بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Harian Ramadhan 1446
🎙️ Bersama Ustadz Nefri Abu Abdillah, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
🗓️ Al-khor, 3 Ramadhan 1446 / 3 Maret 2025
Setengah Ayat
Setengah ayat adalah bagian dari Al-Qur’an pada surat Al-A’raf ayat 31.
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Ayat ini adalah petunjuk kehidupan. Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat ini.
Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya Ma’aalimu Tanzil menjelaskan bahwa kalimat setengah ayat yang terakhir, berkata ahli tafsir Ali bin Husain Al-Waqi al-Saiburi, Allah ﷻ benar-benar telah mengumpulkan resep dan kunci ilmu kesehatan seluruhnya pada setengah ayat terakhir.
- Setengah ayat pertama adalah tentang adab, karena dahulu saat thawaf keliling Ka’bah tanpa pakaian. Ayat yang mulia ini adalah bantahan terhadap apa yang diklaim oleh orang-orang musyrik berupa melakukan thawaf di Ka’bah dengan keadaan telanjang bulat. (Tafsir Ibnu Katsir)
- Setengah ayat kedua adalah janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan kepada yang diharamkan. Sebagian ulama salaf berkata bahwa Allah mengumpulkan semua kebaikan dalam setengah ayat: (makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan). (Tafsir Ibnu Katsir)
📃 Pelajaran ayat:
Pada prinsipnya ayat ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu kaum. Dan darinya diambil beberapa poin sebagai bahan renungan:
1. Al-Qur’an adalah kalamullah sebagai mukjizat berisi seluruh permasalahan yang ada, baik adab, balaghah, sosial, science, sejarah dan lainnya. Setengah ayat surat Al-A’raf ayat 31 adalah prinsip dasar ilmu kedokteran. Untuk menjaga pola makan dan minum.
2. Pentingnya ilmu kesehatan (thib) setelah ilmu agama.
Siapa yang tidak mengenal Imam Asy-Syafi’i rahimahullah? Seorang imam yang memiliki kedudukan di hati kaum muslimin, termasuk di Indonesia.
Beliau berpesan sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Hatim Ar-Razi dalam Adaabu Syafi’i wa manaaqibihi, murid beliau Rabi’ bin Sulaiman berkata bahwa Imam Syafi’i berkata, Ilmu itu ada dua ilmu agama dan dunia, adapun ilmu agama adalah ilmu Fiqh dan yang kedua ilmu dunia yaitu ilmu kedokteran. Janganlah kalian tinggal di situ negeri yang tidak ada alim ulama dan dokter yang mengabarkan kesehatan badan.
Ternyata, beliau rahimahullah mengakui keunggulan ilmu kedokteran yang dikembangkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
لا أعلم علما بعد الحلال والحرام أنبل من الطب إلا أن أهل الكتاب قد غلبونا عليه.
“Saya tidak mengetahui sebuah ilmu -setelah ilmu tentang halal dan haram (yaitu ilmu agama, pen.)– yang lebih berharga daripada ilmu kedokteran. Akan tetapi ahli kitab telah mengalahkan kita.” [Siyar A’lam An-Nubala, 8: 528 (Maktabah Asy-Syamilah]
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah pun menyesalkan kaum muslimin yang menyia-nyiakan dan lalai untuk belajar ilmu kedokteran. Beliau mengatakan,
ضَيَّعُوا ثُلُثَ العِلْمِ وَوَكَلُوهُ إِلَى اليَهُوْدِ وَالنَّصَارَى.
“Mereka (umat Islam) telah menyia-nyiakan sepertiga ilmu (yang beliau maksud adalah ilmu kedokteran, pen.) dan meyerahkannya kepada umat Yahudi dan Nasrani.” [Siyar A’lam An-Nubala, 8: 528 (Maktabah Asy-Syamilah)]
Aisyah Radhiyallahu’anha Dokternya para Sahabat
Beliau selalu datang mengobati bagi para mujahidin dan meriwayatkan banyak hadits tentang Thibbun Nabawi.
Kecerdasan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tercermin dari pintarnya ia juga dalam ilmu kedokteran yang membuat orang lain kagum, ia hanya sekedar mendengar dan menyaksikan tanpa ada yang mengajarkan secara langsung.
Hisyam bin Urwah menceritakan dari ayahnya yang berkata,
“Sungguh aku telah bertemu dengan Aisyah, maka aku tidak mendapatkan seorangpun yang lebih pintar darinya tentang Al Qur’an, hal-hal yang fardhu, sunnah, sya’ir, yang paling banyak meriwayatkan, sejarah Arab, ilmu nasab, ilmu ini, ilmu itu dan ilmu qhadi dan ilmu kedokteran, maka aku bertanya kepada beliau, “Wahai bibi, kepada siapa anda belajar tentang ilmu kedokteran?” Maka beliau menjawab, “Tatkala aku sakit, maka aku perhatikan gejala-gejalanya dan aku mendengar dari orang-orang menceritakan perihal sakitnya, kemudian aku menghafalnya.” [Hilyatul Auliya’ 2/49]
Berkata Ibnu Abdil Barr,
أن عائشة كانت وحيدة بعصرها في ثلاثة علوم علم الفقه وعلم الطب وعلم الشعر
“Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kedokteran, dan ilmu syair.”
Perhatian Ulama terhadap Ilmu Kedokteran
Ibnu Al-Juljul beliau memiliki buku Tarikh At-Thhiba wal hukama berisi sejarah pakar kedokteran dan ahli hikmah.
Ulama Andalusia Sulaiman bin Hasan Al-Andalusia Membuat buku Thhobaqatul At-Thhiba wal hukama berisi deretan nama-nama ahli kedokteran dan ulama ahli hikmah.
Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah adalah salah satu ulama yang memahami dunia kedokteran, hingga beliau membuat kitab Ad-Daa Wa Ad-Dawaa.
3. Al-Qur’an sangat logis
Perintah makan dan minum tetapi jangan berlebihan.
Rohani makanannya dari langit, yaitu wahyu untuk menyehatkan ruh. Sedangkan makanan jasad adalah produk bumi, maka makanannya dari tanah.
Maka, lihatlah makanan dari sisi halal kualitas dan kuantitas, yang halal dan thoyyib. Yaitu halal dari segi dzat dan berkualitas.
Dalam ajaran Islam yang mulia, manusia diperintahkan oleh Allah agar makan secukupnya saja dan tidak berlebihan (Kuantitas makanan).
Banyaknya makan bukanlah sifat terpuji bagi seorang muslim. Orang yang banyak makannya, akan banyak minumnya. Orang yang banyak minumnya, ia akan banyak tidurnya, maka akan banyak dagingnya. Orang yang banyak dagingnya, maka akan keras hatinya, maka akan tenggelam dalam lumpur dosa.
Allah berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat ini,
قال بعض السلف : جمع الله الطب كله في نصف آية : ( وكلوا واشربوا ولا تسرفوا )
“Sebagian salaf berkata bahwa Allah telah mengumpulkan semua ilmu kedokteran pada setengah ayat ini.” [Tafsir Ibnu Katsir 3/384]
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa perut manusia adalah wadah yang paling buruk yang selalu diisi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas”
[HR At-Tirmidzi (2380), Ibnu Majah (3349), Ahmad (4/132), dan lain-lain. Hadits ini dinilai shahiholeh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah (2265) ]
Maksudnya, perut yang penuh dengan makanan bisa merusak tubuh. Berlebihan saat makan bukanlah sifat orang-orang yang berjalan menuju Allah. Demikian pula orang yang senantiasa memperturutkan nafsu perutnya tanpa menimbang statusnya.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ تَجَشَّأَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Ibnu Umar berkata, ada seorang lelaki bersendawa di sisi Nabi ﷺ, kemudian Nabi bersabda, “Hentikan sendawamu dari kami karena sesungguhnya kebanyakan orang yang kekenyangan di dunia kelak pada hari kiamat adalah orang yang paling lama merasakan laparan.” (Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib dari jalur sanad ini, dan dalam bab ini ada hadits dari Abu Juhaifah. Dihasankan al-Albani dalam Jaami’ ash-Shaghir).
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan bahaya kekenyangan karena penuhnya perut dengan makanan, beliau berkata,
لان الشبع يثقل البدن، ويقسي القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف عن العبادة
“Kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.” [Siyar A’lam An-Nubala 8/248]
4. Menjaga pola kesabaran walaupun kita mampu
Tidak yang kita inginkan harus dituruti butuh kesabaran dan prinsip bagi kehidupan kita. Beri batasan sesuai dengan takaran dan kualitas.
Umar bin Khathab Radhiyallahu’anhu pernah berkata kepada sahabatnya, “apakah engkau akan memberi semua yang engkau inginkan?”
Makanan yang berlebihan adalah sumber banyak penyakit. Apalagi di zaman modern ini, pola makan bisa jadi tidak terkendali. Banyaknya makanan dan minuman siap saji dengan kalori dan gula yang tinggi menyebabkan munculnya penyakit. Kemudahan mendapatkan makanan dan minuman siap saji, jajan dan kue sebagai cemilan setiap saat juga menjadi pola hidup zaman modern.
Semoga bermanfaat.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم