بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Harian Ramadhan 1446
🎙️ Bersama Ustadz Nefri Abu Abdillah, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓️ Al-Khor, 16 Ramadhan 1446 / 16 Maret 2025

Arsip Kajian Ramadhan : https://www.assunnah-qatar.com/category/assunnah-qatar/daurah-ramadhan/



Adaptasi yang Terpuji

Setelah memuji Allâh dan bershalawat atas Nabi ﷺ kita diingatkan untuk selalu ingat saudara-saudara kita di daerah lain yang dilanda konflik dan kekurangan. Hendaklah kita membantu mereka, minimal mendo’akan di bulan Ramadhan ini.

Adaptasi yang terpuji artinya penyesuaian terhadap hal-hal yang terpuji. (KBBI).

Lawan adaptasi adalah adopsi.

  • Adopsi – mengambil sesuatu yang ada tanpa memilah dan memilih
  • Adaptasi – penyesuaian diri dengan prinsip memilah dan memilih tanpa merubah jati diri atau nilai-nilai kebenaran.

Ayat 6 dari Surat Al-Insyiqaq berbunyi,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya”.

Ayat ini menjelaskan adaptasi manusia. Perubahan dari waktu ke waktu yakni, sesungguhnya engkau telah berjalan menuju Allah , mengerjakan perintahNya, menjauhi laranganNya dan mendekat padaNya dengan kebaikan atau keburukan, kemudian engkau akan bertemu dengan Allah pada Hari Kiamat. (Tafsir As-Sa’di Rahimahullah).

1. Adaptasi Agama

Maka, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita berdo’a:

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى

Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku.

Yang dimaksud adaptasi di sini adalah di internal keluarga muslim.

Asal manusia adalah tidak paham apapun. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 78:

وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Ayat ini, semua manusia yang normal pasti paham bahwa tidak ada yang lahir langsung pintar.

Maka, perlu agama untuk memenuhi pengetahuan dan perlu adaptasi nilai-nilai agama, serta praktek pengetahuan melalui agama.

Sebelumnya kita tidak tahu masalah riba, hingga paham setelah belajar tentangnya. Maka, perlu belajar sampai mati.

Setelah itu kita beradaptasi untuk mempraktekkan ilmu yang kita dapat. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Fath Ayat 28:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Petunjuk, yaitu dengan ilmu yang bermanfaat yang bisa menyelamatkan manusia dari kesesatan serta menjelaskan berbagai jalan yang baik dan buruk, dan dan agama yang haq, yaitu agama yang disifati dengan kebenaran yang berupa keadilan, kebaikan dan rahmat.

Maka, amat besar murka Allah bila kalian berkata dengan lisan kalian apa yang tidak kalian lakukan. Allâh berfirman dalam Surat As-Shaff Ayat 2-3:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Al-Hafidz ad-Dzahabi rahimahullah berkata,

لعن الله الذكاء بلا إيمان، ورضي الله عن البلادة مع التقوى

Allah Ta’ala melaknat kecerdasan tanpa iman dan Allah Ta’ala meridhai kebodohan yang diiringi ketakwaan.”

[Siyar A’lamin Nubala 14/62]

2. Adaptasi waktu

Manusia tak ubahnya dengan kumpulan hari dalam minggu, bulan, dan tahun. Hari kemarin akan berganti dengan hari ini, hari ini akan berganti dengan hari esok, dan hari esok pun akan berlalu dan berganti dengan lusa.

Hasan Al-Basri rahimahumullah berkata:

ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك

Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.

Allah ﷻ bersumpah dengan waktu dalam Al-Quran, seperti waktu fajar, siang, malam, dan asar, sebagai bukti kekuasaan-Nya dan untuk mengingatkan manusia tentang pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik.

Berikut adalah beberapa contoh sumpah Allah dengan waktu dalam Al-Quran:

  • “Demi waktu fajar” (Wal Fajri)
  • “Demi malam yang sepuluh” (Walayaalin ‘asyr)
  • “Demi waktu Dhuha” (Wad-Dhuha)
  • “Demi waktu Asar” (Wal-‘Asri)

Ayat-ayat ini menekankan tentang siklus waktu dan bukti-bukti tentang kehidupan dunia dan akhirat.

Sumpah-sumpah ini mengingatkan manusia tentang pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik, karena waktu adalah nikmat Allah yang berharga dan akan berlalu dengan cepat.

Terutama bagi anak muda, dimana pikiran dan energi masih kuat. Hendaklah diisi dengan amalan positif yang tidak akan membuahkan penyesalan di hari tua nanti.

Seandainya Masa Mudaku Kembali….!! (Sya’ir lantunan Abul ‘Ataahiyah)

بَكَيْتُ عَلَى الشَّبَابِ بِدَمْعِ عَيْنِي… فَلَمْ يُغْنِ البُكَاءُ وَلاَ النَّحِيْبُ

Kutangisi masa mudaku dengan aliran air mataku….

Akan tetapi tangisan dan ratapanku tiada guna…

فَيا أسَفاً أسِفْتُ عَلىَ شَبَابٍ… نَعَاهُ الشَّيْبُ والرّأسُ الخَضِيْبُ

Sungguh aku bersedih dan menyesal atas masa mudaku….

Usia tua juga masa waktu Untuk berbenah. Semakin sadar akan berakhirnya umur.

Betapa banyak dari kita yang terperdaya oleh dunia dan jauh dari mengingat kematian. Kita sibuk dengan berbagai aktivitas keduniawian, detik demi detik terlena dengan gemerlap dan kesibukan dunia.

Renungkan sabda Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Jibril mengajukan kepadaku, ia berkata: “Dilaknat orang yang bertemu dengan Ramadhan, akan tetapi ia tidak diampuni”. ​​​​​​​Maka aku katakan: “Amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah dari Jabir Radhiyallahu’anhu, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam shahih al-Tirmidzi).

3. Adaptasi dengan Tempat

Yaitu dengan kebudayaan tempat kita tinggal. Meskipun kita merantau, tanpa menghilangkan jati diri sebagai muslim.

Menyesuaikan diri dengan hal-hal yang positif. Ukurannya adalah tidak bertentangan dengan syariat. Maka, sangat disayangkan jika ada ibu-ibu yang masih suka menari dengan alasan budaya, padahal bertentangan dengan syariat.

Demikian juga dengan adaptasi makanan, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

​​​​​​​