Ighotsatul Lahfan

Memohon perlindungan kepada Allah maknanya meminta penjagaan-Nya serta bersandar dan mempercayakan kepada-Nya. Allah memerintahkan agar kita memohon perlindungan kepada-Nya dari syetan saat membaca Al-Qur’an karena beberapa hal:

▪️ Pertama: Al-Qur’an adalah obat bagi apa yang ada di dalam dada. Ia menghilangkan apa yang dilemparkan syetan ke dalamnya, berupa bisikan, syahwat dan keinginan-keinginan yang rusak.
▪️ Kedua: Para malaikat dekat dengan para pembaca Al-Qur’an dan mendengarkan bacaan mereka.
▪️ Ketiga: Syetan memperdaya pembaca Al-Qur’an dengan berbagai tipu dayanya sehingga membuatnya lupa dari maksud Al-Qur’an, yakni merenungkan, memahami dan mengetahui apa yang dikehendaki oleh yang befirman, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
▪️ Keempat: Pembaca Al-Qur’an berdialog dengan Allah dengan firmanNya.
▪️ Kelima: Allah mengabarkan bahwasanya tidaklah Dia mengutus seorang rasul atau nabi pun kecuali jika ia mempunyai suatu keinginan, syetan memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan-keinginan itu.
▪️ Keenam: Syetan sangat bersungguh-sungguh sekali dalam menggoda manusia saat ia berkeinginan melakukan kebaikan, atau ketika berada di dalamnya, syetan berusaha keras agar hamba tersebut tidak melanjutkan perbuatan baiknya.
▪️ Ketujuh: Bahwa berlindung kepada Allah (isti’adzah) sebelum membaca adalah pertanda dan peringatan bahwa yang akan datang setelah itu adalah Al-Qur’an.

Allâh ﷻ berfirman:

وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ (١٦٨)

dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah ayat 168)

Karena sudah jelas setan adalah musuh yang nyata, maka sudah sewajibnya kita kaum muslimin menyiapkan senjata agar kita mampu bertahan dari gangguannya.

Maka, sesuai dengan namanya, kitab ini adalah kitab yang mengarahkan kaum muslimin untuk menyiapkan diri dari gangguan setan.

Ighotsah bermakna pertolongan kepada orang yang dilanda hal yang bersifat emergency. Seperti halnya istighosah sebagai Do’a Memohon pertolongan disaat-saat kritis. Al-Lahfan artinya orang yang sudah terjerumus kedalamnya. Min mashoyid As-Syaitan bermakna dari jerat godaan setan.

Jika perhatian kita terhadap kesehatan tubuh begitu besar, maka sepantasnya kita memiliki perhatian yang lebih besar terahadap kesehatan hati. Karena hati adalah organ paling penting yang kita miliki. Ia lebih penting daripada mata, telinga, dan organ tubuh kita yang manapun.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

أَلاَ إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, di dalam tubuh terdapat segumpal daging jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik dan jika ia rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari)

Hati ibarat raja sedangkan organ tubuh yang lain ibarat pembantu dan prajuritnya. Ia yang membuat keputusan dan mengeluarkan instruksi kepada seluruh organ tubuh. Seluruh organ lain selalu tunduk patuh kepada perintahnya. Jika ia memerintah mata untuk membaca, mata pasti membaca.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah adalah salah satu ulama yang menyadari betapa pentingnya merawat hati. Buku Ighatsatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan (diterjemahkan dengan judul Menyelamatkan Hati dari Tipu Daya Setan) mengenalkan kita kepada berbagai penyakit hati dan godaan setan terhadapnya, bagaimana perilaku yang timbul akibat godaan tersebut, dan kondisi yang terjadi pada hati setelah menerimanya.