بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 45
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Alkhor, 7 Rabi’ul awal 1445 / 23 September 2023
Bab 45 – Pertemuan 2: Berziarah Kepada Para Ahli Kebaikan, Duduk-duduk Dengan Mereka, Mengawani -Menemani- Mereka, Mencintai Mereka, Meminta Mereka Supaya Berziarah Ke Tempat Kita, Meminta Doa Dari Mereka Serta Berziarah Ke Tempat-tempat Yang Utama
قَالَ الله تَعَالَى: {وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا} إِلَى قوله تَعَالَى: {قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا} [الكهف: 60 – 66]، وَقالَ تَعَالَى: {وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ} [الكهف: 28].
💡Fawaid:
Pada kisah Nabi Musa dan Khidir ‘alaihimussalam didapatkan faedah-faedah yang banyak, bahkan dikatakan seandainya aku menghitungnya, bisa ada seratus lebih faedahnya dan diantara faedahnya:
1. Bagaimana perjalanan dalam menuntut ilmu.
2. Ilmu didapatkan dengan belajar dan mencari tambahan ilmu adalah tanda-tanda kebaikan.
3. Sabar dalam menuntut ilmu dan tidak malas. Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah berkata: “Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya yaitu kecerdasan, semangat, sungguh-sungguh, berkecukupan, bersahabat (belajar) dengan ustadz (guru), dan membutuhkan waktu yang lama.”
4. Tidak mengaku menguasai sesuatu. Nabi Musa saat ditanya Bani Israil siapa yang paling alim, Musa menjawab saya. Meskipun posisi Musa menjawab adalah benar, karena Nabi Musa tidak mengembalikan ilmunya kepada Allâh ﷻ.
5. Berusaha mencari Syaikh atau guru yang alim yang mengamalkannya. Karena iman adalah ucapan dan amalan.
6. Allâh ﷻ memerintahkan untuk duduk-duduk dengan orang yang berdzikir kepada Allâh ﷻ, bertahlil, memuji-Nya, bertasbih, bertakbir dan mereka meminta kepada Allâh ﷻ siang dan malam, sama saja meskipun mereka orang yang fakir, lemah atau tidak berkedudukan.
📖 Hadits 1:
360 – وعن أنس – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ أَبُو بكر لِعُمَرَ رضي الله عنهما بَعْدَ وَفَاةِ رسولِ الله – صلى الله عليه وسلم: انْطَلِقْ بِنَا إِلَى أُمِّ أَيْمَنَ – رضي الله عنها – نَزُورُهَا كَمَا كَانَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – يَزُورُهَا، فَلَمَّا انْتَهَيَا إِلَيْهَا، بَكَتْ، فَقَالاَ لَهَا: مَا يُبْكِيكِ؟ أمَا تَعْلَمِينَ أَنَّ مَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ لرَسُولِ الله – صلى الله عليه وسلم؟ فَقَالَتْ: مَا أبْكِي أَنْ لاَ أَكُونَ أَعْلَم أنَّ مَا عِنْدَ الله تَعَالَى خَيْرٌ لرسول الله – صلى الله عليه وسلم – ولَكِنْ أَبكي أَنَّ الوَحْيَ قدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّماءِ، فَهَيَّجَتْهُمَا عَلَى البُكَاءِ، فَجَعَلاَ يَبْكِيَانِ مَعَهَا. رواه مسلم
360. Dari Anas radhiyallahu’anhu, berkata: “Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu ‘anhuma setelah wafatnya Rasulullah ﷺ : “Marilah berangkat bersama kita ke tempat Ummu Aiman agar kita dapat berziarah padanya, sebagaimana Rasulullah ﷺ juga menziarahinya. Setelah keduanya sampai di tempatnya, Ummu Aiman menangis, lalu keduanya bertanya: “Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkah engkau ketahui bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah ﷺ ?” Ummu Aiman lalu menjawab: “Sesungguhnya saya bukannya menangis karena saya tidak mengerti bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik untuk Rasulullah ﷺ itu, tetapi saya menangis ini ialah karena sesungguhnya wahyu itu kini telah terputus dari langit.” Jawaban Ummu Aiman menyebabkan tergeraknya hati kedua orang tersebut untuk menangis lalu kedua orang itu pun mulai pula menangis bersama Ummu Aiman.” (Riwayat Muslim no. 2454)
💡 Syarah Hadits:
Kita tahu Abu Bakar dan Umar adalah sahabat yang paling mulia dan keduanya merupakan khalifah sepeninggal Rasulullah ﷺ. Keduanya kadang pergi bersama-sama. Keduanya saling menasehati termasuk dalam hal penulisan Al-Qur’an seperti tertulis dalam tarikh Islam.
Biografi Ummu Aiman Radhiyallahu’anha
Ummu Aiman disini adalah budak Nabi ﷺ yang mengasuhnya. Dan dia adalah budak dari Abdul Muthalib (Syaibah) anak dari Hasyim bin Abdu Manaf yang dihibahkan kepada Abdullah (ayah Rasulullah ﷺ). Pendapat lain adalah budak dari Aminah, yang jelas budak yang diwariskan orang tuanya.
Nama aslinya adalah Barakah binti Tsa’labah bin Amr bin Hashan bin Malik bin Salamah bin Amr bin Nu’man.
Ummu Aiman menikah dengan Ubaid bin Zaid. Pernikahan ini merupakan anjuran dari Rasulullah dan Khadijah. Pasangan ini dikaruniai anak bernama Aiman. Tak lama setelah kelahiran anaknya, Ubaid pun meninggal dunia.
Ummu Aiman kemudian menikah untuk kedua kalinya. Rasulullah pun bertindak sebagai walinya ketika menikahkan Ummu Aiman dengan Zaid bin Haritsah. Dari pernikahannya dengan Zaid, mereka dikaruniai anak bernama Usamah yang kelak akan menjadi panglima perang termuda dalam sejarah Islam.
Meski dari kalangan budak, Rasulullah ﷺ sangat memuliakan dan menyayangi Ummu aiman. Dedikasi Ummu aiman kepada keluarga Rasulullah sangat besar. Sehingga beliau Rasulullah ﷺ menghormatinya dan menunjukkan rasa terima kasihnya.
Menangisnya Ummu Aiman disebabkan karena terputusnya wahyu dari langit sehingga perselisihan menjadi timbul, tersebarnya syubhat, dan inilah yang membuat Abu Bakar dan Umar juga menangis.
💡Fawaid Hadits:
1. Para sahabat mencontoh Nabi ﷺ pada segala sesuatu. Seperti hadits musalsal, yang para sahabat menyampaikannya persis seperti yang Rasulullah ﷺ sampaikan.
2. Bolehnya menangis karena sedih ditinggal oleh orang shalih.
3. Bolehnya orang yang memiliki keutamaan untuk mengunjungi orang yang lebih rendah darinya.
4. Keutamaan Ummu Aiman Radhiyallahu’anhuanha.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم