Assunnah Qatar

Kegiatan Kajian Melayu Assunnah Qatar

Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 150:

Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.

Dimanapun posisimu wahai Nabi, hadapkanlah ke Masjidil Haram. Di mana pun kalian wahai kaum muslimin, di belahan bumi mana pun, hadapkanlah wajah kalian ke arah Masjidil Haram.

Agar orang-orang yang menyelisihi tak mempunyai hujjah atasmu melalui bantahan dan perdebatan setelah kalian menghadapkan wajah kalian ke Masjidil Haram. Kecuali orang-orang zalim dan orang-orang yang menentang dari mereka akan terus berada di atas perdebatan mereka.

Maka jangan takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepada-Ku semata dengan menjalankan perintah-perintahKu dan menjauhi larangan-Ku. Dan agar Aku menyempurnakan nikmat-Ku atas kalian dengan memilih syariat yang paling sempurna untuk kalian, dan semoga dengan itu kalian terbimbing kepada kebenaran.

Bismillah, Ya Allah! mudahkanlah dan berikanlah pertolongan-Mu untukku.

Segala puji bagi Allâh ﷻ Rabb Pencipta, Penguasa, Pengatur alam semesta, tidak ada illah yang berhak disembah melainkan Allâh ﷻ.

Kematian suatu yang misteri dan penuh teka-teki bagi siapa saja yang tidak memiliki maklumat yang benar tentang hakikatnya. Oleh karenanya beragam pandangan, tebakan dan keyakinan aneh tentang kematian. Kematian suatu yang pasti mememui seluruh makluk yang bernyawa tanpa terkecuali anak Adam. Hal itu dibenarkan oleh argumentasi akal dan petunjuk wahyu (an-naql).

Dari sisi akal, hal itu diakui oleh semua manusia bahwa kehidupan mereka tidak kekal abadi, tidak satupun manusia yang hidup abadi didunia ini, semuanya akan bertahap menuju titik kerusakan, kondisi kuat akan berangsur lemah, kegagahan, kecantikan perlahan akan memudar, sehingga semuanya akan menemui yang namanya ajal dan kematian.

Dari sisi naql, sangat banyak dalil penjelasan dari Al-Quran dan Hadist yang sahih bahwa kehidupan manusia pasti akan berakhir. Allâh ﷻ berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

📖 Al-Anbiya ayat 35. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.

وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ

📖 Al-Anbiya ayat 8. Dan Kami tidak menjadikan mereka (rasul-rasul) suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak (pula) hidup kekal.

۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ

📖 Ar-Rum ayat 54. Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.

🏷️ Berkata Abu Bakar bin Muawwal:

Kondisi kita tidak lain kecuali satu dari tiga keadaan .. Usia muda, beruban lantas mati Akhir nama yang disandang seseorang “si tua renta” .. dan nama berikutnya mereka panggil dengan “mayat”. (Az-Zuhd Al-Kabir 1/254, Imam Al-Baihaqi, Mawaridu az-Zam-an li Durusi az-Zaman 5/296).

Tanda-tanda akhir zaman sebagian telah kita rasakan dan itu akan terus bermunculan dan merupakan bagian dari fitnah. Sehingga, banyak ulama mengupas menjadi tulisan yang bertema fitnah (Kitabul Fitan).

Sehingga banyak tanda-tanda akhir zaman yang disebutkan dalam hadits, diantaranya:

Dari ‘Auf bin Malik -raḍiyallāhu ‘anhu- ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- pada waktu perang Tabuk saat beliau berada di dalam kubah kulit (kemah). Beliau bersabda, “Hitunglah enam perkara menjelang hari kiamat; yakni kematianku, pembebasan Bait al-Maqdis (masjidil Aqsa), kematian masal yang menimpa kalian seperti penyakit scrapie pada domba, melimpahnya harta hingga seseorang diberi 100 dinar namun masih murka, kemudian terjadinya fitnah yang tidak menyisakan satu rumah pun milik bangsa Arab kecuali dimasukinya, kemudian perjanjian damai antara kalian dan Bani Aṣfar (Romawi), lalu mereka mengkhianati kalian. Mereka datang membawa 80 panji, setiap panji membawahi 12000 tentara.” (Hadis sahih – Diriwayatkan oleh Bukhari)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Waktu akan menjadi dekat, ilmu dicabut, aneka fitnah bermunculan, kekikiran merebak dan al harju kian banyak.” Mereka berkata, “Apa yang dimaksud dengan al harju?” beliau bersabda, “Pembunuhan.” (HR. Bukhari Muslim)

Orang yang mentauhidkan Allâh ﷻ akan senang dan bahagia bersama orang-orang yang dicintai Allâh ﷻ.

Allah berfirman, “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya,” maksudnya tidaklah menyatu antara orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya.

Tidaklah seorang hamba beriman kepada Allah dan Hari Akhir dengan sebenarnya melainkan pasti melaksanakan tuntutan dan keharusan iman yaitu mencintai dan loyal terhadap orang yang beriman dan membenci orang yang tidak beriman dan yang memusuhinya meski terhadap orang yang dekat sekalipun. Inilah iman yang sebenarnya yang bermanfaat dan yang dimaksudkan.

Orang yang memiliki sifat tersebut adalah “orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka.” Artinya, keimanan telah ditetapkan, dikokohkan, dan ditanamkan dalam diri mereka secara kuat, yang tidak bisa tergoncang dan terpengaruh oleh berbagai syubhat dan keraguan.

Shalat adalah rukun Islam yang paling urgen sesudah Syahadatain (dua kalimat syahadat). Shalat disyari’atkan dalam wujud amal ibadah yang paling sempurna dan paling bagus.

Karena pentingnya shalat, maka wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Sehingga dengan ilmunya akan didapat amalan yang benar. Shalat inilah yang pertama kali akan dihisab.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthâ (shalat Ashar). Dan berdirilah untuk Allâh (dalam shalatmu) dengan khusyu’. [Al-Baqarah/2: 238]

Islam adalah agama rahmat. Makna “Islam Rahmatan lil ‘Alamin” adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.

Rahmatan lil’alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya’ ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿١٠٧

“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Ayat tersebut menegaskan bahwa ajaran Islam yang dipahami secara benar akan mendatangkan rahmat untuk semua orang, baik Islam maupun non muslim, bahkan untuk seluruh alam. Islam tidak membenarkan ada diskriminasi karena perbedaan agama, suku, ras, dan bangsa. Itu tidak boleh dijadikan alasan untuk saling berpecah belah. Seorang muslim mempercayai, bahwa seluruh umat manusia adalah keturunan Adam. Dan Adam diciptakan dari tanah. Perbedaan suku, bangsa, dan warna kulit, adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan dan kebijaksanaan Allah, dalam menciptakan dan mengatur makhluk-Nya.

Setiap muslim tidak boleh jahil tentang agamanya yang merupakan hal -hal yang tidak boleh tidak kita tahu. Karena ilmu agama itu luas ya, luas sekali. Dan ada hal -hal yang urgent. Tidak boleh setiap muslim tidak tahu seperti tentang usul iman, kemudian tentang rukun Islam. Dan hal -hal yang membuat pembeda antara satu dengan yang lainnya. Maksudnya antara manhaj yang sahih, antara jalan yang sahih dengan orang -orang yang menyimpang. Itu yang penting untuk kita ketahui.

Ada pun yang furu’ luas sekali. Sangat luas dan tentunya butuh waktu untuk belajar sampai memahami dengan baik.

Ilmu agama merupakan sumber kebaikan. Dia akan mengatur segala urusan. Beda dengan ilmu dunia. Kalau ilmu dunia tidak mengatur ilmu agama. Tapi kalau ilmu agama mengatur ilmu dunia. Dan karenanya, wajib kita untuk mempelajari ilmu-ilmu agama.

Ada satu faedah bagaimana para ulama memotivasi agar berupaya membuka dan terus menghidupkan sunnah menuntut ilmu. Terus semangat dalam menghidupkan majelis ilmu.

Masing-masing kita memiliki andil yang dapat memotivasi agar terus bersemangat untuk bertahan walaupun hanya sedikit yang hadir.

Ada suatu atsar dari Imam Adzahabi dalam Syiar A’lami Nubala, ketika beliau menyebut biografi seorang ulama, yaitu Imam Atho bin Abi Rabah Rahimahullah, beliau menukil perkataan Imam Auza’i Rahimahullah: Telah wafat imam Atho bin Abi Rabah Rahimahullah, padahal disaat beliau meninggal dan sebelumnya dia termasuk ulama yang paling dicintai oleh penuntut ilmu. Padahal pada saat beliau hidup yang hadir hanya sedikit, sekitar 8 atau 9an penuntut ilmu.

Majelis ilmu tidak harus ramai. Tetapi faedah-faedah yang terus berkelanjutan.

Semua kita miliki angan -angan. Orang kaya memiliki angan -angan agar bertambah hartanya semakin lama dia hidup untuk menimati harta tersebut. Orang miskin memiliki angan -angan agar dia mendapatkan kecukupan dan kekayaan.

Orang sakit dia memiliki angan -angan agar Allâh ﷻ memberikan dia kesembuhan. Dan seterusnya setiap orang memiliki angan -angan. Yang kadang -kadang apa yang kita miliki itu adalah harapan daripada orang yang tidak memilikinya. Kadang -kadang kita mengeluh dengan anak kita yang tidak memiliki anak berharap. Walaupun dia itu anak yang bandel sekalipun dia rela menerimanya.

Ya begitulah kadang -kadang kita mengeluh dengan tempat tinggal kita. Dan segalanya yang orang yang tidak memilikinya berharap walaupun hanya tempat berteduh sedikit.

Artinya apa pun yang kita miliki adalah ya kadang -kadang sebuah harapan angan -angan dari orang lain. Kalau angan-angan di dunia cukup banyak, tetapi mencari teman-teman yang shalih adalah hal yang utama. Karena tidak setiap tempat kita menemukannya… Di tempat-tempat yang mulialah kita akan menemukannya. Perbanyaklah teman-teman yang akan memacu kita memperbanyak ibadah. Duduk di majelis ilmu adalah ibadah yang agung, yang dengannya kita akan memperoleh manfaat yang banyak, apapun keadaannya. Mereka lah yang tidak akan susah…

Tetaplah semangat untuk belajar, saling memotivasi dalam menyebarkan kebaikan….

Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari neneknya Radhiyallahu’anha, katanya: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak termasuk golongan kami -umat Islam- orang yang tidak belas kasihan kepada golongan kecil diantara kita -baik usia atau kedudukannya- serta tidak termasuk golongan kami pula orang yang tidak mengerti kemuliaan -cara memuliakan- yang tua diantara kita.”

Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: “hak orang yang tua dari kita.”

Fawaid Hadits:

1. Anjuran menyayangi anak-anak kecil dan lemah lembut kepada mereka, dan juga berkasih sayang dan berbuat baik kepada mereka.
2. Dianjurkan untuk memuliakan orang yang lebih tua dan meninggikan mereka.
3. Masyarakat Islam adalah bangunan yang kokoh, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar, karena setiap dari keduanya memiliki tempat di tembok-tembok bangunan tersebut, dimana Rasulullah ﷺ yang menyempurnakan bangunannya.
4. Sepatutnya mengetahui hak para ulama dan memuliakan mereka. Ada hadits riwayat Ahmad dari Ubadah bin Shamith, “dia Mengetahui hak-hak yang alim diantara kami.”

Jika perhatian kita terhadap kesehatan tubuh begitu besar, maka sepantasnya kita memiliki perhatian yang lebih besar terahadap kesehatan hati. Karena hati adalah organ paling penting yang kita miliki. Ia lebih penting daripada mata, telinga, dan organ tubuh kita yang manapun.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

أَلاَ إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, di dalam tubuh terdapat segumpal daging jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik dan jika ia rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari)

Hati ibarat raja sedangkan organ tubuh yang lain ibarat pembantu dan prajuritnya. Ia yang membuat keputusan dan mengeluarkan instruksi kepada seluruh organ tubuh. Seluruh organ lain selalu tunduk patuh kepada perintahnya. Jika ia memerintah mata untuk membaca, mata pasti membaca.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah adalah salah satu ulama yang menyadari betapa pentingnya merawat hati. Buku Ighatsatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan (diterjemahkan dengan judul Menyelamatkan Hati dari Tipu Daya Setan) mengenalkan kita kepada berbagai penyakit hati dan godaan setan terhadapnya, bagaimana perilaku yang timbul akibat godaan tersebut, dan kondisi yang terjadi pada hati setelah menerimanya.