Allah subhanahu wata’aala berfirman di dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 “Wahai orang – orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api Neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu. Penjaganya ialah malaikat-malaikat yang keras lagi kasar, yang tidak pernah durhaka kepada Allah atas apa yang Dia perintahkan, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan atas mereka.” (QS. At-Tahrim: 6).

Korelasi Ayat

Setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan penyebutan nasehat bagi keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari ayat pertama hingga ayat kelima pada surat at-Tahrim, maka selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan nasehat pada ayat diatas kepada kaum mukminin, supaya mereka turut meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal berwasiat kepada keluarga. (Lihat at-Tahrir wa at-Tanwir, Ibnu Asyur. 28/365).

Penuturan Salaf Tentangnya

Para salaf telah menuturkan banyak faidah berkenaan dengan makna ayat “peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api Neraka” yang dapat kita petik ibrah darinya.

Berkata Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, “Didiklah mereka tata krama, dan ajarkan ilmu kepada mereka.”

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, serta hindarilah perbuatan maksiat kepada-Nya, dan perintahkanlah keluarga kalian untuk senantiasa mengingat-Nya, maka dengannya Allah selamatkan kalian dari api Neraka.”

Berkata adh-Dhahak dan Muqatil, “Wajib bagi setiap muslim untuk mendidik keluarganya, kerabatnya, sahaya perempuan dan sahaya laki-lakinya, dengan apa yang diwajibkan oleh Allah kepada mereka dan apa yang dilarang oleh-Nya.” (Lihat Tafsir al-Qur’an al-Azhim. 4/502).

Bentengi Diri dan Keluarga

Sudah menjadi kelaziman bagi setiap muslim untuk mengindahkan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas. Maka, langkah-langkah apa saja yang seyogyanya dilakukan oleh seorang muslim guna membentengi diri dan keluarganya dari api Neraka?

a. Prioritaskan tauhid

Karena syirik merupakan suatu dosa yang akan mengekalkan seorang hamba di dalam Neraka, yakni jika ia meninggal di atas kesyirikan, maka memprioritaskan tauhid merupakan sesuatu hal yang wajib atas setiap muslim bagi diri dan keluarganya. Saking agungnya perkara ini, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam pun tidak luput berlindung dari perbuatan syirik bagi diri dan keluarganya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

 “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Wahai Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35).

b. Ajarkan yang wajib

Pelajarilah hal-hal yang wajib diketahui oleh setiap muslim, berupa hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala atas hamba-Nya, rukun iman, rukun Islam, dan dosa-dosa besar yang wajib dihindari.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَيُقِيْمُ الصَّلَاةَ وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ وَيَجْتَنِبُ الْكَبَائِرَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، قَالَ : فَسَأَلُوْهُ مَا الْكَبَائِرُ ؟ قَالَ : الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ وَقَتْلُ النَّفْسِ

“‘Tidaklah seorang hamba menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikit pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menjauhi al-Kaba’ir (dosa-dosa besar), kecuali ia dijamin masuk ke dalam Surga.’ Perawi berkata, ‘Maka para sahabat bertanya, “Apakah al-Kaba’ir (dosa-dosa besar) itu wahai Rasulullah?”’ Beliau menjawab, ‘Berbuat kesyirikan, lari dari medan pertempuran, dan membunuh jiwa (tanpa hak).’” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak, no. 60, Beliau berkata, “Shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim”).

c. Tanamkan akhlak

Penanaman akhlak Islami bagi diri dan keluarga merupakan salah satu sendi yang tidak boleh dikesampingkan. Dimana baik dan buruknya akhlak, sejatinya juga menjadi tolak ukur sukses atau tidaknya seorang muslim hidup di dunia dan di akhirat. Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ

“Dan (aku menjamin) sebuah rumah di Surga paling atas, bagi siapa yang baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud, no. 4802, dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani).

Neraka yang Mengerikan!

Alangkah mengerikan pensifatan Neraka dalam ayat di atas, dimana hal tersebut ditujukan sebagai peringatan dan penegasan bagi kaum mukminin, supaya mereka tidak melalaikan perintah Allah dalam menjaga diri dan keluarganya dari api Neraka. (Lihat Taisir al-Karim ar-Rahman. Hal 809).

Berkata ath-Thabariy tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “bahan bakarnya dari manusia dan batu”, “Bahan bakar yang digunakan untuk menyalakan Neraka yakni dari manusia dan batubara.” (Lihat Jami’ al-Bayan, 23/492).

Dikatakan pula bahwa yang dimaksud dengan batu disini ialah berhala-berhala yang dahulu pernah disembah di dunia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya kalian dengan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Neraka Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya.” (QS. al-Anbiya: 98). (Lihat Tafsir al-Qur’an al-Azhim. 4/502).

Kemudian disebutkan pula bahwa Neraka tersebut dijaga oleh para malaikat yang berperangai keras lagi kasar, sangat kejam dan tidak berbelas kasihan terhadap penduduk Neraka. Mereka adalah malaikat Zabaniyah, dan sesungguhnya mereka tidak pernah bermaksiat kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sedikit pun, bahkan senantiasa mengerjakan dan sigap dengan apa yang diperintahkan kepada mereka. (Lihat Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 4/503).

Akhir Nan Indah

Adalah sebuah keegoisan jika seseorang ingin meraih Surga sendiri tanpa mengajak keluarga dan kerabatnya. Bahkan sejatinya, justru ia akan dimintai pertanggungjawaban jika ia lalai dari menasehati keluarganya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Sesungguhnya setiap kalian adalah pemimpin, dan akan diminta bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. al-Bukhari, no. 5200 dan Muslim, no. 4828).

Setiap muslim yang enggan menasihati keluarga dan kerabatnya yang terjerembap ke dalam kubang kemaksiatan, padahal ia mengetahui hukumnya, kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka perhatikanlah diri dan keluarga Anda dengan baik agar menunaikan hak-hak Allah, jangan sampai antara satu anggota keluarga dengan yang lain saling menggiring ke dalam Neraka, justru dambakanlah sebuah akhir nan indah, dimana Anda dan keluarga Anda kelak akan bersua di Surga.

Allah berfirman, yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman beserta dengan anak keturunan mereka yang mengikuti mereka di dalam keimanan, Kami pertemukan mereka bersama anak keturunan mereka (di surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun pahala amal mereka. Tiap-tiap jiwa terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. ath-Thur: 21). Wallahu a’lam. [www.alsofwah.or.id]

Referensi :

1. Jami al-Bayan Fi Ta’wil al-Qur’an, al-Thabariy.
2. at-Tafsir al-Qur’an al-Azhim, Ibnu Katsir.
3. at-Tahrir wa at-Tanwir min at-Tafsir, Ibnu Asyur.
4. Taisir al-Karim ar-Rahman, as-Sa’di.