بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Harian Ramadhan 1446
Bersama Ustadz Syamsul Akhyar 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Doha, 8 Ramadhan 1446 / 8 Maret 2025



Dekatnya Ampunan Allah ﷻ di Bulan Ramadhan

Alhamdulillah atas nikmat kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu secara online di bulan yang mulia ini.

Apa saja yang menimpa kita baik musibah pada diri atau harta, maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan maksiat dari tangan kita sendiri, dan Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahan dan tidak menghukum karenanya. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Asy-Syura Ayat 30:

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Dampak dosa-dosa yang kita lakukan adalah musibah yang kita terima, hal ini adalah karunia Allah ﷻ sebagai pembersih sebelum akibatnya di akhirat.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwasanya dosa-dosa yang kita lakukan akan berdampak kepada diri kita. Seperti shalat kurang khusyu, lalai dari akhirat, dan cenderung ingin melakukan dosa-dosa yang lain.

Dosa-dosa banyak diampuni di bulan Ramadhan, karena bulan ini merupakan bulan rahmat, ampunan, pembebasan dari neraka, dan bulan untuk melakukan kebaikan.

Sifat dasar manusia adalah melakukan dosa, seperti Dosa yang ada di langit adalah maksiatnya Adam dan Hawa ketika mereka berdua memakan buah yang telah Allah larang untuk memakannya, hal itu terjadi akibat provokasi dari Iblis -semoga Allah melaknatnya- Kemudian Adam dan Hawa bertaubat, Allah pun menerima taubatnya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.”

HR. At-Tirmidzi (no. 2499), Ibnu Majah (no. 4251), Ahmad (III/198), al-Hakim (IV/244), dari Anas z, dan dihasankan oleh al-Albani dalam kitab Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 4391).

Kata خَطَّاءٌ adalah sighah mubalaghah yang berarti akan selalu berbuat dosa.

Sekalipun dosa anak Adam itu sangat banyak, tetapi kasih sayang Allâh sangat luas terhadap hamba-Nya. Oleh sebab itu Allâh Azza wa Jalla memerintahkan hambanya untuk melakukan ketaatan sehingga dosa-dosanya dapat diampuni. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia bersabda:

مَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيئَةً لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً

Barangsiapa menjumpai-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi sedangkan dia tidak menyekutukan-Ku sedikitpun, maka Aku akan menjumpainya dengan ampunan sepenuh bumi. [HR. Muslim]

Beberapa amalan penghapus dosa

1. Puasa Ramadhan

Hadits Abu Huroiroh radhiyallaahu ‘anhu,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»

Dari Abu Huroiroh radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rosululloh ﷺ,bersabda: “Sholat (wajib) yang lima, (sholat) jum’at satu sampai (sholat) jum’at lainnya, puasa Romadhon satu sampai puasa Romadhon lainnya, menghapus (dosa-dosa) yang ada di antara semuanya, jika pelakunya menjauhi dosa-dosa besar”.

2. Melakukan Umrah

HR. Muslim, no. 233/16; Ahmad, no. 9197.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anh berkata, “Sesungguhnya Rasûlullâh shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Umrah satu ke Umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain Surga.”

al-Bukhari dalam Sahîh-nya Bab Wujûb al-‘Umrah wa Fadhluha (no. 1773) dari jalur Malik bin Anas.
Muslim dalam Sahih-nya pada Bab Fadhl al-Hajj wa al-‘Umrah (no. 437) dari jalur Malik bin Anas.

3. Melakukan Haji

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Barangsiapa melakukan haji ikhlas karena Allâh Subhanahu wa Ta’ala tanpa berbuat keji dan kefasikan, maka ia kembali tanpa dosa sebagaimana waktu ia dilahirkan oleh ibunya. [Sahih Bukhari, 2/133]

4. Shalat lima waktu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)

– Ampunan (maghfirah) adalah masdar dari kata kerja Arab ghafara. Ghafara berarti menutup, memaafkan, atau mengampuni.

– Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: “Dinamakan bulan Ramadhan karena ia mengugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh.”

Agar diampuni di bulan Ramadhan

1. Berpuasa

Yaitu melaksanakan ibadah puasa terdorong oleh niat beriman kepada Allah Azza wa Jalla, merealisasikan ketaatan kepada-Nya dan mengharapkan pahala dari Allah Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadits dinyatakan :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat. [al-Bukhâri dan Muslim]

2. Shalat Tarawih

Dalam hadits yang lain :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat. [HR Imam Muslim, Kitâb Shalâtil Musâfirîn, bab At-Targhîb Fî Qiyâmi Ramadhân Wa Huwa Shalâtut Tarâwîh, no. 1778]

3. Menghidupkan malam lailatul Qadar

Allah Azza wa Jalla menjadikan Lailatul Qadar ini lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam ini para malaikat turun dan menjadikannya malam keselamatan dari segala keburukan dan dosa. Allah Azza wa Jalla mengkhususkan satu surat dalam al-Qur’ân yang membicarakan tentang malam ini. Orang yang terhalang dari berbagai kebaikan pada malam ini berarti dia terhalang dari semua kebaikan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang qiyamullail pada malam Lailatul Qadar karena iman dan hanya berharap pahala kepada Allah, maka dosa-dosanya yang berlalu akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sifat-sifat Ramadhan

Tiga sifar utama adalah mendapatkan rahmat Allah ﷻ, ampunan-Nya dan pembebasan dari api neraka.

  • Dibebaskan dari api neraka

Berdoalah dan berharaplah dengan sungguh-sungguh, Di bulan Ramadhan ini Agar kita termasuk orang-orang yang setiap malam ditulis dan ditetapkan terbebas dari api neraka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻭَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻋُﺘَﻘَﺎﺀُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ، ﻭَ ﺫَﻟِﻚَ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ

Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi, Hasan, lihat Al-Misykat no. 1960)

  • Pahala puasa tak terhingga

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Kemudian dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi. Amalan puasa tidak dibatasi lipatan pahalanya. Amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan.

Kenapa bisa demikian? Ibnu Rajab Al Hambali –semoga Allah merahmati beliau- mengatakan, ”Karena orang yang menjalankan puasa berarti menjalankan kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).

Bukti pelipatgandaan amal adalah umrah dibulan Ramadhan adalah seperti haji dan amalan di malam lailatul qadar dilipatgandakan 1000 bulan.

Berkaca dari Fir’aun

Kalau saja terhadap Firaun, yang tingkat kejahatannya sudah diabadikan di Quran diberikan kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri dan beroleh rahmat-Nya kembali, apalagi kita?

Panjang lebar Al-Qur’an mengisahkan sosok Fir‘aun, sikap berlebihan, kekejaman, tirani, dan penentangannya terhadap kebenaran. Al-Qur’an juga mengabarkan bagaimana Allah menurunkan adzab pedih kepadanya dan bala tentaranya. Adzab itu berupa penenggelaman dan pembinasaan.

Saat Allah menurunkan adzab itu, rupanya malaikat Jibril hadir menyaksikan. Karenanya, penghulu para malaikat itu mengisahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa sewaktu Fir‘aun ditenggelamkan dan mengucapkan, “Aku beriman bahwa tiada tuhan selain yang diimani oleh kaum Bani Israil,” dirinya langsung memasukkan tanah dari dasar lautan ke dalam mulut Fir‘aun. Tujuannya agar raja kejam itu tidak mengucapkan kalimat tauhid, Lâilâhaillallâh. Sebab, jika mengucapnya, Fir‘aun takut diliputi rahmat Allah dan taubatnya diterima.

Hal itu sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma.

Kewajiban Taubat

Yang diampuni dalam hadits-hadits yang disebutkan di atas adalah dosa-dosa kecil, ini adalah pendapat jumhur ulama, seperti Imam An-Nawawi rahimahullah. Ibnu Hazm rahimahullah berpendapat termasuk dosa-dosa besar, tetapi dibantah oleh Ibnu Abdil Barr Rahimahullah.

Kewajiban taubat adalah harus disegerakan dan dengan taubat InshaAllah dosa-dosa besar diampuni Allah ﷻ. Sebagian ulama berpendapat bahwa Haji juga menghapus dosa besar.

Kita-kiat agar diampuni di bulan Ramadhan

1. Beramal dengan iman dan ihtisab.
2. Menjauhi segala maksiat. Karena seperti halnya banyak pelipatgandaan pahala, maka dosa-dosa di dalam bulan Ramadhan juga dilipatgandakan.
3. Jadwalkan ibadah di bulan Ramadhan.
4. Hidupkan sunnah i’tikaf. Yaitu memutuskan hubungan dengan makhluk dan menyambung hanya kepada Allah ﷻ (Ibnu Rajab).
5. Banyak berdo’a terutama di malam terakhir.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah daku.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم