Manhaj
Ciri-ciri Ahlul Bid'ah
- Details
- Category: Manhaj
- Created: Saturday, 08 October 2016 21:11
Intisari Kajian Kitab Aqidah Salaf Ashabul Hadits Karya Abu 'Utsman Ashshobuni rahimahullah.
Abu 'Utsman Ashshobuni berkata: Ciri-ciri ahli bid'ah sangat jelas dan terang, yang paling menonjol diantaranya adalah: kebencian mereka kepada para pembawa riwayat hadits, merendahkannya, dan menggelarinya dengan: penghafal catatan kaki, orang-orang dungu, orang-orang tekstual atau musyabihah (orang-orang yang menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk).
Mereka meyakini adanya makna bathin dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga mereka menafsirkan hanya dengan otak mereka yang telah dirusak oleh syaitan, hati nurani mereka teleh rusak, dan argumentasi dan pemikiran mereka sangat rancu dan berantakan. Allah ta'aala berfirman:
"Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan penglihatan mereka." (Muhammad:23).
Perkataan-perkataan Salaf
Ahmad bin Sinan al Qoththon berkata: "Di kolong langit ini, tidak seorangpun ahli bid'ah yang tidak membenci ahli hadits, karena ketika orang itu telah berbuat bid'ah maka ia akan kehilangan kemanisan ilmu hadits dalam hatinya".
Abu Hatim Muhammad bin Idris al Hanzali ar Rozi berkata:
"Ciri-ciri ahli bid'ah yaitu suka mengolok-olok ahlu atsar (ahli hadits), dan termasuk ciri-ciri org zindiq (munafiq) yaitu suka menggelari ahli atsar sebagai penghafal catatan kaki, yang mereka inginkan adalah membatalkan atsar sebagai sumber hukum.
Termasuk ciri-ciri qadariyah (orang-orang yang mengingkari adanya takdir) adalah menggelari ahlus sunnah dengan jabariyah (orang-orang yang bergantung kepada takdir dan meninggalkan usaha).
Diantara ciri-ciri jahmiyyah (orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat Allah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan musyabihah (orang-orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk).
Diantara ciri-ciri rafidhah (syiah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan nabithah dan nashibah (orang-orang yang membenci ahli bait).
Ciri ciri Ahlul bid'ah secara detail:
- Mereka memilih ayat-ayat yang mutashabih (umum) dan meninggalkan ayat-ayat khusus. Mereka menentang ahlussunnah dengan ayat-ayat umum.
Contoh: melegalkan tahlilan dengan dalil memberikan makan (dalil keutamaan memberi makan - umum). - Mereka menyembunyikan kesalahan Ahlul Ilmi. Maksudnya kesalahan ulama mereka tutup dan ulama ahlussunnah disebarkan.
Misal: Tatkala Ibnu Taimiyah rahimahullah menafsirkan turunnya Alloh ta'aala seperti turunnya dia dari mimbar. Dan faktanya tidak demikian. - Membenci Ahlul Atsar yaitu Ahlul Hadits dan membenci orang-orang yang mengikuti mereka.
Imam ahmad bin Sinan radhiyallahu: tidak ada seorang Ahlul bid'ah seorang pun kecuali dia membenci Ahlul hadits. Juga dikatakan oleh Abdurrahman Arrozi radhiyallahu anhu. - Tidak mengamalkan kitab dan sunnah dengan pemahaman salafus sholeh (Para sahabat)
Contoh : Pengikut teror karena mereka mengambil ayat-ayat Alquran dengan pemahaman mereka. - Memecah belah agama dan mengajak orang-orang mengikuti mereka.
Imam Assam'ani rahimahullah : Di antara hal yang menunjukkan Ahlul hadits mereka di atas kebenaran, dalilnya apabila kamu mengecek seluruh kitab-kitab yang mereka tulis dari dulu sampai sekarang walaupun negeri dan zaman mereka berbeda, kamu akan mendapatkan dalam hal menerangkan Akidah dalam penjelasan yang sama. (Karena dulu tidak ada internet, ratusan tahun jarak dan tempat, maka penjelasannya sama). - Menolak kebenaran dan mengikuti hawa nafsu.
- Memberikan gelaran (laqob) buruk kepada Ahlussunnah. Contohnya:
Hasywiyah: orang-orang bodoh/paling rendah. Yang paling awal menyebutkan gelar ini mutazilah. Kelompok lain mengikuti. (Ibnul Qayyim)
Zhahiriyah: Kelompok dhohir.
Musyabbihah : Menyerupakan.
Wahabi, dll. - Cepat dalam mengkafirkan tanpa adanya dalil-dalil. Contohnya khowarij dan pengikutnya.
Khowarij adalah kelompok yang paling pertama muncul di kalangan ahlussunnah.
Imam ibnul Aliyah : Alloh telah memberikan dua nikmat, aku gak tahu yang paling nikmat, aku mendapatkan nikmat islam dan tidak masuk khowarij. - Menutup hakikat kebenaran. Contohnya kaum Syiah.
Imam Albarbahari rahimahullah: permisalan ahlu bid'ah seperti kalajengking yang menutup kepala dan badan dengan tanah dan mengeluarkan ekornya. Kalau ada kesempatan menyengat.
Maka ada gerakan bawah tanah. Ahlussunnah selalu terbuka. Tidak eksklusif. - Dalih persatuan (menyatu). Cirinya : kalo berjumpa kawanya, kelihatan hakikatnya. Karena seorang bergantung dengan agama kawanya.
Ini kaidah emas menentukan manhaj seseorang.
Muadz bin muadz: seorang walaupun dia menutupi akidah nya pada orang lain, tapi dia tidak mampu menutupi nya dari anaknya, kawannya atau majelisnya. - Berdusta. Contoh takiyah di Syiah.
Ibnu Taimiyah : orang ahlu bid'ah menyandarkan nukilan-nukilan dari yang tidak diketahui sumbernya.
Abu 'Utsman Ashshobuni berkata: "Saya melihat bahwa ahli bid'ah yang menggelari ahlus sunnah [namun dengan karunia dari Allah, tuduhan tersebut tidaklah benar dan tidak pantas disandarkan kepada ahlus sunnah] mereka (ahli bid'ah) mengikuti jalannya musrikin [semoga Allah melaknat mereka] yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan gelar-gelar yang tidak pantas. Diantaranya ada yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, dukun, ahli sya'ir, orang gila, orang kesurupan, pembohong, tukang nyleneh dan lain sebagainya. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat jauh dari semua 'aib tersebut. Beliau adalah Nabi dan Rasul yang terpilih. Allah Ta'ala berfirman :
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu)." (Al-Furqan:9).
Demikian juga halnya dengan ahlu hadits yang diberi gelar-gelar buruk oleh ahli bid'ah padahal ahlu hadits sangat jauh dan bersih dari celaan tersebut. Ahlu hadits adalah orangorang yang berpegang teguh dengan sunnah yang bersih, sistem kehidupan yang diridhai oleh Allah ta'ala, jalan-jalan yang lurus dan hujjah yang kokoh.
Allah telah menganugrahi ahlu hadits untuk dapat meneladani apa yang terdapat dalam kitab-Nya, wahyu-Nya dan firman-Nya, meneladani Rasul-Nya dalam setiap hadits dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berlaku baik, dalam ucapan dan perbuatan serta mencegah mereka untuk berbuat kemungkaran.
Allah juga menolong ahlu hadits untuk dapat berpegang teguh dengan sistem kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Allah-pun menjadikan mereka sebagai pengikut para wali yang terdekat. Allah juga melapangkan dada mereka untuk mencintai beliau, mencintai para ulama umat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang akan bersama orang yang dicintainya." (HR. Bukhari, Ahmad dan lainnya).
Hindari perdebatan
Ahlus Sunnah wal Jama’ah Melarang Perdebatan dan Permusuhan Dalam Agama.
Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang dari hal tersebut. Dalam Ash-Shohihain dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :
اِقْرَأُوْا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فَقُوْمُوْا عَنْهُ
“Bacalah Al-Qur`an selama hati-hati kalian masih bersatu, maka jika kalian sudah berselisih maka berdirilah darinya”.
Dan dalam Al-Musnad dan Sunan Ibnu Majah –dan asalnya dalam Shohih Muslim- dari ‘Abdullah bin ‘Amr :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ وَهُمْ يَخْتَصِمُوْنَ فِي الْقَدْرِ فَكَأَنَّمَا يَفْقَأُ فِي وَجْهِهِ حُبُّ الرُّمَّانِ مِنَ الْغَضَبِ، فَقَالَ : بِهَذَا أُمِرْتُمْ ؟! أَوْ لِهَذَا خُلِقْتُمْ ؟ تَضْرِبُوْنَ الْقُرْآنَ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ!! بِهَذَا هَلَكَتِ الْأُمَمُ قَبْلَكُمْ
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar sedangkan mereka (sebagian shahabat-pent.) sedang berselisih tentang taqdir, maka memerahlah wajah beliau bagaikan merahnya buah rumman karena marah, maka beliau bersabda : “Apakah dengan ini kalian diperintah?! Atau untuk inikah kalian diciptakan?! Kalian membenturkan sebagian Al-Qur’an dengan sebagiannya!! Karena inilah umat-umat sebelum kalian binasa”.
عن أبي الثور قال: سمعت الشافعي يقول: كان مالك إذا جاءه بعض أهل الأهواء قال: أما أنا فإني على بينة من ديني وأما أنت فاذهب إلى شاك مثلك فخاصمه (سير أعلام النبلاء ٩٩/٨) (حلية الأولياء ٣٢٤/٦)
Dari abu tsaur ia mengatakan aku telah mendengar imam syafi'i mengatakan: jika ahlu bida'h datang kepada imam malik untuk berdebat beliau mengatakan: aku telah berada diatas pijakan yang jelas Dalam agama ku, adapun kamu pergilah ke orang-orang yang sama denganmu lalu berdebatlah dengan mereka. (Siyar a'lam nubala' 8/99) (hilayatul auliya 6/324)
Boleh debat dengan syarat-syarat :
- Dari kalangan Ahlu ilmi
- Mengetahui syubhat lawan
- Tidak keluar dari alquran dan sunnah.
- Tujuannya jelas untuk mencari kebenaran.
- Memahami pada asalnya debat tidak dibolehkan.
Ikuti pembahasan selengkapnya bersama Ustadz Isnan Efendi Hafidzahullah: