All posts by: admin-assunnahqatar

About admin-assunnahqatar

Kisah ini mengajarkan pentingnya menjaga keadilan dan tidak mudah percaya begitu saja terhadap fitnah atau gosip.

Kisah ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan hati dan pikiran, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi cobaan.

Kisah ini merupakan contoh tersebarnya fitnah Isyk jika seseorang menceritakan tentang aibnya kepada orang lain, dimana hal ini akan menyebar tak terkendali.

Ayat 6 dari Surat Al-Insyiqaq berbunyi,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

“Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya”.

Ayat ini menjelaskan adaptasi manusia. Perubahan dari waktu ke waktu yakni, sesungguhnya engkau telah berjalan menuju Allah , mengerjakan perintahNya, menjauhi laranganNya dan mendekat padaNya dengan kebaikan atau keburukan, kemudian engkau akan bertemu dengan Allah pada Hari Kiamat. (Tafsir As-Sa’di Rahimahullah).

Kontrafiktif dalam penisbatan yaitu menisbatkan diri kepada sesuatu yang dia selisihi. Ini merupakan penisbatan yang batil.

Penisbatan yang benar yaitu penisbatan kepada sesuatu yang bersesuaian dengannya. Maka, yang menisbatkan kepada Ibrahim maka ia harus sesuai dengan apa yang dibawa oleh Ibrahim yaitu mentauhidkan Allah, mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, berlepas diri dari kaum musyrikin serta tidak menyelisihinya dalam satu perkara pun.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,

مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَتَهُ فِي دُبُرِهَا

“Terlaknatlah orang yang menyetubuhi istrinya melalui dubur (anus).” (HR. Abu Dawud no. 2162; An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra, 8: 200; Ibnu Majah no. 1923; Ahmad, 15: 457. Dinilai hasan oleh Al-Albani.)

Dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا

“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia (ranjang) mereka.” (HR. Muslim no. 1437)

Akrab” dalam bahasa Arab bisa diartikan sebagai “أَقْرَب” (aqrab) yang berarti “lebih dekat”. Maka akrab dengan Al-Qur’an bermakna lebih dekat dengan Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam, yang merupakan firman Allah ﷻ yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, secara berangsur-angsur dan sebagai mukjizat bagi beliau dan dinilai ibadah jika membacanya.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Ta’ala yang menceritakan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ فَمَن تَبِعَنِى فَإِنَّهُۥ مِنِّى ۖ وَمَنْ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu menyesatkan sebagian besar manusia, maka barangsiapa yang mengikuti aku, maka sesungguhnya ia adalah termasuk dalam golonganku,” sampai akhirnya ayat, (QS. Ibrahim: 14: 36)

Dan juga tentang Nabi Isa ‘alaihissalam,

إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

“Jika Engkau -ya Tuhan- menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu sendiri dan jikalau Engkau memberi pengampunan kepada mereka, maka sesungguhnya Engkau adalah Maha Mulia lagi Bijaksana.” (QS. Al-Maidah: 5: 118)

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, “Ya Allah, tolonglah umatku, tolonglah umatku,” dan Rasulullah terus menangis.

Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad -dan Tuhanmu sebenarnya Maha Mengetahui, dan tanyakan kenapa dia menangis?”

Kemudian Jibril mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahu apa yang telah diucapkannya, kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah, “Sesungguhnya Kami (Allah) akan memberikan keridhaan pada umatmu dan Kami tidak akan membuat keburukan padamu.”

[Shahih Muslim no. 202].

Shalat adalah tiang agama dan rukun Islam yang kedua, dia adalah ibadah yang pertama kali akan dipertanggung jawabkan oleh seorang hamba di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala  pada hari kiamat. Maka wajib bagi setiap muslim memperhatikan pelaksanaan shalat ini sebgaimana yang telah diperintakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dengan tata cara yang telah dijelaskan oleh beliau.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syams Ayat 9-10:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Sungguh beruntung orang menyucikan jiwanya dari dosa dan mengembangkannya dengan ketaatan dan ketakwaan, dan sungguh merugi orang yang lalai untuk mendidik jiwanya melainkan malah menggodanya (untuk keburukan). Ini adalah jawaban dari qasam (sumpah) itu. At-Tadsiyah (Penodaan) adalah mengurangi dan menyembunyikan, dan itu merupakan lawan kata Tazkiyah (Penyucian).