Ustadz Isnan Efendi

Kumpulan kajian rutin bersma Ustadz Isnan Efendi, BA Hafidzahullah

Bab 14: Kiamat tidak akan terjadi hingga keluar api dari arah Hijaz

📖 Hadits Muslim Nomor 5164:

Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab telah mengkhabarkan kepadaku Ibnu Al Musayyib bahwa Abu Hurairah diberi khabar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda. Telah menceritakan kepadaku Abdulmalik bin Syu’aib bin Al Laits telah menceritakan kepada kami ayahku dari kakekku telah menceritakan kepadaku Uqail bin Khalid dari Ibnu Syihab bekata: Berkata Ibnu Al Musayyib: telah mengkhabarkan kepadaku Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga keluar sebuah api dari bumi Hijaz yang menerangi leher seekor onta yang berada di Bushro.” (kota di Syam, pent.)

Bab 15: Menjelang kiamat Madinah akan tertimpa paceklik kemudian menjadi ramai (makmur)

📖 Hadits Muslim Nomor 5165:

Telah menceritakan kepadaku Amru An Naqid telah menceritakan kepada kami Al Aswad bin Amir telah menceritakan kepada kami Zuhair dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Rumah-rumah tempat tinggal itu akan sampai ke daerah Ihab atau Yahab.” Zuhair berkata: Aku bertanya kepada Suhail: Seberapa jauh jarak (Ihab atau Yahab) dari kota Madinah? Ia menjawab: sekian dan sekian mil.

📖 Hadits Muslim Nomor 5166:

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Abdurrahman dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kemarau itu bukannya kalian tida dihujani, tapi kemarau adalah kalian dihujani dan dihujani tapi bumi tidak menumbuhkan apa pun.”

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 167:

وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوا۟ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا۟ مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعْمَٰلَهُمْ حَسَرَٰتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ

Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa’id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Abdulmalik bin Umair] dari [Jabir bin Samurah] dari [Nafi’ bin Utbah] berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dalam suatu peperangan. Ia berkata: Suatu kaum mendatangi nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari maghrib, mereka mengenakan baju wool, mereka menemui beliau didekat suatu bukit. Mereka berdiri sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam duduk. Ia (Nafi’) berkata: Hatiku berkata: Datangilah mereka dan berdirilah diantara mereka dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam agar mereka tidak menyerang beliau lalu aku berkata: Mungkin beliau berbicara lirih dengan mereka. Aku mendatangi mereka lalu aku berdiri diantara mereka dan beliau. Aku menghafal empat kalimat dari beliau, aku menghitungnya dengan tanganku. Beliau bersabda: “Kalian akan memerangi jazirah arab lalu Allah menaklukkannya, setelah itu Persia lalu Allah menaklukkannya, kemudian kalian memerangi Romawi lalu Allah menaklukkannya, selanjutnya kalian memerangi Dajjal lalu Allah menaklukkannya.” Kemudian Nafi’ berkata: Hai Jabir, kami tidak berpendapat Dajjal muncul hingga Romawi ditaklukkan.

📖 Syarah Hadits:

Hadits ini menggambarkan begitu perhatiannya para sahabat terhadap perkataan Nabi ﷺ, daya ingat mereka kuat dan perhatian mereka terhadap Sunnahnya.

Hadits ini sebagain kejadian-kejadian telah terjadi dan sebagainya belum terjadi seperti memerangi Jazirah Arab dan Persia.

Sesungguhnya orang-orang yang ragu-ragu itu telah mentaati syetan, hingga diri mereka menyatu dengan keragu-raguan dari syetan tersebut. Mereka menerima ucapan syetan, mentaatinya dan membenci mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Bahkan di antara mereka ada yang berpendapat, jika ia berwudhu dengan cara wudhu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atau shalat sesuai dengan shalatnya, maka wudhunya batal dan shalatnya tidak sah.

Dia juga berpendapat, jika ia melakukan sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam menyuapi anak-anak, atau dalam memakan makanan umat Islam pada umumnya, ia berpendapat bahwa makanan itu najis dan wajib baginya membasuh tangan dan mulutnya sebanyak tujuh kali seperti jika tangan dan mulutnya dijilat oleh anjing atau dikencingi kucing.

Kekuasaan iblis terhadap mereka sampai pada tingkat mereka memenuhi perintah iblis laksana orang gila. Mereka lebih dekat kepada madzhab Sufsatha’iyah (Al-Farabi berkata, “Ini adalah nama suatu keahlian yang dengannya seseorang mampu mencampuradukkan perkataan dan membuat suatu persangkaan.”), yang mengingkari hakik

Materi Kedelapan: Akad Dzimmah dan Hukum-hukumnya

A. Akad Dzimmah

Akad dzimmah ialah pemberian jaminan keamanan terhadap orang kafir yang bersedia memberikan jizyah (upeti) kepada kaum Muslimin serta berjanji kepada kaum Muslimin mengenai kesediaannya menerima pemberlakuan ketentuan hukum syariat Islam dalam kasus pelanggaran berat seperti: Kasus pembunuhan, pencurian dan pelanggaran kehormatan.

B. Siapakah yang Berhak Melakukan Akad Dzimmah

Adapun orang yang berhak mengadakan akad dzimmah ialah pimpinan atau wakilnya. Sedang selain keduanya tidak berhak melakukannya. Berbeda dengan masalah pemberian perlindungan serta keamanan, maka setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita dapat memberikan perlindungan serta keamanan. Karena Ummu Hani binti Abi Thalib pun telah melindungi seorang laki-laki dari kaum musyrikin ketika penaklukan kota Makkah, kemudian ia menemui Rasulullah ﷺ dan menceritakan hal itu, maka Rasulullah ﷺ bersabda,

“Sungguh kami akan melindungi orang yang engkau lindungi, dan kami pun akan menjamin keamanan orang yang engkau jamin keamanannya, wahai Ummu Hani’. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 2171).

C. Membedakan Ahludz Dzimmah (Orang Kafir yang Berada di Bawah Perlindungan Kaum Muslimin) dari Kaum Muslimin

Wajib membedakan ahludz dzimmah dari kaum Muslimin di dalam berpakaian dan lain-lain, supaya mereka dapat dikenali dan orang yang meninggal dari mereka tidak boleh dikuburkan di pekuburan orang-orang Muslim, tidak boleh berdiri memberi hormat terhadap mereka, tidak boleh memulai ucapan salam terhadap mereka dan tidak boleh mendudukkan mereka di bagian depan di dalam pertemuan, berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ:

وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “لاَ تَبْدَؤُوْا الْيَهُوْدَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ، وَإِذَا لَقِيتُمُوْهُمْ فِي طَرِيْقٍ فَاضْطَرُّوْهُمْ إِلَى أَضْيَقِهِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .

Dari Abu Hurairah Radiyallāhu anhu ia berkata: Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam bersabda: “Janganlah kalian mendahului mengucapkan salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, dan jika kalian bertemu dengan mereka disebuah jalan, desaklah mereka ke tempat yang paling sempit.”

(Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2167).

Yasir bin Jabir berkata: Angin merah bergejolak di Kufah lalu seseorang datang, ia tidak memiliki kebiasaan lain selain berkata: Wahai Abdullah bin Mas’ud, kiamat telah tiba. Yasir berkata: Ibnu Mas’ud duduk setelah sebelumnya bersandar lalu berkata: Kiamat tidak terjadi hingga harta warisan tidak dibagi dan harta rampasan tidak membuat senang. Setelah itu ia berisyarat dengan tangannya seperti ini, ia menunjuk ke arah Syam lalu berkata: Musuh berkumpul untuk kaum muslimin dan kaum muslimin pun berkumpul untuk (menghadapi) mereka. Aku berkata: Romawi maksudmu? Ia menjawab: Ya, saat perang itu terjadi serangan besar-besaran. Kaum muslimin mengirim sekelompok pasukan agar mati, tidak kembali kecuali dalam keadaan menang. Mereka menyerang hingga malam hari lalu masing-masing dari kedua kubu kembali, masing-masing tidak menang dan sekelompok pasukan itu pun lenyap. Kaum muslimin mengirim sepasukan untuk mati, agar tidak kembali kecuali dalam keadaan menang. Mereka menyerang hingga malam hari lalu masing-masing dari kedua kubu kembali, masing-masing tidak menang dan sekelompok pasukan itu pun lenyap. Kaum muslimin mengirim sepasukan untuk mati, agar tidak kembali kecuali dalam keadaan menang. Mereka menyerang hingga malam hari lalu masing-masing dari kedua kubu kembali, masing-masing tidak menang dan sekelompok pasukan itu pun lenyap. Pada hari keempat, sisa kaum muslimin yang masih ada maju lalu Allah menjadikan kekalahan atas mereka. Mereka membunuh banyak pasukan, mungkin ia berkata: Tidak terlihat sepertinya, atau mengatakan: Tidak terlihat sepertinya (LAM YURAA MITSLUHAA atau LAM YURA MITSLUHAA), hingga burung-burung berterbangan melintasi segala penjuru mereka dan tidaklah melintasi mereka melainkan pasti tersungkur mati. Satu kabilah menghitung, tadinya berjumlah seratus orang tapi mereka hanya menjumpai satu orang saja, lalu harta rampasan perang mana yang bisa membuat senang atau harta peninggalan mana yang bisa dibagikan. Saat mereka seperti itu, mereka tiba-tiba mendengar serangan lebih besar darinya kemudian orang yang berteriak mendatangi mereka bahwa Dajjal telah mengganti mereka dikeluarga mereka lalu mereka membuang yang ada ditangan mereka kemudian pulang, setelah itu mereka mengirim sepuluh tentara berkuda ke depan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui nama-nama mereka, nama-nama ayah mereka dan warna kuda mereka. Mereka adalah tentara berkuda terbaik di muka bumi saat itu atau diantara tentara berkuda yang terbaik di atas bumi saat itu.” 

Orang-orang yang selalu was-was itu berkata, “Kami melakukan hal itu karena kami berhati-hati dalam urusan agama kami, serta untuk mengamalkan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi, Nasa’i, Ahmad dari Al-Hasan bin Ali dengan sanad shahih).

Dan sabda beliau, “Siapa yang menjaga syubhat maka dia telah membebaskan dirinya (dari tuduhan) dalam hal agama dan kehormatannya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim dari Nu’man bin Basyir).

Dan sabda beliau, “Dosa adalah apa yang terdetik (sebagai dosa) dalam hatimu.” (Diriwayatkan Muslim dari An-Nuwas bin Sam’an).

Dan sebagian salaf berkata, “Dosa adalah hawaz hati.” (Maksudnya, segala sesuatu yang tersimpan dalam hati, dan ditakutkan berupa maksiat yang dilakukan hamba).

Telah menceritakan kepada kami Abdulmalik bin Syu’aib bin Al Laits telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Al Laits bin Sa’ad telah menceritakan kepadaku Musa bin Ali dar ayahnya berkata: Al Mustaurid Al Qurasy berkata didekat Amru bin Al Ash: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat terjadi dan Romawi adalah manusia yang paling banyak.” Amru berkata: Perhatikan ucapanmu. Ia berkata: Aku mengatakan yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Ia berkata: Bila kau katakan demikian, pada diri mereka terdapat empat hal; mereka adalah orang-orang yang paling sabar saat terjadi fitnah, paling cepat miskin saat terjadi musibah, paling cepat menyerang setelah mundur, dan yang terbaik dari mereka terhadap orang miskin, anak yatim dan orang lemah. Yang kelima adalah yang menawan dan cantik serta paling tahan terhadap kelaliman para raja.

📝 Syarah Hadits:

Beliau Al Mustaurid Al Qurasy Radhiyallahu’anhu tatkala mendengar hadits ini masih kecil, setelah dewasa beliau meriwayatkan hadits ini dan memahami apa yang disampaikan. Meninggal pada 45H.

Sahabat Nabi adalah siapa saja yang berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan Islam dan mati dalam keadaan Islam. Meskipun sebelumnya murtad seperti al-‘Asyats bin Qais, ‘Amru bin Ma’dikarib dan selainnya.

Sedangkan Amru bin Al Ash Radhiyallahu’anhu terkenal dengan cendekiawan Arab karena kecerdasannya. Meninggal pada 43H.

Termasuk tipu daya syetan yang menimpa orang-orang bodoh yaitu menimbulkan keragu-raguan pada mereka dalam bersuci dan shalat ketika hendak niat, sampai membuat mereka tertawan dan terbelenggu, serta mengeluarkan mereka dari mengikuti Sunnah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam. Bahkan salah seorang dari mereka dijadikan beranggapan bahwa apa yang ada dalam Sunnah belumlah cukup, sehingga harus ditambah dengan yang lain. Maka syetan menghimpun bagi mereka antara anggapan yang rusak ini berikut kelelahan yang dirasakannya dengan hilang atau berkurangnya pahala.

Tidak syak lagi, syetanlah yang menyerukan pada keragu-raguan ini. Orang-orang yang terjerumus padanya telah mentaati syetan, mengikuti perintahnya dan benci untuk mengikuti Sunnah dan jalan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sampai-sampai salah seorang dari mereka berpendapat, jika ia berwudhu atau mandi sesuai dengan wudhu dan mandi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam maka ia belum suci dan hadatsnya belum terangkat!

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 165:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

📝 Tafsir Ayat:

Telah dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya tentang kaitan orang-orang beriman yang bersandarkan kepada Tauhid Uluhiyah, Rububiyah dan Asma’ wa Shifat.

Ayat ini dilanjutkan dengan orang-orang yang berbuat syirik, yaitu tandingan-tandingan Allâh ﷻ dengan berbagai macam bentuknya.

Sudah banyak bukti-bukti yang pasti ini, sebagian dari manusia masih mengambil selain Allah sebagai berhala-berhala dan patung-patung serta penolong-penolong yang mereka jadikan sebagai tandingan-tandingan bagi Allah, mereka  memberikan kepada tandingan-tandingan itu rasa cinta, pengagungan dan ketaatan Yang Tidak sepantasnya diberikan kecuali bagi Allah Semata.

Syirik Mahabbah (Cinta)

Amaliyah syirik bukan hanya masalah lahir akan tetapi juga bisa dalam masalah bathin, seperti cinta.

Sebagian manusia ada yang menjadikan tandingan untuk Allah dalam masalah cinta. Dimana mereka mencintai tandingan itu seperti mencintai Allah. Berarti -dalam masalah cinta- kalau cinta kita kepada sesuatu seperti cinta kepada Allah, berarti kita sudah mempersekutukan Allah dalam mahabbah. Didalam takut juga ada, sama. Apabila kita takut kepada sesuatu seperti takutnya kita kepada Allah, maka kita jatuh kepada syirik besar.

Cinta bisa berbentuk thabi’i (manusiawi) seperti mencintai anak, mencintai hal-hal yang indah. Bisa juga cinta ibadah seperti mencintai Allâh ﷻ dan Rasul-Nya. Konsekuensinya kita menjalankan perintahNya dan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ. Dan cinta syirik inilah yang dilarang, yaitu mencintai makhluk lebih besar daripada cinta kepada Allâh ﷻ. Seperti patung, berhala, jin dan lainnya.