بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 4 Sya’ban 1446 / 3 Februari 2025.
Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)
B. Golongan Kedua yang Diceritakan Allah ﷻ
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Golongan kedua yang Allah ﷻ ceritakan berkaitan dengan kasmaran adalah pelaku homoseks.
Allah ﷻ berfirman:
وَجَآءَ أَهْلُ ٱلْمَدِينَةِ يَسْتَبْشِرُونَ. قَالَ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ ضَيْفِى فَلَا تَفْضَحُونِ. وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ. قَالُوٓا۟ أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ. قَالَ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِىٓ إِن كُنتُمْ فَٰعِلِينَ. لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِى سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ.
“Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: “Sesungguhnya mereka adalah tamuku, maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.’ Mereka berkata: Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia? Luth berkata: Inilah puteri-puteriku (negeri)ku (menikahlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal). (Allah berfirman): “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan).” (OS. Al-Hijr: 67-72)
Beginilah kondisi ummat yang menderita penyakit kasmaran atau sedang dimabuk asmara.
Allah mengisahkan kasmaran dari dua golongan. Tiap-tiap mereka kasmaran terhadap hal-hal yang Allah haramkan. Mereka tidak peduli lagi dengan mudharat yang ditimbulkan oleh kasmaran tersebut. Inilah penyakit yang para dokter kesulitan untuk menemukan obatnya. Demi Allah, ia termasuk di antara penyakit kronis dan seperti racun yang mematikan. Jika ia telah terkait dengan hati, maka orang-orang pun kesulitan untuk melepaskan belitannya. Demikian pula, jika ia menyala di relung kalbu, maka para makhluk akan kewalahan untuk membebaskan diri dari kobarannya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Oleh karena itu termasuk kebaikan bagi orang yang ingin kebaikan untuk dirinya, jangan sampai meletakkan kakinya pada jalan yang rusak ini, karena akan masuk jurang kenistaan yang jika sudah masuk ke dalamnya akan sangar sulit untuk melepaskannya.
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Penyakit ini terbagi menjadi beberapa bagian (menurut hukum Islam) sebagai berikut:
Kasmaran dikategorikan ke dalam kekufuran jika pelakunya menjadikan apa yang dicintainya sebagai tandingan bagi Allah. Ia mencintai tandingan tersebut sebagaimana mencintai Allah.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Ini terjadi pada sebagian orang-orang yang saling mencintai dimana kecintaan telah sampai pada level ini dan lebih mendahulukan cinta kekasihnya dari pada cinta Allah ﷻ. Diantara mereka ada yang tidak ada yang lebih dicintai kecuali kekasihnya saja, inilah orang yang menjadikan kekasihnya sekutu bagi Allah ﷻ, inilah cinta yang mengarahkan orang pada kekufuran.
Sebagaimana mushanif berkata: Kadang-kadang dia menjadi kekufuran sebagaimana orang yang menjadikan kekasihnya sebagai sekutu.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 165:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Maka, bagaimana pula apabila kecintaan orang tersebut lebih besar dibandingkan kecintaannya kepada Allah? Pelaku kasmaran semacam ini tidak akan diampuni karena perbuatannya termasuk kemusyrikan terbesar. Sebab, Allah ﷻ tidak akan mengampuni perbuatan syirik, kecuali dengan taubat yang dengannya Dia mengampuni dosa besar lainnya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Menyamakannya saja sudah masuk kedalam kekufuran sebagaimana surat Al-Baqarah ayat 165, apalagi di atasnya. Lebih pada hatinya dari pada kepada Allah ﷻ.
Tidak diampuni karena ini perbuatan syirik atau kufur seperti dalam surat An-Nisa ayat 116:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
Tidak diampuninya jika dia mati dalam keadaan kufur, namun jika sebelum meninggal dia bertaubat maka Allah ﷻ akan mengampuninya.
Ini adalah peringatan dari Mushanif tentang makna surat an-Nisa ayat 116 dan Az-Zumar ayat 53.
اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Maka, jangan sampai mendahulukan kecintaan kepada makhluk lebih tinggi daripada kecintaan kepada Allah ﷻ.
💡 Kesyirikan muncul berawal dari kecintaan!
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Tanda kasmaran yang merupakan perbuatan syirik dan kekufuran adalah pelakunya mengutamakan keridhaan orang yang dicintainya di atas keridhaan Rabbnya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Sesuai surat Ali Imran ayat 31:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ciri kebenaran cinta seseorang adalah mendahulukan cintanya kepada Allâh daripada makhluk.
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Jika terjadi pertentangan antara bagian dan hak orang yang dicintainya dengan hak Rabbnya serta ketaatan kepada-Nya, maka ia lebih mengutamakan hak dan ridha orang yang dicintainya dibandingkan hak dan ridha Allah. Ia memberikan miliknya yang paling berharga kepada orang yang dicintainya, sedangkan ia memberikan miliknya yang paling buruk kepada Allah, itu pun kalau ia mau memberikannya. Ia berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan seluruh waktunya untuk mendapatkan ridha orang yang dicintainya, mentaatinya, serta mendekatkan diri kepadanya, sedangkan sisa waktunya diberikan kepada Rabbnya, itu pun kalau ia mentaati-Nya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Maka renungkan, kebanyakan orang yang kasmaran dengan yang diidolakannya. Letakkan keadaan mereka di satu timbangan, letakkan tauhid mereka pada timbangan yang lain, kemudian timbang sesuai keadilan, maka secara terang-terangan mereka sampai pada cinta kepada kekasihnya melebihi tauhid mereka kepada-Nya. Sebagaimana asyq yang mencium kekasihnya lebih manis daripada tauhid, ini adalah seburuk-buruk kekufuran.
💡 Ustadz mencontohkan betapa ada yang cinta kepada pekerjaan hingga meninggalkan shalat hingga 2 tahun dengan alasan tidak mendatangkan uang!
Renungkanlah keadaan orang-orang yang kasmaran kepada idolanya!
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Perhatikanlah orang-orang yang sedang dilanda mabuk cinta, niscaya akan kamu dapati kebenaran ucapan di atas. Selanjutnya, letakkan perbuatan mereka pada satu sisi neraca dan letakkan iman mereka pada sisi yang lain, lalu bandingkanlah secara objektif, karena Allah dan Rasul-Nya ridha dengan keadilan.
Mungkin saja, pelaku kasmaran menyatakan secara lantang dan terang-terangan bahwa pertemuan dengan orang yang dicintainya lebih dia cintai daripada ketauhidan kepada Rabb Nya. sebagaimana dikatakan seorang penya’ir bejat’ pelaku kasmaran
Mereka (wanita wanita) menghisap dari bibirku beberapa hisapan, (perbuatan) mereka ini lebih manis daripada tauhid.
Hal itu sebagaimana yang dinyatakan oleh pelaku kasmaran bejat lainnya, bahwasanya kedatangan yang dicintai lebih diinginkan olehnya daripada rahmat Rabbnya—Ya Allah, lindungilah kami dari hal ini—yaitu perkataannya:
Kedatanganmu lebih dicintai hati dan jiwaku daripada (kedatangan) rahmat sang Maha Pencipta lagi Mahamulia.
Tidak diragukan lagi bahwa kasmaran semacam ini termasuk syirik yang paling besar. Banyak orang yang sedang kasmaran secara jelas menyatakan bahwa di dalam hatinya sama sekali tidak tersisa satu tempat pun untuk selain yang dicintainya. Orang yang dia cintai telah menguasai seluruh hatinya sehingga membuatnya seperti hamba bagi orang yang dicintai itu dari segala sisi. Ia ridha dengan peribadahan (penghambaan) terhadap makhluk yang semisalnya, padahal seharusnya hal itu hanyalah diberikan kepada Sang Pencipta.
Sebab peribadahan adalah kesempurnaan cinta dan ketundukan. Orang yang mencurahkan seluruh kekuatan cinta, ketundukan, dan kehinaannya kepada yang dicintai berarti telah memberikan hakikat peribadahan.
Kerusakan perkara dahsyat di atas tidak dapat dibandingkan dengan kerusakan zina, yang merupakan dosa besar bagi pelakunya, karena kerusakan kasmaran tersebut termasuk syirik.
Seorang syaikh dari kalangan orang orang yang arif (bijaksana) berkata: “Sungguh, aku diberi cobaan berupa zina dengan seseorang lebih aku sukai dibandingkan aku diberi cobaan berupa kasmaran, yang membuat hatiku beribadah kepada orang tersebut sehingga melalaikanku dari berdzikir kepada Allah.”
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Sebagian mereka tidak menyisakan sedikitpun cinta dalam hatinya kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, tempatnya sudah penuh pada orang yang dicintainya.
Dia menjadi hamba bagi kekasihnya pada semua sisi, maka dia lebih ridha penghambaannya kepada makhluk daripada kepada Rabbnya.
Ubduiyah merupakan kesempurnaan cinta dengan ketundukan. Cinta tanpa paksaan dan Hakikat Ubduiyah ini hanya kepada Allah ﷻ sang khalik bukan makhluk!
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم