Assunnah Qatar

Kegiatan Kajian Melayu Assunnah Qatar

Kebiasaan orang-orang musyrik menginginkan utusan Allâh ﷻ seperti sifat-sifat Tuhan. Dan ini sudah pernah terjadi pada umat-umat terdahulu.

Allâh ﷻ mengutus dari kalangan manusia, seperti umat yang akan di dakwahi.Allâh ﷻ berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 110:

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Isra ayat 95: Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya di bumi ada para malaikat, yang berjalan-jalan dengan tenang, niscaya Kami turunkan kepada mereka malaikat dari langit untuk menjadi rasul.”

Kajian kali ini mengambil tema Keutamaan Awal Dzulhijjah dan ini selalu diulang agar umat tetap semangat dalam menjemput kebaikan.

Kemuliaan bulan Dzulhijjah adalah takdir Allâh ﷻ, termasuk empat bulan haram. Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan di dalam Islam.

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. At Taubah: 36). Keempat bulan yang dimaksud adalah Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Semuanya untuk kemaslahatan manusia. Jika Allah bersumpah dengan nama makhluk ciptaannya, ini menunjukkan bahwa makhluk tersebut memiliki keutamaan. 10 hari yang Allah gunakan untuk bersumpah dalam surat Al-Fajr, yang dimaksud dalam ayat ini adalah 10 awal Dzulhijjah.

Birrul walidain adalah jihad yang paling tinggi. Padahal jihad adalah puncak amalan…

DAURAH QATAR KE-23
Bersama: Ustadz Ahmad Zainudin, Lc Hafidzahullah
Doha, 20 Mei 2023 / 30 Syawal 1444

Tidak ada manusia yang lebih wajib untuk berbakti kepadanya setelah berbakti kepada orang tua, tidak ada amalan yang pahalanya disegerakan di dunia selain berbakti kepada orang tua dan tidak ada dosa yang disegerakan di dunia selain durhaka kepada orang tua.

Perkara muamalah terkadang lebih berat pertanggungjawabannya di sisi Allâh ﷻ. Karena terdapat unsur perhitungan antara satu sama lain. Dibangun di antara unsur tuntut menuntut di hari kiamat. Bahkan di antara binatang pun akan diadili hingga diambil qishas. Karena di hari kiamat tidak ada kedzaliman sedikitpun.

Demikian juga dalam hal adab dan akhlak terkandung dalam unsur berbakti kepada orang tua. Maka, dalam birrul walidain terdapat unsur ibadah, akhlak dan muamalah.

Bab 44. Memuliakan Alim Ulama, Orang-orang Tua, Ahli Keutamaan Dan Mendahulukan Mereka Atas Lain-lainnya, Meninggikan Kedudukan Mereka Serta Menampakkan Martabat Mereka.

Hadits ke-3: Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu , katanya: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Hendaklah menyampingi saya -dalam shalat- itu orang-orang yang sudah baligh dan berakal, kemudian orang-orang yang bertaraf di bawah itu.” Ini disabdakannya sampai tiga kali. Beliau ﷺ lalu melanjutkan: “Jauhilah olehmu semua akan berkeras-keras suara seperti -didalam- pasar. (Riwayat Muslim)

Hadits ini juga menjadi landasan dianjurkannya yang dibelakang imam sesuai dengan tingkatan ilmu dan pengetahuan agamanya, sesuai hadits sebelumnya.

Makna وَهَيْشَاتِ الأسْوَاق antara lain bercampur baur laki-laki dan perempuan, berselisih, bertengkar, mengangkat suara padanya. Inilah yang dilarang di dalam masjid. Inilah yang menjadi dalil bercampurnya Jama’ah sholat dengan wanita.

Hidup Sehat dengan Mengamalkan Sunnah
Bersuci adalah setengah dari keimanan! Karenanya kebersihan jasad akan berpengaruh terhadap kebersihan jiwa…

DAURAH QATAR KE-23
Bersama: Ustadz Ahmad Zainudin, Lc Hafidzahullah
Dukhan, 19 Mei 2023 / 29 Syawal 1444

Amalkan sunnah maka hidup sehat menanti Anda, benarkah? Tidak diragukan, Islam adalah agama yang mengajarkan hidup sehat. Jika selama ini ada slogan yang terkenal “pencegahan lebih baik dari pengobatan,” ternyata sejak empat belas abad yang lalu aplikasi dari slogan itu telah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tanamkan kepada para shahabatnya.

Ikhlas merupakan amalan hati yang perlu mendapatkan perhatian khusus secara mendalam dan dilakukan secara terus-menerus. Baik ketika hendak beramal, sedang beramal, maupun ketika sudah beramal. Hal ini dilakukan agar amalan yang dilakukan bernilai di hadapan Allah. 

Ibnul Qayim Rahimahullah menjelaskan keagungan amalan-amalan hati : Amalan–amalan hati ialah pokok adapun amalan–amalan anggota badan adalah pengikut dan penyempurna. Sesungguhnya niat sekedudukan dengan ruh, adapun amalan sekedudukan dengan jasad, sehingga apabila ruh telah terpisah dengan jasad maka binasalah. Oleh sebab itu mengetahui hukum – hukum hati lebih penting dari pada mengetahui hukum-hukum jasad.

Hal terpenting dari beriman kepada takdir adalah terbebas dari kesyirikan, karena Allâh ﷻ lah yang berkuasa atas segala sesuatu, meyakini bahwasannya Allah Maha Mengetahui, berkehendak dan menciptakan segala sesuatu yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, yang akan terjadi, bagaimana terjadinya, Allah subhanahu wa ta’ala mengetahuinya jikalau terjadi.

Orang yang beriman terhadap takdir Allah mengetahui bahwa seluruh yang ada terjadi di bawah kehendak Allah, mengikuti ketentuan Allah. Allah adalah Dzat Yang Maha Memberi kepada siapa saja yang Dia kehedaki dan Dia adalah Dzat Yang Maha Menahan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, tidak ada yang dapat menolak takdir dan hukum Allah. Hal ini merupakan bentuk pentauhidan kepada Allah, sehingga orang yang memiliki keyakinan semisal ini tidak akan mendekatkan dirinya dalam masalah ibadah melainkan hanya kepada Allah dan terhindar dari perbuatan kesyirikan.

Rasulullah shallallahu `alaihi wassallam pernah bersabda yang intinya ada 5 wanita terbaik di dunia bahkan di akhirat.  Mereka itu ialah: Asiya binti Muzahim, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan yang terakhir adalah `Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq.

Dari kelima wanita tersebut, kalau kita amati betul-betul biografi mereka secara cermat dan teliti, kita akan menemukan kebesaran-kebesaran yang luar biasa. Kalau di sepanjang sejarah selalu didapati bahwa kebanyakan tokoh-tokoh hebat adalah berasal dari kalangan pria, sedangkan ini lain, ternyata ada juga wanita yang hebat melebihi bukan hanya wanita pada umumnya tapi juga pria biasa pada umumnya.

5 sosok wanita hebat sepanjang masa yang akan dibahas pada kesempatan kali ini, di samping untuk mengungkap kehebatan mereka, di sisi lain –yang lebih utama dan penting- dimaksudkan untuk dijadikan semacam teladan bagi setiap wanita yang ingin menjadi hebat seperti mereka.

DAURAH QATAR KE-23
Bersama: Ustadz Ahmad Zainudin, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Wakra, 16 Mei 2023 / 27 Syawal 1444
Pertemuan 1: Rahasia dibalik Taqdir

Judul kajian kita pada hari ini adalah Rahasia dibalik Taqdir. Rahasia bermakna sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain atau sesuatu yang belum dapat atau sukar diketahui seseorang. Maka Rahasia dibalik Taqdir bermakna sesuatu yang belum dapat atau sukar diketahui seseorang tentang taqdir.

Taqdir adalah ketentuan Allâh ﷻ yang berdasarkan ilmu Allâh ﷻ yang azali 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi yang ditulis di lauhul mahfudz berdasarkan kehendak dan ciptaan Allâh ﷻ.

Syafa’at adalah penengah (perantara) bagi yang lain dengan mendatangkan suatu kemanfaatan atau menolak suatu kemudharatan. Maksudnya, syafi’ (pemberi syafa’at) itu berada di antara masyfu lahu (yang diberi syafa’at) dan masyfu’ ilaih (syafa’at yang diberikan) sebagai wasithah (perantara) untuk mendatangkan keuntungan (manfaat) bagi masyfu’ lahu atau menolak mudharat darinya.

Kajian kali ini dibahas ulang jenis-jenis syafa’at dan agar kaum muslimin dapat memperoleh syafaat yang sangat diharapkan kelak di akhirat.