Sabar dan Tahan Uji
- Details
- Category: Tazkiyatun Nufus
- Created: Monday, 27 January 2020 17:18
Kajian Kitab Minhaajul Muslim bersama Ustadz Isnan Efendi Hafidzahullah
•┈┈┈┈┈••❀•◎﷽◎•❀••┈┈┈┈┈•
Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)
Sabar dari segi bahasa bermakna al-habsu atau al-man'u artinya mencegah atau menahan. Dari segi istilah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
Wilayah kesabaran ada dua hal:
1. Badan: berkaitan dengan menanggung beban hal-hal yang berkaitan dengan fisik.
2. Jiwa: cakupannya luas tergantung keadaan, antara lain saat di medan perang, bermaksud keberanian. Demikian juga tatkala berkaitan dengan Harta benda, maka cara sabar dengan qonaah. Berkaitan dengan dunia, cara sabarnya dengan zuhud.
Lebih dari 90 kali disebutkan di dalam Alquran. Sabar adalah tugas kita selama hidup. Karena kita disuruh untuk beribadah dan menuntut kita untuk bersabar. Hal-hal tersebut bisa yang disukai atau tidak disukai oleh jiwa.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
- Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
- Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
- Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)