بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 25 Sya’ban 1446 / 24 Februari 2025.



Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)

Dampak Buruk Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)

Telah berlalu penjelasan mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ‘Isyk (Mabuk Asmara), yaitu:

– Pertama: Sibuk mencintai dan mengingat makhluk sehingga lalai mencintai dan mengingat (berdzikir kepada) Allah. Tidaklah dua perkara tersebut terkumpul dalam hati seseorang, melainkan salah satunya pasti berusaha menundukkan yang lain, hingga kekuasaan menjadi milik pemenangnya.
– Kedua: Tersiksanya hati karena makhluk yang dicintai. Siapa saja yang mencintai sesuatu selain Allah pasti akan tersiksa karenanya.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

– Ketiga: Hati orang yang mencinta adalah tawanan dalam genggaman orang yang dicintai, dia menimpakan kehinaan terhadapnya.

Namun, karena sedang dimabuk asmara, orang itu tidak menyadari musibah yang menimpa pencintanya.

Keadaan hatinya sebagaimana dikatakan dalam bait sya’ir ini:

Seperti burung kecil dalam genggaman tangan anak, dia menimpakan kematian kepadanya sementara anak itu tetap bermain.

Keadaan hatinya pun seperti yang dikatakan oleh sebagian mereka:

Engkau kuasai hatiku dengan keterputusan dan keberpalingan sementara pikiranmu bebas bermain-main.

Hidup orang yang kasmaran seperti halnya tawanan yang terikat. Sebaliknya, hidup orang yang terbebas pikirannya (dari mabuk cinta) adalah kehidupan yang lepas dan merdeka, sebagaimana dikatakan salah seorang penya’ir:

Ia bebas dalam pandangan mata, padahal sebenarnya tawanan yang sakit dan mengelilingi pusat kebinasaan.

Ia adalah mayat yang terlihat hidup dan berjalan, yang tidak akan bangkit meski tiba hari Kebangkitan. Hatinya hilang dalam gemuruh kesengsaraan, yang tidak tersadarkan hingga kematian menjemput.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Diantara bentuk kerusakan yang diakibatkan oleh mabuk asmara (‘Isyk), hatinya tertawan dan ini berbeda antara orang yang hatinya bebas dan orang yang hatinya tertawan dengan kekasihnya yang dia tidak berpikir kecuali dengan kekasihnya, selalu sibuk dengannya dan inilah tawanan hati yang merupakan kerusakan besar bagi hatinya, menjadi hina karena tertawan hatinya pada kekasihnya.

Padahal mungkin kekasihnya biasa saja, dan dia sibuk dengan hatinya, maka dia seperti seekor burung yang digenggam anak kecil. Padahal hampir binasa sementara anak itu tanpa sengaja menyakiti burung itu. Inilah keadaan orang yang terkena penyakit cinta yang berlebihan.

Bisa jadi seseorang mencintai orang yang tidak mencintainya, bahkan membencinya. Inilah cinta yang bertepuk sebelah tangan dan dia terus berada dalam sakitnya kasmaran.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Keempat: Seseorang disibukkan dengan mabuk cinta sehingga lalai dari kemaslahatan agama dan dunianya. Tidak ada perkara yang lebih menghilangkan kemaslahatan agama dan dunia seperti halnya kasmaran ini.

Maslahat agama terkait dengan menyatukan elemen hati dan menghadapkannya kepada Allah, sedangkan mabuk cinta adalah sebab terhebat yang menceraiberaikan hati.

Adapun kemaslahatan dunia, pada hakikatnya ia mengikuti kemaslahatan agama. Oleh karena itu, siapa yang kemaslahatan agamanya terabaikan niscaya kemaslahatan dunianya lebih terabaikan lagi.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Pada masalah yang keempat ini, orang tersebut disibukkan dengan sang kekasih hingga meninggalkan maslahat dunia dan akhiratnya.

Ketika hati yang tercabik-cabik akan menghilangkan maslahat agamanya, dan ini akan menghilangkan maslahat dunianya juga.

Tidak ada yang dapat mengumpulkan hati pada maslahat agama kecuali dengan kembali memperbaiki hatinya pada Allah ﷻ. Oleh karena itu bagi orang yang terkena penyakit ini, hendaknya renungkan do’a in:

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

ᴀʟʟᴏᴏʜᴜᴍᴍᴀ ᴀsʜʟɪʜ ʟɪɪ ᴅɪɪɴɪɪʟʟᴀᴅᴢɪɪ ʜᴜᴡᴀ ‘ɪsʜᴍᴀᴛᴜ ᴀᴍʀɪɪ, ᴡᴀ ᴀsʜʟɪʜ ʟɪɪ ᴅᴜɴ-ʏᴀᴀʏᴀʟʟᴀᴛɪɪ fɪɪʜᴀᴀ ᴍᴀ’ᴀᴀsʏɪɪ, ᴡᴀ ᴀsʜ-ʟɪʜ ʟɪɪ ᴀᴀᴋʜɪʀᴏᴛɪɪʟʟᴀᴛɪɪ fɪɪʜᴀᴀ ᴍᴀ’ᴀᴀᴅɪɪ, ᴡᴀᴊ’ᴀʟɪʟ ʜᴀʏᴀᴀᴛᴀ ᴢɪʏᴀᴀᴅᴀᴛᴀɴ ʟɪɪ fɪɪ ᴋᴜʟʟɪ ᴋʜᴏɪʀɪɴ, ᴡᴀᴊ’ᴀʟɪʟ ᴍᴀᴜᴛᴀ ʀᴏᴏʜᴀᴛᴀɴ ʟɪɪ ᴍɪɴ ᴋᴜʟʟɪ sʏᴀʀʀɪɴ

Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!

(HR. Muslim no. 2720 dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Oleh karena itu, do’a yang pertama dipanjatkan adalah kebaikan dalam urusan agama sebelum dunianya.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Kelima: Bencana-bencana dunia dan akhirat lebih cepat menimpa orang yang kasmaran dibandingkan cepatnya kobaran api pada ranting yang kering. Sebab, semakin hati itu dekat dengan cinta semu dan semakin kuat hubungan keduanya, maka dia semakin jauh dari Allah.

Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati orang yang kasmaran. Jika hati menjauh dari Allah, maka datanglah berbagai bencana dan berkuasalah syaitan di berbagai penjuru. Barang siapa yang dikuasai oleh musuhnya tentulah musuh tersebut akan menimpakan berbagai bencana. Tidak ada satu bencana pun yang mungkin diberikan melainkan ia akan menimpakannya.

Maka, bagaimana pula dengan hati yang dikuasai musuh serta makhluk yang paling bersemangat untuk menyesatkan dan merusaknya (syaitan), sedangkan Sang Penolong (Allah ﷻ) jauh darinya? Padahal, tidak ada kebahagiaan, keberuntungan, dan kegembiraan selain dengan kedekatan dan pemeliharaan-Nya.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Sebab yang disebutkan disitu adalah semakin terlena dengan kasmarannya, maka akan semakin jauh dari Allah ﷻ. Tidak lagi tergerak untuk mencintai Allah ﷻ, tunduk kepada Allah ﷻ, mengagungkan Allah ﷻ dan seterusnya.

Maka ibadah semakin lalai dan semakin jauh dari Allah ﷻ. Kerusakan akan semakin banyak datang kepadanya dan tempat penyakit setan padanya. Setan menguasainya dan mengaturnya. Dan mengarahkan ke jalur keburukan untuk mendorong kepada kehinaan.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Keenam: Jika kasmaran tersebut kuat dan kokoh di hati, niscaya ia akan merusak pikiran dan menimbulkan was-was. Mungkin saja orang yang bersangkutan dapat dikumpulkan bersama orang-orang gila, yang otaknya telah rusak, disebabkan ketidakmampuan mengambil manfaat dari akal.

Mengenai hal ini, terdapat banyak kisah orang kasmaran yang tidak dijabarkan di sini. Namun, sebagiannya bisa dilihat langsung dengan mata kepala kita sendiri.

Anggota tubuh yang paling mulia dari seorang manusia adalah akalnya. Dengan akal tersebut, manusia terbedakan dari seluruh hewan. Jika akal tersebut hilang, maka manusia dapat digabungkan bersama binatang ternak. Bukankah yang menghilangkan akal penggila Laila atau yang semisalnya adalah karena kasmaran?

Bahkan, bisa jadi kegilaan karena mabuk asmara itu lebih parah daripada jenis kegilaan lainnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sya’ir:

Mereka berkata: “Kamu dibuat gila oleh yang kau cinta,” namun kujawab: “Kasmaran jauh lebih parah dari sekadar gila.

Orang yang kasmaran tidak akan sadar selamanya, sedangkan orang gila tidak sadar beberapa saat saja.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Orang yang kasmaran sama dengan orang yang gila, yang hilang akalnya. Seperti si penggila Laila.

Ini kemudharatan yang menghilangkan akal seseorang dan bisa bergerak tanpa akal.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

Pertemuan : 3 Ramadhan 1446 / 3 Maret 2025.



  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Ketujuh: Boleh jadi, kasmaran merusak seluruh atau sebagian indera seseorang, baik secara maknawi maupun secara nyata. Adapun kerusakan maknawi, ia pasti mengikuti kerusakan hati. Jika hati sudah rusak, niscaya mata, telinga, dan lisan pun turut rusak. Akibatnya, melihat keburukan dirinya dan orang yang dicintai sebagai kebaikan.

Pernyataan tersebut sebagaimana ungkapan yang disebutkan dalam kitab al-Musnad, yakni yang diriwayatkan secara marfu’:

“Cintamu terhadap sesuatu membuatmu buta dan tuli.” (Al Musnad (V/194 dan VI/650 – HR Abu Dawud no. 4967, al Bukhari dalam at Taariikhul Kabiir (II/1/157)- Dhaif).

Cinta membutakan mata hati dari melihat kejelekan dan aib yang dicinta sehingga mata kepala tidak dapat melihatnya. Teling hati pun menjadi tuli dari mendengarkan aib tersebut sehingga indera telinga tidak bisa mendengarnya. Rasa suka menutup segala aib. Orang yang berhasrat terhadap sesuatu tidak akan mampu melihat aib-aib sesuatu itu, hingga hasratnya sirna. Pada saat itu, barulah dia melihat aib tersebut. Kuatnya hasrat merupakan penutup mata sehingga mencegahnya dari melihat sesuatu menurut kenyata semestinya, sebagaimana dikatakan:

Cintaku kepadamu membuat mataku tertutup, lalu ketika terbuka, aku pun segera mencela diriku.

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Cinta kasmaran itu bisa jadi merusak indera seseorang, baik semuanya maupun sebagian. Dan ini terjadi pada seseorang yang merusak inderanya, karena perkara ini merusak hati dan yang berkuasa adalah rasa kasmaran tersebut sehingga tidak bisa membedakan lagi sesuatu lewat panca inderanya. Berubah pandangannya yang baik menjadi buruk dan sebaliknya.

Karena sebab kasmaran yang menguasai hatinya, maka panca inderanya tidak berfungsi. Contohnya seandainya ada orang yang meludah kepada orang lain, bagaimana dengan ludah ini, apakah dia merasa terganggu atau tidak? Pasti akan merasa dihinakan dengan penghinaan yang besar. Tetapi orang yang dimabuk asmara seandainya sang kekasih berludah kepadanya, bisa jadi dia kan mengusap ludah di badannya. Dia akan menganggap perkara yang baik, sebab karena sakit yang telah menggerogoti hatinya, dengan ketergantungan yang rusak kepada kekasihnya. Ini yang sering terjadi, bahkan bisa jadi lebih buruk dari contoh ini.

Maka, kerusakan apa yang lebih buruk dari rusaknya hati dan hilangnya akal serta rusaknya panca indera yang tidak berfungsi dengan baik. Semua ini akibat dari kasmaran yang berlebihan.

Maka seperti yang disebutkan tadi, hadits dha’if meski maknanya benar: “Cintamu terhadap sesuatu membuatmu buta dan tuli.”

Maknanya menyebabkan seseorang matanya buta dan telinganya tuli karena mata hati yang tertutup. Rasa suka akan menutup segala kekurangan.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Orang yang baru memasuki sesuatu tidak akan mampu melihat aib sesuatu tersebut, begitu juga orang luar yang belum pernah memasukinya. Tidak ada yang mampu melihat aib sesuatu tersebut, melainkan orang yang pernah masuk dan keluar darinya. Oleh karena itulah, para Sahabat yang masuk Islam setelah kekufuran lebih baik daripada para Sahabat yang dilahirkan dalam zaman Islam.

Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu’anhu berkata: “Sesungguhnya simpul-simpul Islam akan terlepas satu demi satu apabila dilahirkan dalam Islam seseorang yang tidak pernah mengenal zaman Jahiliyyah.”

  • Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Orang-orang yang mengenal Jahiliyah, tahu kerusakannya, segala sesuatunya dan kemudahan keluar dari Jahiliyyah maka dia akan lebih jauh berlari menghindarinya, sama halnya orang yang belum pernah masuk Islam biasanya lebih baik dari pada orang yang mengenal islam dari lahir.

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah memberikan contoh pada kitab lainnya, seseorang yang semua kesulitan dia hadapi, sakit, miskin dan kesulitan lainnya kemudian Allah ﷻ menyelamatkannya menjadi sehat, banyak rezeki, dimudahkan urusannya maka dia akan merasakan kenikmatan itu, berbeda dengan seseorang yang telah merasakan nikmat dari kecil.

Seorang kaya yang suka bersedekah dengan pakaian, sebabnya karena dia tumbuh dari seorang yang miskin. Dulu saat masuk hari raya, ada seseorang yang membagikan pakaian menjelang hari raya dan senangnya luar biasa, yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Hingga sekarang aku lebih suka bersedekah dengan pakaian.

Maka orang yang terselamatkan dari sesuatu, akan merasakan keindahan hasilnya dari pada orang yang tidak merasakannya.

  • Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Adapun kerusakan indera secara zhahir (nyata) dikarenakan kasmaran membuat badan menjadi sakit dan bisa jadi membinasakannya, sebagaimana yang umum dikenal dari kisah-kisah orang yang terbunuh oleh cinta.

Ketika di Arafah, Ibnu Abbas pernah dihadapkan dengan seorang pemuda yang kurus kering, seperti tulang berbalut kulit. Beliau bertanya: “Apa yang terjadi dengan orang ini?” “Ia sedang kasmaran,” jawab orang-orang. Maka sepanjang hari itu, Ibnu Abbas berlindung kepada Allah dari kasmaran.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم