابت عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ لَا شَيْءَ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
Sulaiman bin Harb telah menyampaikan kepada kami, dia mengatakan, ‘Kami diberitahu oleh Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas Radhiyallahu anhu ,dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat. Orang itu mengatakan, ‘Kapankah hari kiamat itu?’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya, ’Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’
Anas Radhiyallahu anhu (Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan hadits ini) mengatakan, “Kami tidak pernah merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan kami ketika mendengar sabda Rasûlullâh , ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’
Anas Radhiyallahu anhu mengatakan, ‘Saya mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Bakr dan Umar. Saya berharap bisa bersama mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka meskipun saya tidak mampu melakukan amalan yang mereka lakukan. (HR Bukhari dan Muslim).
Para ulama menjelaskan bahwa cinta adalah dasar amalan, maka siapa yang cintanya benar kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, maka Akan mewujudkan cinta itu dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Maka, ini menunjukkan Keagungan kedudukan dan nilai kecintaan kepada Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 31:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(31) Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
صحيح مسلم ٥٢٤٣: حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْأَقْمَرِ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Ali bin Al Aqmar dari Abu Al Ahwash dari Abdullah dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi kecuali atas manusia-manusia buruk.”
Penjelasan:
Jika hanya disebut Abdullah, maka yang dimaksud adalah Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu, karena sudah
Mafhum beliau masyhur dan meninggal di Kufah.
Dalam redaksi lain dikatakan “Seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang menjumpai kiamat dalam keadaan hidup.”
صحيح مسلم ٥٢٤٤: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ عَنْ أَبِي حَازِمٍ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلًا يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ وَالْوُسْطَى وَهُوَ يَقُولُ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا
Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Manshur telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Abdurrahman dan Abdul ‘Aziz bin Abu Hazim dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa’id berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, dan lafazh ini miliknya, telah menceritakan kepada kami Ya’qub dari Abu Hazim bahwa ia mendengar Sahal berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, dan beliau bersabda: “Aku diutus dan kiamat seperti ini.”
– Huruf ح dalam versi arab di hadits maknanya adalah perpindahan sanad. Sanad dari guru yang berbeda dari sanad kesatu dan kedua.
صحيح مسلم ٥٢٤٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ قَالَ شُعْبَةُ وَسَمِعْتُ قَتَادَةَ يَقُولُ فِي قَصَصِهِ كَفَضْلِ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَلَا أَدْرِي أَذَكَرَهُ عَنْ أَنَسٍ أَوْ قَالَهُ قَتَادَةُ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basyar keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata: Aku mendengar Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Aku diutus dan kiamat seperti dua (jari) ini.” Syu’bah berkata: Aku mendengar Qatadah berkata dalam kisahnya: Seperti keutamaan salah satunya atas yang lain. Aku tidak tahu apakah ia menyebutkannya dari Anas ataukah Qatadah yang mengatakannya.
صحيح مسلم ٥٢٤٦: و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ وَأَبَا التَّيَّاحِ يُحَدِّثَانِ أَنَّهُمَا سَمِعَا أَنَسًا يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا وَقَرَنَ شُعْبَةُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ الْمُسَبِّحَةِ وَالْوُسْطَى يَحْكِيهِ و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ حَمْزَةَ يَعْنِي الضَّبِّيَّ وَأَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِهِمْ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib Al Haritsi telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata: Aku mendengar Qatadah dan Abu At Tayyah menceritakan bahwa keduanya mendengar Anas menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Aku diutus dan kiamat seperti ini.” Syu’bah menyandingkan jari telunjuk dan jari tengah saat menceritakannya. Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu’adz telah menceritakan kepada kami ayahku. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu At Tayyah dari Anas dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dengan matan serupa. Telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Adi dar Syu’bah dari Hamzah Adh Dhabbi dan Abu At Tayyah dari Anas dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam seperti hadits mereka.
Penjelasan:
Tiga hadits di atas maknanya sama, Aku diutus dan kiamat seperti ini. Syu’bah menyandingkan jari telunjuk dan jari tengah saat menceritakannya.
Para ulama menafsirkan selain kiamat dekat, juga tidak ada nabi lain setelahnya ditunjukkan dengan jari telunjuk dan jari tengah, tidak ada jari lain yang ditengah.
Syaikh Sulaiman Al-Asqar menjelaskan, mungkin ada yang bertanya jarak ucapan Nabi ﷺ dan sekarang, jumlah harinya sudah ribuan tahun, apakah itu salah? Jarak yang sedikit ini adalah masa yang sudah berlalu dibandingkan dengan datangnya kiamat. Sehingga sudah dekat… Sebagian menafsirkan perbandingan dengan ilmu Allah ﷻ.
Pertemuan 30: 30 Rabi’ul Akhir 1446 / 2 November 2024
صحيح مسلم ٥٢٤٧: و حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَعْبَدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ قَالَ وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
Telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan Al Misma’i telah menceritakan kepada kami Mu’tamir dari ayahnya dari Ma’bad dari Anas berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Aku diutus dan kiamat seperti dua (jari) ini.” Anas berkata: Beliau melekatkan jari telunjuk dan jari tengah.
