Ighotsatul Lahfan

Termasuk tipu daya syetan adalah ia membuat orang-orang yang suka menyendiri dan zuhud serta melakukan riyadhah (latihan bathin) menganggap baik terhadap perasaan dan kenyataan mereka, tanpa mencocokkannya dengan perintah Pembuat Syariat. Bahkan mereka berkata, “Jika hati selalu menjaga bersama Allah maka apa yang terlintas di hatinya serta suara batinnya akan selamat dari kesalahan.” Dan ini adalah tipu daya syetan yang paling nyata sekaligus berbahaya.

Sebab suara batin itu ada tiga macam:
▪️ Rahmaniyyah (berasal dari Allah)
▪️ Syaithaniyah (berasal dari syetan) dan
▪️Nafsaniyah (berasal dari keinginan nafsu), sebagaimana juga mimpi.

Betapa pun seorang hamba sampai pada tingkat tertinggi dalam hal zuhud dan ibadah maka ia tetap disertai syetan dan nafsunya, yang keduanya tak akan pernah meninggalkannya hingga ia meninggal dunia. Sedangkan syetan masuk kepadanya melalui aliran darah. Dan bahwa kemaksuman itu hanyalah bagi para rasul Allah, yang mereka itu merupakan perantara antara Allah dan para makhluk-Nya, dalam hal penyampaian perintah dan laranganNya, janji dan ancaman-Nya.

Karena hal ini, maka para ahli tentang hati menganjurkan agar setiap hamba berpaling dari ahli bid’ah, tidak usah mengucapkan salam kepada mereka, tidak perlu menampakkan wajah ceria, bahkan agar tidak menemui mereka kecuali dengan menekuk wajah dan berpaling.

Duduk dengan ahlul bid’ah menyebabkan kecinta’an kepada mereka. Ibnu Mas’ud berkata, “Seseorang hanya akan berteman dan berjalan dengan orang yang sejenis dengannya”.

Mush’ab bin Sa’ad berkata, “Janganlah engkau duduk bersama orang yang terfitnah (sesat). Karena tidak akan luput darimu salah satu dari dua kemungkinan, engkau terfitnah olehnya sehingga engkau mengikutinya, atau dia akan mengganggumu sebelum engkau meninggalkannya”

Imam al-Barbahari rahimahullah juga mengatakan: “Jika engkau melihat suatu kebid’ahan pada seseorang, jauhilah ia sebab yang ia sembunyikan darimu lebih banyak dari apa yang ia perlihatkan kepadamu.”

Mereka juga menganjurkan hal yang sama saat bertemu dengan orang-orang yang ditakutkan fitnah dari mereka seperti wanita dan pemuda yang tampan. Mereka berkata, “Manakala engkau menampakkan putihnya gigimu kepada wanita atau anak-anak tampan maka mereka akan menampakkan (fitnah) yang ada pada mereka, tetapi manakala engkau menemui mereka dengan muka masam maka engkau telah terjaga dari kejahatan mereka”.

Pada pertemuan yang lalu telah dijelaskan senjata setan antara lain:
1. Memperpanjang Angan-angan.
2. Memperdaya Manusia untuk Memandang Sesuatu yang Jahat sebagai Sesuatu Yang Baik.
3. Menakut-nakuti Orang-orang Beriman.
4. Tipu Daya terhadap Adam dan Hawwa’ dengan sumpah palsu.
5. Menguji Manusia dengan Berlebih-lebihan dan Meremehkan
6. Pendapat dan Hawa nafsu (perkataan yang batil, pendapat-pendapat yang rendah dan hayalan-hayalan).
7. Bersandar kepada akal (mengeluarkan manusia dari ilmu dan agama)

8. Keanehan Orang-orang Sufi

Termasuk perdayaan syetan adalah berbagai keanehan dan kehancuran yang dilemparkannya kepada orang-orang sufi bodoh. Hal-hal itu dibungkusnya dalam bentuk mukasyafah (penyingkapan) terhadap hayalan-hayalan, sehingga menjerumuskan mereka ke dalam berbagai kebatilan dan kesesatan, membukakan untuk mereka pintu-pintu dakwaan yang besar, lalu membisikkan kepada mereka bahwa di balik ilmu ada jalan yang jika mereka lalui akan membuat mereka memperoleh mukasyafah secara nyata, dan membuat mereka tak lagi memerlukan serta terikat dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Ibnul Jauzy Rahimahullah dalam talbis iblis berkata: Tasawuf adalah tarikat yang awalnya dimulai dengan bentuk zuhud yang total. Selanjutnya, orang yang berkecimpung di dalamnya membolehkan mendengarkan nyanyian (Assamaa’) dan melakukan tarian (ArRa’su), sehingga pencari-pencari akhirat dari kalangan awam pun tertarik kepada mereka, karena orang-orang yang bisa dikatakan sebagai pengikut paham sufi itu terlihat seakan benar-benar menampakkan kezuhudan. Para pencari dunia pun tertarik dengan sikap mereka, karena mereka terlihat begitu santai dan terlihat suka bermain-main.

Maka itu, seseorang harus menyingkap talbis Iblis terhadap tarekat orang yang seperti ini. Dan, pengungkapan talbis itu hanya dapat dilakukan dengan mengungkap akar dan cabang tarekat, serta menjelaskan apa saja persoalannya. Allahlah Yang Mahamenuntun menuju kebenaran.

Penulis berkata, pada masa Nabi ﷺ, penisbatan diarahkan kepada iman dan Islam saja, sehingga seorang disebut Muslim dan mukmin.

Bab 13 – 5 – Melumpuhkan Senjata-senjata Setan

Pada pertemuan yang lalu telah dijelaskan mengenai senjata-senjata setan, yaitu:
1. Memperpanjang Angan-angan.
2. Memperdaya Manusia untuk Memandang Sesuatu yang Jahat sebagai Sesuatu Yang Baik.

3. Menakut-nakuti Orang-orang Beriman

Di antara tipu daya musuh Allah adalah ia menakut-nakuti orang-orang beriman melalui laskar dan pengikut-pengikutnya (bisikan hati atau melalui bala tentaranya dari golongan manusia). Maka mereka tidak mengajaknya berjihad, tidak memerintahkan mereka kepada yang ma’ruf dan tidak mencegah mereka dari yang mungkar. Dan ini adalah di antara tipu daya syetan yang paling besar terhadap orang-orang beriman. Allah mengabarkan hal ini dalam firman-Nya,

اِنَّمَا ذٰلِكُمُ الشَّيْطٰنُ يُخَوِّفُ اَوْلِيَاۤءَهٗۖ فَلَا تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syetan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran: 175).

Yukhawwifu awliyaa’ah (يُخَوِّفُ اَوْلِيَاۤءَهٗۖ) dalam ayat di atas menurut semua ahli tafsir berarti menakut-nakutimu dengan kawan-kawannya. Qatadah berkata, “Ia membesar-besarkan mereka (kawan-kawannya) di dalam hatimu. Oleh sebab itu Allah befirman, ‘Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.’ Maka setiap kali iman hamba bertambah kuat maka setiap itu pula hilang rasa takutnya kepada kawan-kawan syetan. Sebaliknya, setiap kali imannya melemah, setiap itu pula bertambah kuat ketakutannya kepada mereka.”

Bab 13 – 4 – Melumpuhkan Senjata-senjata Setan

Pada pertemuan yang lalu telah dijelaskan salah satu senjata setan adalah: Memperpanjang Angan-angan.

Senjata selanjutnya adalah:

Memperdaya Manusia untuk Memandang Sesuatu yang Jahat sebagai Sesuatu Yang Baik

Di antara perdayaan syetan terhadap manusia adalah ia menampakkan berbagai macam perkara dan mengkhayalkannya di sana terdapat banyak kemanfaatan baginya. Selanjutnya ia memunculkan beberapa perkara yang di dalamnya terdapat kebinasaan manusia. Lalu ia meninggalkannya, membiarkannya dan senang dengan kebinasaan manusia itu, ia pun menertawakannya, kemudian memerintahkannya mencuri, berzina dan membunuh. Setelah semua kejahatan ditunjukkannya, ia pun mempermalukan manusia itu.

Perangkap ini bukan hanya kepada manusia awam, tetapi juga kepada ahli ibadah. Dan biasanya diawali dengan teman-teman yang buruk. Karena teman itu akan menarik, baik perbuatan baik maupun yang buruk. Itulah pentingnya ilmu dan amal, hanya dengan taufiq Nya Allâh ﷻ akan menolong hamba-Nya.

Allâh ﷻ befirman,

وَاِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَاِنِّيْ جَارٌ لَّكُمْۚ فَلَمَّا تَرَاۤءَتِ الْفِئَتٰنِ نَكَصَ عَلٰى عَقِبَيْهِ وَقَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكُمْ اِنِّيْٓ اَرٰى مَا لَا تَرَوْنَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ ۗوَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya. (QS Al-Anfal ayat 48).

Ayat ini berkaitan dengan Rasulullah ﷺ di saat perang Badar. Setan membisikkan janji-janji kepada para sahabat. Al-Hasan berkata, “la menunjukkan mereka dengan tipu daya lalu menelantarkan mereka. Sesungguhnya orang yang jahat itu memperdaya orang yang setia padanya.”

Katsratul Amani – Banyak berangan-angan

Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 117-120:

اِنْ يَّدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اِنَاثًاۚ وَاِنْ يَّدْعُوْنَ اِلَّا شَيْطٰنًا مَّرِيْدًاۙ

117. Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka,

لَّعَنَهُ اللّٰهُ ۘ وَقَالَ لَاَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيْبًا مَّفْرُوْضًاۙ

118. yang dilaknati Allah, dan (setan) itu mengatakan, “Aku pasti akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hamba-Mu,

وَّلَاُضِلَّنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ اٰذَانَ الْاَنْعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِيْنًا

119. dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).” Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيْهِمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا

120. (Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.

Angan-angan adalah sifat manusiawi, dengannya manusia menjadi semangat untuk menggapai cita-cita. Akan tetapi, setan menyusup hingga manusia menjadi panjang angan-angannya.

Penyebabnya adalah cinta dunia dan takut akhirat. Maka, apabila hati kita penuh dipengaruhi dunia dan lupa akan kematian, tandanya Hati sudah dipengaruhi panjang angan-angan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يَزالُ قَلْبُ الكَبِيرِ شابًّا في اثْنَتَيْنِ: في حُبِّ الدُّنْيا وطُولِ الأمَلِ

“Hati orang yang sudah tua akan senantiasa seperti anak muda dalam menyikapi dua hal: cinta dunia dan panjang angan-angan” (HR. al-Bukhari no. 6420).

Setan Menyesatrkan Manusia dari Segala Arah

Allah Ta’ala befirman mengabarkan tentang musuhnya iblis saat Dia menanyakan padanya mengapa menolak bersujud kepada Adam serta alasannya bahwa dia lebih baik dari Adam, sehingga Dia mengusirnya dari surga lalu iblis meminta tenggang waktu, dan Allah pun memberikannya, kemudian berkatalah musuh Allah tersebut, bisa terlihat pada surat Al-A’raf ayat 16-17 yang berbunyi:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيم ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”

Makna bahwa: saya akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus adalah seakan-akan syetan itu berkata, “Saya akan tekan mereka, saya akan terus mengintai mereka, dan saya akan senantiasa membelokkan mereka dan sebagainya.”

Syaqiq berkata, “Tidaklah datang suatu pagi kecuali syetan mengintaiku dari empat arah: Dari arah muka, belakang, kanan dan kiri, lalu dia berkata, ‘Janganlah kamu takut sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’, maka aku pun membaca ayat,

وَاِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى

Thaha ayat 82. Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.

Adapun dari belakangku, maka syetan menakut-nakutiku akan terlantarnya orang yang aku tinggalkan maka aku membaca ayat,

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا

Hud ayat 6. Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.

Dan dari sebelah kananku, syetan mendatangiku melalui wanita, maka aku membaca ayat,

وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

“Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-A’raaf: 128).

Allah Ta’ala befirman mengabarkan tentang musuhnya iblis saat Dia menanyakan padanya mengapa menolak bersujud kepada Adam serta alasannya bahwa dia lebih baik dari Adam, sehingga Dia mengusirnya dari surga lalu iblis meminta tenggang waktu, dan Allah pun memberikannya, kemudian berkatalah musuh Allah tersebut, bisa terlihat pada surat Al-A’raf ayat 16-17 yang berbunyi:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيم ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”

Makna bahwa saya akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus adalah seakan-akan syetan itu berkata, “Saya akan tekan mereka, saya akan terus mengintai mereka, dan saya akan senantiasa membelokkan mereka dan sebagainya.”

Ibnu Abbas berkata, “Maksud dari jalan Engkau yang lurus adalah dari agama-Mu yang nyata.” Ibnu Mas’ud berkata, “la adalah Kitabullah.” Jabir berkata, “la adalah Islam.” Mujahid berkata, “la adalah kebenaran.”

Semua yang dikatakan di atas, sesungguhnya kembali kepada satu makna, yaitu jalan yang menghubungkan kepada Allah Ta’ala.

Dan dalam hadits Sabrah bin Al-Fakih di muka telah disebutkan, “Sesungguhnya syetan menghalang-halangi anak Adam dengan segala jalan. ” (Al-Hadits). Sehingga tidak ada suatu jalan kebaikan pun melainkan syetan menghalang-halangi dan memutuskan orang yang melaluinya.

Adapun firman Allah, “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka mereka”, menurut Al-Hasan (Maksudnya Hasan Al-Bashri) maksudnya adalah dari sisi akhirat, dengan mendustakan Hari Kebangkitan, surga dan neraka.

Mujahid (Murid Ibnu Abbas) berkata, “Dari muka mereka”, maksudnya ke mana saja mereka memandang.”

“Dan dari belakang mereka”, Ibnu Abbas berkata, “Saya akan membuat mereka cinta terhadap dunia.” Al-Hasan berkata, “Saya akan menghiasi dunia mereka dan membuat mereka cinta kepadanya.” Dan dalam riwayat Ibnu Abbas yang lain disebutkan, “Maksudnya dari sisi akhirat.” Abu Shalih berkata, “Saya akan membuat mereka ragu-ragu dalam hal akhirat dan menjauhkan mereka daripadanya.” Mujahid juga berkata, “Dari sisi mana mereka tidak mampu melihat.”

Di antara kelemahan setan adalah mereka tidak bisa menguasai hamba Allah yang sholeh yang bagus iman dan akidahnya.

Dan ingat, tipu daya setan itu lemah,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah” (QS. An Nisa’: 76).

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا

“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga.” (QS. Al Isra’: 65).

Allah mengabarkan bahwa musuh-Nya tidak akan memiliki kekuasaan atas hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan bertawakal kepada-Nya. Allah befirman dalam surat Al-Hijr,

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغٰوِيْنَ

“Iblis berkata, Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. Allah befirman, ‘Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Akulah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat’.” (Al-Hijr: 39-42).

Bab 12 – 3 – Mengobati Penyakit Hati dari Setan

Pada pembahasan yang lalu telah dijelaskan perintah meminta perlindungan kepada Allâh ﷻ dari godaan setan dengan berta’awudz.

Bacaan ta’awudz yang bisa dibaca,

أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

“A’udzu billahis samii’il ‘aliim, minasy syaithoonir rojiim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsih”

(artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela).”

(HR. Abu Daud no. 775 dan Tirmidzi no. 242).

Allâh ﷻ berfirman :

وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ

“dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.” (QS Al-Mukminun ayat 98).

Allah menyebutkan ayat tersebut (tentang perintah isti’adzah) setelah firman-Nya,

 اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ السَّيِّئَةَۗ نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَصِفُوْنَ

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah). (Al-Mukminun: 96).

Firman Allâh ﷻ , “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Al-A’raaf: 199).

Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar menolak kejahatan orang-orang yang bodoh dengan berpaling dari mereka, kemudian memerintahkan mereka dalam menolak kejahatan syetan dengan isti’adzah daripadanya.