Tarikh

Setelah Islamnya Hamzah dan Umar, dakwah Rasulullah semakin kokoh. Dua tokoh berpengaruh itu berjasa besar dalam penyebaran agama Islam. Sejarah mencatat, kedua sahabat ini aktif menyebarkan ajaran Islam dan terlibat di sejumlah medan jihad melawan kafir Quraisy, bahkan Umar meneruskan misi dakwah setelah Rasulullah wafat dengan menjabat sebagai khalifah yang kedua.

Masuk Islamnya Umar bin Khattab menimbulkan goncangan yang luar biasa di kalangan kafir Quraisy dan membuat mereka semakin terhina, terpojok dan dipermalukan, sementara bagi kaum muslimin, hal ini menambah kemuliaan, kegembiraan dan pengaruh yang besar. Umar masuk Islam dengan semangat yang tinggi membela Islam sebagaimana dulu ia memerangi Islam.

Pernah suatu hari, Umar bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Bukankah kita berada di jalan kebenaran, baik di dunia maupun akhirat?”

“Tentu saja, aku bersumpah demi Allah yang nyawaku berada di tangannya, sesungguhnya kalian berada di jalan yang benar, baik di dunia maupun akhirat,” jawab Rasulullah ﷺ.

“Kalau begitu mengapa kita bersembunyi? Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran. Kami akan keluar dari persembunyian ini,” ucap Umar.

Rasulullah ﷺ kemudian membuat strategi, maka kaum Muslimin keluar dalam dua kelompok, Hamzah memimpin satu kelompok dan Umar di rombongan yang lain. Mereka beranjak menuju Masjidil Haram di siang bolong.

Umar bin Khattab dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, yakni salah satu rumpun suku Quraisy dan merupakan suku terbesar di kota Mekkah saat itu.

Umar bin Khattab mempunyai ayah yang bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi. Sedangkan, nama ibunya adalah Hantamah binti Hasyim.

Karena kedudukan Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu yang sangat penting di tengah bangsa Quraisy, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Ta’ala secara khusus yang ditujukan kepada Umar dan Abu Jahal, agar Allah memberi petunjuk kepada salah satu dari mereka yang paling dicintai oleh Allah untuk Islam.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

« اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِى جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ». قَالَ وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ عُمَرُ

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar bin Al-Khaththab.” Sang perawi mengatakan, ternyata yang lebih dicintai oleh Allah adalah Umar. (HR. Tirmidzi, no. 3681; Ahmad, 2:95. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

« اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَبِى جَهْلِ بْنِ هِشَامٍ أَوْ بِعُمَرَ ». قَالَ فَأَصْبَحَ فَغَدَا عُمَرُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَسْلَمَ.

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan Abu Jahal bin Hisyam atau lewat Umar.” Maka datang pagi, lantas Umar radhiyallahu ‘anhu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian masuk Islam. (HR. Tirmidzi, no. 3683.)

Ketika teror yang dilancarkan kaum kafir Quraisy di Mekkah semakin parah, Allah menurunkan wahyu yang mengizinkan umat Islam untuk berhijrah. Setelah menerima wahyu dari Allah, Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat untuk berhijrah ke Habasyah.

Nabi Muhammad mengatakan bahwa hijrah ke Habasyah akan lebih baik karena di sana adalah tempat yang aman dan ada raja yang tidak pernah menganiaya orang. Karena itu, Habasyah bisa menjadi tempat tinggal para pengikutnya untuk sementara, sampai Allah memberi kelapangan dan kegembiraan dari penderitaan yang mereka rasakan.

Pada saat itu Madinah (Yatsrib), suku Aus dan Khajraj masih bertikai dan banyak kaum Yahudi di sana. Rasulullah ﷺ tahu akan sikap permusuhan Yahudi meskipun mereka.

Di Irak, Suku bani Syaiban meskipun terdiri dari suku Arab tetapi keadaan mereka:
1. Masih musyrik dan menghormati Quraisy.
2. Dikuasai Romawi.

Demikian juga negeri Syam, Yaman dan Mesir dikuasai Romawi dan sangat besar permusuhan mereka terhadap Islam.

Sebagaimana pelajaran dari kisah hijrah ke Habasyah ini, boleh bagi kaum muslimin meminta pertolongan kepada orang kafir dengan memenuhi dua syarat:
1. Ini adalah keadaan darurat sehingga terpaksa meminta tolong pada orang kafir.
2. Orang kafir tidak membuat bahaya dan makar pada kaum muslimin yang dibantu.

Setelah gagal menyulut sentimen kesukuan ditengah para shahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kaum munafik tidak lantas putus asa. Mereka memanfaatkan insiden lain untuk menyebar racun di tengah kaum Muslimin. Peristiwa ini terkenal dengan haditsul ifki (kisah dusta). Kisah ini bermula ketika istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapat giliran menyertai beliau Shallallahu ‘alaihi […]

Pembicaraan tentang putra dan putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk pembicaraan yang jarang diangkat. Tidak heran, sebagian umat Islam tidak mengetahui berapa jumlah putra dan putri beliau atau siapa saja nama anak-anaknya. Enam dari tujuh anak Rasulullah terlahir dari ummul mukminin Khadijah binti Khuwailid radhiallahu ‘anha. Rasulullah memuji Khadijah dengan sabdanya, قَدْ آمَنَتْ بِي […]

Ketika itu, musim paceklik sedang melanda kota Madinah. Ekonomi kaum muslimin sedang sulit. Musim panas sedang berada di puncaknya. Angin musim itu juga membawa hawa panas, debu-debu berterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah penduduk kota Madinah, kulit terasa diiris, mata perih seperti diteteskan air cuka pada luka. Bagi penduduk Madinah, musim panas seperti itu biasanya […]

Artikel berikut merupakan paparan kisah seputar hari-hari wafatnya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam yang diambil dari riwayat-riwayat yang valid. Seleksi validitas riwayat dinukil dari telaahan Prof. Dr. Akram Dliyaa’ Al-’Umari hafidhahullah dalam bukunya : As-Siirah An-Nabawiyyah Ash-Shahiihah : Muhaawalatun li-Tathbiiqi Qawaaidil-Muhadditsiin fii Naqdi Riwaayaati As-Siirah An-Nabawiyyah. Di akhir pembahasan kami lengkapi dengan penjelasan Mamduh Farhan Al-Buhairi […]