صحيح مسلم ٥٢٤٨: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ الْأَعْرَابُ إِذَا قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلُوهُ عَنْ السَّاعَةِ مَتَى السَّاعَةُ فَنَظَرَ إِلَى أَحْدَثِ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ فَقَالَ إِنْ يَعِشْ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ قَامَتْ عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari ayahnya dari Aisyah berkata: Orang-orang badui apabila mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, mereka bertanya mengenai hari kiamat: Kapan akan terjadi? Beliau melihat kepada orang paling muda di antara mereka dan bersabda: “Apabila orang ini masih hidup dan ia belum tua, berarti kiamat kalian telah terjadi.”
صحيح مسلم ٥٢٤٩: و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ وَعِنْدَهُ غُلَامٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ مُحَمَّدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ يَعِشْ هَذَا الْغُلَامُ فَعَسَى أَنْ لَا يُدْرِكَهُ الْهَرَمُ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad dari Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam kapan terjadinya kiamat dan didekatnya ada anak kecil dari Anshar bernama Muhammad, beliau menjawab: “Bila anak ini masih hidup, mungkin ia tidak sampai tua hingga kiamat terjadi.“
صحيح مسلم ٥٢٥٠: و حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ حَدَّثَنَا مَعْبَدُ بْنُ هِلَالٍ الْعَنَزِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُنَيْهَةً ثُمَّ نَظَرَ إِلَى غُلَامٍ بَيْنَ يَدَيْهِ مِنْ أَزْدِ شَنُوءَةَ فَقَالَ إِنْ عُمِّرَ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ قَالَ قَالَ أَنَسٌ ذَاكَ الْغُلَامُ مِنْ أَتْرَابِي يَوْمَئِذٍ
Telah menceritakan kepadaku Hajjaj bin Asy Sya’ir telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid telah menceritakan kepada kami Ma’bad bin Hilal Al Anazi dari Anas bin Malik, seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam kapan terjadinya kiamat. Beliau terdiam sejenak lalu melihat anak kecil dari Azd Syanu`ah yang ada didepan beliau, beliau menjawab: “Bila anak ini masih hidup, ia tidak sampai tua hingga kiamat terjadi.” Anas berkata: Anak itu sebayaku saat itu.
صحيح مسلم ٥٢٥١: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ مَرَّ غُلَامٌ لِلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ وَكَانَ مِنْ أَقْرَانِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ يُؤَخَّرْ هَذَا فَلَنْ يُدْرِكَهُ الْهَرَمُ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
Telah menceritakan kepada kami Harun bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas berkata: Anak Mughirah bin Syu’bah, sebayaku, melintasi lalu nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Bila anak ini panjang umur, ia tidak sampai tua hingga kiamat terjadi.”
Hadits-hadits di atas maknanya sejenis, menggambarkan dekatnya hari kiamat. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam hadits adalah kiamat kecil. Yaitu dari kata Bila anak ini masih hidup, ia tidak sampai tua hingga kiamat terjadi.
Yang paling penting dalam mempelajari hadits adalah persiapan diri dengan amalan-amalan shalih yaitu amal yang dhahir dan batin. Seperti khauf, raja’, tawakkal dan menjauhi hal-hal yang merusak hati seperti hasad, dengki dan lainnya.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
[HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45]
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 110:
ۚ فَمَنۡ كَانَ يَرۡجُوۡالِقَآءَ رَبِّهٖ فَلۡيَـعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًـاوَّلَايُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا
Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena itu barangsiapa yang mengharapkan pahala dari Allah pada hari perjumpaan dengan-Nya, maka hendaklah ia tulus ikhlas dalam ibadahnya, mengesakan Allah dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya dan tidak syirik baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi seperti riya, karena berbuat sesuatu dengan motif ingin dipuji orang itu termasuk syirik yang tersembunyi. Setelah membersihkan iman dari kemusyrikan itu hendaklah selalu mengerjakan amal saleh yang dikerjakannya semata-mata untuk mencapai keridaan-Nya.
Perumpamaan dekatnya hari kiamat yang telah dijelaskan Rasulullah ﷺ dalam hadits sebelumnya:
- Seperti waktu ashar hingga terbenam matahari.
- Seperti jari telunjuk dan jari tengah.
- Sampai umur anak kecil tidak sampai tua.
صحيح مسلم ٥٢٥٢: حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ يَحْلُبُ اللِّقْحَةَ فَمَا يَصِلُ الْإِنَاءُ إِلَى فِيهِ حَتَّى تَقُومَ وَالرَّجُلَانِ يَتَبَايَعَانِ الثَّوْبَ فَمَا يَتَبَايَعَانِهِ حَتَّى تَقُومَ وَالرَّجُلُ يَلِطُ فِي حَوْضِهِ فَمَا يَصْدُرُ حَتَّى تَقُومَ
Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah sampai pada nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Kiamat terjadi sementara orang tengah memeras unta perahan, belum juga wadahnya sampai ke mulutnya hingga kiamat terjadi, dua orang saling berjual beli baju, belum juga keduanya berjual beli hingga kiamat terjadi dan seseorang memperbaiki telaganya, belum juga ia kembali hingga kiamat terjadi.”
Hadits ini menggambarkan bahwa kiamat terjadi tiba-tiba, apalagi kiamat kecil, yaitu kematian kita!
Dengan mengimani bahwa suatu saat nanti dunia yang kita huni beserta isinya ini akan hancur lebur pada hari kiamat, maka hal itu pasti akan membuat seseorang lebih berpikir dalam bertindak, atau tidak semena-mena dan tidak sesuka hatinya karena dengan apa yang dia lakukan di dunia akan dia pertanggungjawabkan kelak di akhirat.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم