Bismillah..

Segala puji hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat serta salam bagi Rasulullah, keluarga, para sahabat dan semua yang mengikuti petunjuk beliau shallallahu’alaihi wa sallam sampai hari kiamat.

Amma ba’du,

Saya telah membaca sebuah buku yang ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah dengan muroja’ah Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari hafizhahullah, terbitan TooBAGUS Publishing Bandung, cetakan pertama, bulan Sya’ban 1432 H.

Buku ini berisi tentang penjelasan indah nan ilmiah dalam membantah berbagai kedustaan dan tuduhan jelek yang dialamatkan kepada dakwah salafiyah, buku yang beliau beri judul “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan; Bantahan Ilmiah Terhadap Buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” –untuk selanjutnya disingkat SATK- merupakan bantahan ilmiah terhadap buku yang ditulis oleh ‘Syaikh’ Idahram yang berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” –untuk selanjutnya disingkat SBSW- dan diberi kata pengantar oleh Ketua PBNU, Prof. Dr. Said Agil Siradj, MA; sebuah buku yang dipenuhi dengan seruan-seruan kepada penyimpangan aqidah, bid’ah, hingga berbagai macam kedustaan atas nama para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang hakiki, bahkan kedustaan atas nama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam!!

Walhamdulillah, buku SATK yang ditulis oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Sofyan hafizhahullah ini dapat menyingkap berbagai macam tipu daya yang disebarkan oleh Idahram, dkk..

Buku SATK yang penuh manfaat ini dibuka dengan mukaddimah, beliau menjelaskan dalam mukaddimahnya:

  • Hikmah penciptaan jin dan manusia yaitu untuk mentauhidkan Allah Ta’ala.
  • Diantara bentuk penjagaan terhadap kesempurnaan tauhid seorang hamba, adalah dengan menampakkan permusuhannya kepada musuh-musuh tauhid dan memerangi mereka dengan ilmu dan hujjah yang terang.

Hal ini mengisyaratkan kepada pembaca bahwa tujuan penulisan buku SATK adalah demi menjaga kemurnian tauhid, sekaligus untuk menjaga persatuan kaum muslimin yang hakiki, karena persatuan yang hakiki hanya dapat terwujud bila dilandasi dengan aqidah yang benar sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu’anhum.

Setelah menjelaskan tujuan agung dan mulia tersebut, Penulis SATKmulai membahas satu persatu kekeliruan dalam buku SBSW, yang diawali dengan jawaban ilmiah terhadap Prof. Dr. Said Agil Siradj, M.A. selaku ketua umum PBNU yang memberikan kata pengantar terhadap buku SBSW.

Beberapa catatan terhadap kata pengantar sang profesor:

  • Jawaban terhadap tuduhan Prof. Said Agil bahwa sahabat yang mulia Amr bin Ash radhiyallahu’anhu melakukan tipuan.
  • Jawaban terhadap tuduhan Prof. Said Agil bahwa Imam Muhammad bin Su’ud dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memisahkan diri dari Khilafah Utsmani, sekaligus jawaban terhadap tuduhan dusta Idahram bahwa Salafi bekerjasama dengan Inggris.
  • Meluruskan kesalahpahaman atas pembongkaran terhadap situs-situs sejarah dan meratakan kuburan.

Alhamdulillah, ketiga perkara tersebut dibahas secara gamblang dan ilmiah dalam buku ini, bukan sekedar tuduhan tanpa disertai sepotongpun bukti sebagaimana yang sering dilakukan oleh saudara Idahram dan Prof. Said Agil dalam buku hitam SBSW.

Pada bagian selanjutnya, Penulis SATKjuga memberikan sedikit catatan terhadap pujian KH. Dr. Ma’ruf Amin, MA, selaku ketua MUI terhadap buku SBSW. Bagian ini berisi penegasan bahwa sesungguhnya buku SBSW karya Idahram sangat memicu perpecahan di kalangan kaum muslimin dan sangat tidak lapang dada dalam menerima perbedaan, sangat jauh dari harapan Bapak KH. Ma’ruf Amin. Semoga Pak Kiai dapat mengambil pelajaran darinya.

Pada bagian selanjutnya buku SATK membahas, “Biografi Singkat Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.” Bagian ini berisi keterangan mengenai kemuliaan serta ketinggian nasab Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, perjalanan beliau dalam menuntut ilmu, kekuatan hapalan, perjalanan dakwah beliau, beberapa karya ilmiah yang pernah beliau tulis, serta pujian dari para ulama dan tokoh di berbagai penjuru dunia. Bahkan beliau rahimahullah mendapatkan ijazah periwayatan Shahih Al Bukhari dan syarahnya, Shahih Muslim dan syarahnya, Sunan At Tirmidzi, Sunan An Nasai, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, beberapa karya Ad-Darimi, Musnad Asy Syafi’i, Muwattha’ Imam Malik, dan Musnad Imam Ahmad, dengan sanad bersambung sampai kepada penulisnya. Alangkah jauhnya fakta ini dengan tuduhan yang dilontarkan Idahram bahwa Asy-Syaikh rahimahullah, “pengetahuan agamanya kurang memadai..” (SBSW…, hal. 31)

Pada pembahasan berikutnya, Penulis SATKmenjelaskan tentang istilah “wahabi” dan “salafi” serta penyelewengan makna yang dilakukan oleh pengekor hawa nafsu terkait dengan penamaan wahabi dan salafi.

Setelah memberikan beberapa pendahuluan yang amat penting tersebut, maka mulailah beliau menyingkap satu persatu kedustaan dan pemutarbalikan fakta yang dilakukan oleh Idahram dalam bukunya SBSW.

Dari pemaparan dalam buku SATK tersingkaplah tabir kegelapan, terbongkarlah pondasi tipu daya, dan telah tampak jalan kebenaran serta jalan kesesatan dengan sangat transparan. Amat banyak akar-akar kesalahan yang tertanam dalam diri saudara Idahram dan kelompoknya, tentunya hal tersebut sudah cukup untuk membuktikan jeleknya pemahaman mereka terhadap agama.

Berikut ini beberapa contoh tuduhan dusta dan pemutarbalikan fakta dalam buku SBSW yang telah dibantah habis oleh buku SATK:

  • Menuduh Salafi bekerjasama dengan Inggris dalam merongrong kekhalifahan Turki Utsmani, ternyata yang dijadikan barang bukti oleh Idahram adalah arsip sejarah milik orang-orang kafir. Padahal kenyataan sebenarnya adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memandang haramnya pemberontakan kepada pemerintah muslim, serta fakta sejarah juga membuktikan bahwa Najd pada waktu itu tidak termasuk wilayah kekuasaan Turki Utsmani, bahkan sebaliknya, Turki Utsmani bekerjasama dengan pasukan kafir Eropa ketika menyerang Najd.
  • Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan kaum muslimin yang tidak ikut bersama beliau. Disebutkan pada SBSW hal 68, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 52-55.
  • Kisah pertempuran di Hijaz, menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab membunuh kaum muslimin tanpa terkecuali orang tua, wanita dan anak-anak. Disebutkan pada SBSW hal 77-81, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 59-65.
  • Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memerintahkan untuk menghancurkan Uyainah dan melarang pembangunannya kembali selama 200 tahun, karena Allah akan mengirimkan jutaan belalang untuk meluluh lantahkan kota tersebut. Disebutkan pada SBSW hal 88-89, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 66.
  • Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab membunuh Utsman bin Mu’ammar karena telah musyrik dan kafir. Disebutkan pada SBSW hal 67-68, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 67-69.
  • Menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab membunuh penduduk Ahsaa dan Qashim. Disebutkan pada SBSW hal 91-95 pada catatan kaki, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 69.
  • Tuduhan pembantaian jama’ah haji Yaman. Kedustaan ini dibantah pada SATK hal 71-73.
  • Tuduhan pembantaian jama’ah haji Iran. Kedustaan ini dibantah pada SATK hal 73-74.
  • Tuduhan melarang dan menghalangi umat Islam menunaikan ibadah haji. Disebutkan Pada SBSW hal 100-101, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 75.
  • Mengangggap bahwa meninggikan kuburan dan membangun di atasnya adalah suatu bentuk kebaikan. Disebutkan pada SBSW hal 105, bid’ah ini dibantah pada SATK hal 20-25.
  • Idahram menyesalkan atas pembakaran buku-buku sesat. Disebutkan pada SBSW hal 107-109, kesalahpahaman ini dibantah pada SATK hal 79-80.
  • Tuduhan penyerangan terhadap Karbala tanpa alasan yang jelas. Disebutkan pada SBSW hal 70-77, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 56-59.
  • Idahram menafsirkan hadits dengan akal-akalannya sendiri tanpa merujuk kepada pendapat ulama, akhirnya salah dalam memahami ayat-ayat dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
  • Pengkafiran Idahram terhadap kaum muslimin, sebagai akibat dari penafsirannya terhadap hadits dengan akalnya yang pendek. Disebutkan pada SBSW hal 144 dan 253, dibantah pada SATK hal 101-103.
  • Klaim Idahram bahwa hadits-hadits yang membicarakan tentang fitnah Najd yang dimaksud adalah Salafi Wahabi, dengan alasan “sederhana” bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berasal dari Najd. Ini juga akibat dari penafsirannya terhadap hadits dengan akalnya yang pendek, dibantah pada SATK hal 103-106.
  • Idahram menuduh lagi, bahwa maksud hadits tanduk-tanduk setan adalah kemunculan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan pengikutnya, sedang dajjal akan muncul dari mereka yang tersisa, seperti biasa dia berlagak layaknya ahli hadits lalu mensyarah hadits dengan akalnya yang dangkal, dibantah tuntas pada SATK hal 107-109.
  • Idahram kembali berdusta –yang memang sudah kebiasaanya- dengan mengatakan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memerintahkan setiap pengikutnya untuk mencukur habis rambut kepalanya para pengikutnya, kali ini Idahram mengutip fatwa ulama Salafi dengan dipenggal-penggal supaya mendukung kedustaannya. Disebutkan pada SBSW hal 164-170, kedustaan ini dibantah pada SATK hal 110-115.
  • Idahram berusaha menghubung-hubungkan antara celaan terhadap Dzul Khuwaishirah yang terdapat dalam hadits, dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, hanya karena keduanya berasal dari Bani Tamim. Kali ini nampak jelas sekali kebodohan Idahram. Disebutkan pada SBSW hal 170-174, dibantah pada SATK hal 115-116.
  • Kelancangan Idahram kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kepada kaum muslimin, dengan beraninya Idahram memastikan bahwa Allah tidak akan menerima amalan mereka, dan bahwa amalan mereka hanyalah kedok atau topeng, seakan-akan dia dapat mengetahui isi hati manusia. Disebutkan pada SBSW hal 179, dibantah pada SATK hal 117-118.
  • Idahram berusaha membuat citra jelek Salafi di mata umat Islam dengan satu bab khusus untuk mengkritik fatwa dan pendapat sebagian ulama Salafi yang dia beri judul “Di Antara Fatwa dan Pendapat Salafi Wahabi yang Menyimpang.” Bab tersebut memiliki 28 sub bab dengan pembahasan yang sangat ringkas. Dalam bab-bab tersebut Idahram melontarkan berbagai kedustaan, melakukan pengkhianatan ilmiah dengan memotong-motong fatwa ulama agar sesuai dengan tuduhannya, menyalahkan suatau pendapat atau suatu amalan berdasarkan kedangkalan pengetahuannya, tidak lapang dada dalam menghadapi masalah khilaf, dan masih ada segudang kesalahan lain, lihat pembahasannya pada SATK hal 119-168.
  • Pada bab terakhir buku SBSW (hal 201-254) berjudul, “Kerancuan Konsep dan Manhaj Salafi Wahabi.” Bagian ini sesungguhnya yang menjadi dasar “keberanian” saudara Idahram dalam mengkritik ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang hakiki. Ternyata penyebabnya, karena dia tidak memahami konsep dan manhaj salafi dengan baik. Alhamdulillah, buku SATK menjawab kerancuan-kerancuan tersebut dengan sangat ilmiah.

Faidah lain dari buku SATK, bukan hanya kutipan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang disertakan teks Arabnya, tapi juga kutipan-kutipan aqwal para ulama disertakan teks-teks Arabnya, sehingga semakin bermanfaat bagi para penuntut ilmu.

Bagian terpenting dalam buku SATK adalah pemaparan aqidah dan manhaj Salafi disertai bukti-bukti ilmiah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta penukilan secara lengkap dari kitab-kitab para ulama dari seluruh mazhab fiqh; Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah dan Hambaliyah bahkan Zhahiriyah. Ternyata pendapat-pendapat ulama Salafi di zaman ini bersesuaian dengan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari seluruh mazhab terutama dalam masalah aqidah, ini sebagai bantahan terhadap tuduhan Idahram bahwa Salafi memutus rantai pemahaman ulama, padahal kenyataannya buku SBSW yang cenderung kepada dua sejoli; Syi’ah dan Sufi sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Pada bagian akhir, buku SATK menjelaskan perangai-perangai rendah Idahram dan kelompoknya demi untuk memadamkan kemilaunya sinar dakwah salafiyah. Sangat menyedihkan, ternyata tuduhan-tuduhan Idahram dan kelompoknya hanya bersumber dari ketidaktahuan mereka tentang manhaj salaf yang sebenarnya, itupun masih dibumbui dengan fitnah dan dusta serta pengkhianatan ilmiah, memahami dalil-dalil dengan akal yang sakit tanpa merujuk kepada ulama Salaf, memotong-motong fatwa ulama Salafi, lalu dikesankan bahwa itulah penyimpangan Salafi, Allaahul Musta’aan.

Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala, agar memberikan manfaat dengan buku SATK ini baik kepada penulisnya, penerbit maupun pembaca yang budiman. Dan semoga semakin banyak orang-orang yang berdakwah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan hikmah dan nasihat yang baik, melalui karya tulis yang ilmiah. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mendengar segala doa.

Disusun oleh:
Abu Bakrah Ahmad Al Makassariy
www.ashthy.wordpress.com
11 Ramadhan 1432H

Editor:
Al Ustadz Abu ‘Abdillah Sofyan Chalid bin Idham Ruray
(Penulis Buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan; Bantahan Ilmiah Terhadap Buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”)
www.nasihatonline.wordpress.com
13 Ramadhan 1432H