بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 51-11
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 8 Ramadhan 1446 / 8 Maret 2025



51 – باب الرجاء

Bab 51-11: Berharap kepada Allah

Tauhid penyebab Masuk Surga

📖 Hadits ke-13:

424 – وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – قَالَ: كُنَّا قُعُودًا مَعَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – مَعَنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمْرُ رضي الله عنهما، في نَفَرٍ فَقَامَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – مِنْ بَيْنِ أظْهُرِنَا، فَأبْطَأَ عَلَيْنَا فَخَشِينَا أَنْ يُقتطَعَ دُونَنَا، فَفَزِعْنَا فَقُمْنَا فَكُنْتُ أوَّلَ مَنْ فَزِعَ فَخَرَجْتُ أبْتَغِي رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – حَتَّى أتَيْتُ حَائِطًا لِلأَنْصَارِ … وَذَكَرَ الحَدِيثَ بِطُولِهِ إِلَى قوله: فَقَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «اذهَبْ فَمَن لَقِيتَ وَرَاءَ هَذَا الحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لا إله إلاَّ الله، مُسْتَيقِنًا بِهَا قَلبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, katanya: “Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ, juga menyertai kami Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhuma dalam suatu kelompok -antara tiga sampai sembilan orang. Kemudian bangunlah Rasulullah ﷺ meninggalkan kami semua, tetapi agak lambat datangnya kembali. Kami semua khawatir kalau-kalau akan terputuskan dari kami -maksudnya takut kalau-kalau Beliau memperoleh bahaya-, maka dari itu kami semua menjadi takut dan kamipun berdiri. Saya -yakni Abu Hurairah radhiyallahu’anhu- adalah pertama-tama orang yang merasa takut itu. Maka keluarlah saya untuk mencari Rasulullah ﷺ, sehingga sampailah saya di suatu dinding milik orang Anshar -Abu Hurairah lalu menceritakan Hadis ini yang agak panjang, sehingga pada sabda Nabi ﷺ, yaitu Rasulullah ﷺ bersabda: “Pergilah, maka setiap orang yang engkau temui di balik dinding ini, asalkan ia menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dengan hatinya yang benar-benar meyakinkan sedemikian itu, maka berilah kabar gembira bahwa ia akan masuk syurga.” (Riwayat Muslim no. 52)

Tambahan hadits yang terpotong dari hadits ini:

…. Maka aku pun berdiri dan keluar untuk mencari Rasulullah ﷺ hingga sampai pada sebuah kebun milik kaum Anshar dari Bani Najjar. Aku pun mengitarinya dengan harapan akan mendapatkan sebuah pintu masuk, namun aku tidak mendapatkannya. Dan ternyata ada sebuah aliran sungai dari luar kebun yang masuk dari sebuah pojok kebun. Maka akupun berusaha masuk sebagaimana seekor musang berusaha masuk melalui sebuah lobang sempit. Dan aku pun menemukan Rasulullah saw. Beliau berseru, “Abu Hurairah!” Aku pun menjawab, “Ya, Wahai Rasulullah.” “Ada apa?”, tanya beliau. Aku menjawab, “Begini wahai Rasul, engkau tadi sedang bersama-sama dengan kami, lalu tiba-tiba engkau pergi meninggalkan kami dan lama tidak kembali hingga kami pun sangat khawatir akan keselamatanmu, terutama aku wahai Rasul. Maka aku pun berusaha memasuki kebun ini dari sebuah lobang yang sangat sempit sebagaimana seekor musang, dan mereka (para sahabat yang lain) ada di belakangku. Sambil berkata beliau memberikan kedua sandalnya kepadaku, “Wahai Abu Hurairah, bawalah kedua sandalku ini, dan siapapun yang kau temui di balik kebun ini ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan ia menancapkan keyakinan ini dalam hatinya, maka berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.” Dan kebetulan orang yang pertama kali bertemu denganku adalah Umar, maka ia pun bertanya, “Ada apa dengan kedua sandal itu wahai Abu Hurairah?” Aku menjawab, “Ini adalah kedua sandal Rasulullah ﷺ beliau menyuruhku untuk membawanya dan menyampaikan kabar gembira surga kepada orang yang pertama kali bertemu denganku sedang ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan ia meyakininya dengan hatinya.” Maka Umar pun memukulku dengan tangannya tepat di tengah-tengah dadaku hingga aku jatuh duduk, lalu berkata, “Kembalilah wahai Abu Hurairah.” Maka aku pun kembali menemui Rasulullah ﷺ dengan wajah menahan tangis. Ternyata Umar saat itu juga mengikutiku. Seketika itu Rasulullah ﷺ bertanya, “Ada apa denganmu wahai Abu Hurairah?” Aku menjawab, “Aku telah bertemu dengan Umar, lalu aku kabarkan dengannya mengenai apa yang telah engkau perintahkan kepadaku, namun tiba-tiba ia memukulku dengan keras tepat di ulu hatiku hingga aku terjatuh lunglai. Setelah itu, ia berkata, ‘Kembalilah!’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai Umar, kenapa kamu berbuat demikian?” Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, apa benar engkau telah mengutus Abu Hurairah dengan kedua sandalmu itu dan menyuruhnya memberi kabar gembira dengan surga bagi orang yang pertama kali ditemuinya sedang ia bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keyakinan yang mantap dalam hatinya?” Beliau menjawab, “Ya, benar”. Umar berkata, “Sebaiknya engkau tidak berbuat demikian wahai Rasulullah, karena sesungguhnya aku sangat khawatir kalau-kalau manusia akan bergantung padanya, dan biarkanlah mereka melaksanakan amalan-amalan yang baik.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Biarkanlah mereka”.

📃 Penjelasan:

Hadits ini masih menerangkan harapan, bahwa keselamatan bagi orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’.

Para sahabat saking cintanya kepada Nabi ﷺ, hingga ditinggal agak lama mereka takut akan keselamatan Nabi ﷺ.

Hadits ini juga menunjukkan kepekaan sahabat Nabi ﷺ dengan khabar hadits yang mereka terima. Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu khawatir mereka bersandar kepada hadits ini (orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ dijamin masuk surga) tanpa beramal.

Maka, Allah ﷻ akan menyiksa ahli tauhid dan orang-orang kafir dan menimbang amal baik dan amal buruk. Jadi ada adzab bagi ahli tauhid yang bermaksiat.

Maka, seandainya ada yang berpendapat orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ dijamin masuk surga, tanpa amal, ini keliru. Tetapi, mereka ada hisab terlebih dahulu dan disiksa atas perbuatan dosa-dosanya, setelah itu akan mendapatkan rahmat Allah ﷻ dan dimasukan ke dalam surga.

Maka kalimat ‘Laa ilaaha illallaah,’ akan menyelamatkan seseorang pada suatu saat nanti hingga masuk ke dalam surga.

Tetapi, siksa Allah ﷻ itu hak, Allah ﷻ akan menyiksa orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat (seperti pengusaha unta) dia akan dicelupkan ke neraka yang dalam dan unta akan berbentuk unta yang sangat besar dan akan menginjak dia dan menggigitnya.

Demikian juga kewajiban zakat atas emas ini ada dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 34. “… Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,”.

Dilanjukan Surat At-Taubah Ayat 35:

يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ

Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”.

Hadits Bithaqah

Pada hadits lain ada hadist bitaqah, yaitu hadist tentang kartu amal atau lembaran amal yang berbicara tentang sebuah lembaran yang berisi kalimat tauhid yang akan mempengaruhi nasib seseorang di akhirat.

Lihatlah catatan amalnya yang berisi kalimat laa ilaha ilallah diletakkan di salah satu daun timbangan dan 99 catatan dosa di timbangan lainnya. Bayangkan pula bahwa satu catatan dosa saja jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ternyata kartu ampuh berisi kalimat tauhid (laa ilaha illalah) mengalahkan catatan penuh dosa. Ia ternyata tidak disiksa. Kita pun tahu bahwa setiap ahli tauhid memiliki kartu ampuh ini (kartu laa ilaha illalah).

Akan tetapi, jangan merasa aman hanya dengan mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah,’ tetapi diyakini di dalam hati dan imbangi dengan mengerjakan amalan, barulah ini akan menjadi manfaat di akhirat kelak.

💡 FAWAID HADITS:

1. Sangat cintanya para sahabat kepada Nabi ﷺ, hingga sangat memperhatikan keselamatan beliau Nabi ﷺ dari segala hal yang menyakiti.
2. Keimanan yang benar akan memasukkan seseorang ke dalam surga bisa dengan ampunan Allah ﷻ atau setelah masuk neraka.
3. Dianjurkan memberi kabar gembira dengan kabar yang baik kepada orang lain. (Terutama kepada orang tua atau terdekat agar terhindar dari hasad orang lain).

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم