بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Grand Mosque Al-Khor Community
Penceramah: Abu Abdillah Nefri bin ‘Ali bin Muhammad Sa’id, Lc. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Senin, 29 Shafar 1446 H / 2 September 2024 M



Derajat Surga

Darajat ( درجة ) bermakna rumah atau ruangan di dalam surga. Maka Darajat yang dimaksud adalah tingkatan-tingkatan surga.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat an-Najm:

وَلَقَدْ رَآهُ نزلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15)

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal…

Lawan Darajat adalah Darakah, artinya tingkatan bawah. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa

اِنَّ  الْمُنٰفِقِيْنَ  فِى  الدَّرْكِ  الْاَ سْفَلِ  مِنَ  النَّا رِ   ۚ وَلَنْ  تَجِدَ  لَهُمْ  نَصِيْرًا

“Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka,” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 145).

Tidak boleh menetapkan seseorang masuk surga atau neraka, kecuali dengan dalil. Yang bisa kita lakukan adalah mengharapkan dan mendoakan seseorang untuk masuk surga, jika zahirnya selama ini di dunia dia adalah orang yang beriman.

Surga tidak dapat dibayangkan

Dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Aku telah menyiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dibenak manusia.’

Abu Hurairah berkata, ‘Jika kalian mau, bacalah ayat: “Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang disembunyikan, yang indah dipandang … (Al-Quran Surat As-Sajdah: 17).” (Hadits Riwayat Al-Bukhari nomor 4406 dan Muslim nomor 2824).

Kondisi manusia berbeda-beda kualitasnya

Untuk meraih derajat surga, kondisi amalan manusia memiliki kualitas yang berbeda-beda. Baik dari kesungguhan, keikhlasan dan lainnya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-an’am ayat 132:

وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوۡا ؕ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُوۡنَ‏ ١٣٢

Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.

Dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 162 – 163:

أَفَمَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَ ٱللَّهِ كَمَنۢ بَآءَ بِسَخَطٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأْوَىٰهُ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

هُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا يَعْمَلُونَ

(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Hasan Al-Bashri Rahimahullah menafsirkan makna هُمْ دَرَجَٰتٌ Maknanya adalah beberapa derajat bagi orang yang melakukan kebaikan dan orang yang melakukan keburukan.

Tingkatan surga

1. Allah ﷻ menciptakan surga seratus derajat

Hadits yang memuat tingkatan surga ini dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dari Muadz bin Jabal dan turut dinukil Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Ibnu Abi Ad-Dunya dalam Shifat Al-Jannah wa ma ‘A’adda Allahu li Ahliha min An-Na’im. Muadz bin Jabal mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

“Barang siapa yang mengerjakan salat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadan, maka menjadi kewajiban bagi Allah untuk mengampuninya, baik ia ikut hijrah atau duduk saja di tempat ia dilahirkan ibunya.”

Muadz bin Jabal bertanya, “Ya Rasulullah, tidakkah sebaiknya aku keluar untuk memberitahukan hal ini kepada orang-orang?”

Beliau menjawab, “Jangan biarkan orang-orang itu beramal. Sesungguhnya dalam surga ada seratus tingkatan, di mana jarak antara setiap dua tingkatan sama seperti jarak antara langit dan bumi. Tingkatannya yang paling tinggi adalah surga Firdaus. Di sana terdapat Arasy, dan surga tersebut merupakan bagian yang paling tengah dari surga. Darinyalah memancar sungai-sungai surga. Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus.” (HR At Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ في الجنةِ مائةَ درجةٍ ، أعدَّها اللهُ للمجاهدين في سبيلِه ، كلُّ درجتيْنِ ما بينهما كما بين السماءِ والأرضِ ، فإذا سألتم اللهَ فسلُوهُ الفردوسَ ، فإنَّهُ أوسطُ الجنةِ ، وأعلى الجنةِ ، وفوقَه عرشُ الرحمنِ ، ومنه تَفجَّرُ أنهارُ الجنةِ

“Surga itu ada 100 tingkatan, yang dipersiapkan oleh Allah untuk para Mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua surga yang berdekatan sejauh jarak langit dan bumi. Dan jika kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, karena itulah surga yang paling tengah dan paling tinggi yang di atasnya terdapat ‘Arsy milik Ar-Rahman, darinya pula (Firdaus) bercabang sungai-sungai surga.” (HR. Al-Bukhari no.2790)

Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Dalam surga ada seratus tingkatan yang jarak antara setiap dua tingkatan sama dengan perjalanan seratus tahun.” Ibnu Qayyim mengatakan bahwa hadits ini hasan-gharib.

2. Derajat di Surga Tergantung pada Hafalan Al-Qur’an

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا ، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا )) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ )) .

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dikatakan kepada ahli Al-Qur’an, ‘Bacalah, naiklah, dan tartilkanlah (membaca dengan perlahan) sebagaimana engkau menartilkannya di dunia, karena kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca.”

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Abu Daud, no. 1464 dan Tirmidzi, no. 2914. Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini sahih].

Kedua hadits di atas tidak bertentangan:
– Hadits pertama yang berjumlah seratus khusus untuk para mujahidin.
– Hadits tersebut tidak membatasi jumlah tingkatan surga.

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 dalam Fathul bari mengatakan: Dan hadits ini tidak menafikan adanya tingkatan surga yang lain yang telah disediakan bagi para mujahidin.

Amalan-amalan Untuk Meraih Derajat Surga Tertinggi

1. Iman yang benar dan ittibâ kepada Nabi ﷺ

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Thaha:

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى

“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaha : 75-76)

Ibnu Katsir berkata: Mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi] maksudnya mereka mendapatkan surga yang memiliki tingkatan-tingkatan yang tinggi, dan kamar-kamar yang aman serta tempat-tempat yang baik di surga.

Dalam Surat An-Nisa Ayat 69:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Penduduk surga yang tingkatannya lebih rendah, bisa melihat penduduk surga yang lebih tinggi tingkatannya. Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أهْلَ الغُرَفِ مِن فَوْقِهِمْ، كما يَتَرَاءَوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الغَابِرَ في الأُفُقِ، مِنَ المَشْرِقِ أوِ المَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ ما بيْنَهُمْ قالوا يا رَسولَ اللَّهِ تِلكَ مَنَازِلُ الأنْبِيَاءِ لا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ، قالَ: بَلَى والذي نَفْسِي بيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا باللَّهِ وصَدَّقُوا المُرْسَلِينَ

”Sesungguhnya penduduk surga, bisa saling melihat dengan ahlul ghurfah (penduduk surga yang tinggi tingkatannya). Sebagaimana mereka melihat bintang yang terang di langit, yang memancarkan cahaya di ufuk dari timur ke barat. Karena mereka penduduk surga itu bertingkat-tingkat.
Para sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, apakah tingkatan yang tinggi itu adalah tempatnya para Nabi dan tidak bisa digapai oleh selain mereka?”
Rasulullah menjawab: “(tidak demikian), bahkan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, itu adalah tempatnya orang-orang yang beriman (dengan benar) kepada Allah dan membenarkan ajaran para Rasul”.” (HR. Al-Bukhari no. 3256, Muslim no. 2831)

2. Jihad di Jalan Allah ﷻ

Jihad itu ada dua macam, jihad dengan ilmu dan jihad dengan senjata.

Jihad dengan ilmu adalah milik orang-orang istimewa, karena mengatasi pemahaman sesat dan serangan orang munafik hanya dengan ilmu.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. At-Tahrim: 9).

Untuk berjihad perlu adanya niat. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu bahawa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ، مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

Maksudnya: Barangsiapa yang mati sedangkan dia tidak pernah berperang, dan tidak pernah berniat dalam hatinya untuk berperang, maka dia mati dalam satu cabang daripada kemunafikan.

Hadis riwayat Imam Muslim (no. 158)

3. Mendidik anak-anak menjadi shaleh

Allah ﷻ akan meninggikan derajat setiap orang tua dengan amalan anak-anaknya. Keutamaan dan kemurahan yang dilimpahkan Allah ﷻ kepada para orang tua melalui doa anak-anaknya tertuang pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu dia berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللهَ – عز وجل – لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ؟ , فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

“Sesungguhnya Allah ﷻ benar-benar akan mengangkat derajat seorang hamba shalih di surga. Lantas hamba itu berkata, ‘Wahai Rabb-ku, bagaimana aku mendapatkan derajat ini?’ Maka Allah subhaanahu wata’aalaa berfirman, ‘Dengan sebab istighfar (permohonan ampun) anakmu untukmu.’
(HR. Ahmad (10618), Ibnu majah (3660), Shahiih al-Jaami’ (1617), as-Shahiihah (1598))

4. Mempelajari Al-Qur’an, menghafal dan Mengamalkannya

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dikatakan kepada ahli Al-Qur’an, ‘Bacalah, naiklah, dan tartilkanlah (membaca dengan perlahan) sebagaimana engkau menartilkannya di dunia, karena kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca.”

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Abu Daud, no. 1464 dan Tirmidzi, no. 2914. Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini sahih].

Imam al-Syatibi mengatakan:

وَخَيْرُ جَلِيسٍ لاَ يُمَلُّ حَدِيثُهُ وَتَرْدَادُهُ يَزْدَادُ فِيهِ تَجَمُّلاً

“Al-Qur’an adalah sebaik-baik teman bercengkrama, ceritanya tidak membosankan, membaca dan mendengarkannya tidak menjenuhkan, bahkan tambah menarik jika diulang-ulang”. (Al-Syathibi, Hirz al-Amani wa Wajh al-Tahani fi al-Qira’at al-Sab’i: 2).

Semoga Allah Ta’ala mempertemukan kita semua di Jannah-Nya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم