بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 11 Sya’ban 1446 / 10 Februari 2025.
Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)
C. Obat Penyakit Kasmaran yang Fatal
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Obat penyakit yang fatal ini dimulai dari kesadaran penderita bahwa cobaan yang menimpanya merupakan lawan dari tauhid. Hal ini terjadi karena kebodohan dan kelalaian hatinya kepada Allah. Oleh sebab itu, wajib baginya mengetahui tauhid kepada Allah, sunnah-sunnahNya, dan ayat-ayatNya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Pengobatan dimulai dari asalnya dulu, tujuan dari Allah ﷻ menciptakan dia. Yaitu menegakkan tauhid di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Maka pengobatan dimulai dari sini (memperbaiki tauhid), seseorang hendaknya kembali mengagungkan tauhid yang merupakan tujuan diciptakannya makhluk dan inilah tugas utama para rasul, dan diturunkan kitab-kitab juga untuk menegakkan tauhid.
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Ini langkah yang pertama. Selanjutnya, dia harus melaksanakan seluruh ibadah, baik lahir maupun batin, untuk menyibukkan hatinya agar tidak berpikir tentang kasmarannya. Ia juga memperbanyak ketundukan dan bersandar kepada Allah untuk memalingkan perasaan tersebut, berikut mengembalikan hatinya kepada-Nya. Tidak ada obat yang lebih bermanfaat daripada ikhlas kepada Allah. Inilah obat yang disebutkan dalam Kitab-Nya, yakni sebagaimana firman-Nya :
كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ
“… Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemunkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang terpilih.“ (QS. Yusuf: 24) |
📖 Sebagian ahli tafsir, seperti Ibnu Katsir, Abu “Amr, dan Ibnu Amir, membacanya dengan lafazh ٱلْمُخْلِصِينَ ) dengan di-kasrah-kan huruf lam-nya, artinya mereka mengikhlaskan ketaatan kepada Allah ﷻ. Adapun Yusuf adalah salah seorang hamba Allah yang terpilih dikarenakan keikhlasannya dalam ketaatan kepada Allah. Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir al-Qurthubi, yakni pada surat Yusuf: 24.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Kemudian setelah memperhatikan perkara tauhid, kemudian kembali kepada ibadah yang dzahir dan batin, yang menyibukkan dirinya dari pemikiran hatinya dari terus berpikir pada perkara tersebut. Karena tauhid adalah mabda’nya, oleh karena itu bagi yang bermaksiat yang harus dikokohkan adalah tauhidnya.
Ini yang dilalaikan dari perkara dakwah, tauhid adalah keselamatan dari maksiat apabila ditegakkan.
Apabila seseorang terkena penyakit hati, setelah memperbaiki tauhid mulailah untuk menumbuhkan pada dirinya ibadah-ibadah diniyyah seperti shalat, dzikir, hadir ke majelis ilmu. Ini perlu jihad dan usaha yang sungguh-sungguh, sampai mendapatkan kesempurnaan petunjuk.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ankabut ayat 69:
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Hingga kisah hijrah sahabat disebabkan oleh cinta Ummu Qais. Maka laki-laki yang berhijrah di sini disebut Muhajir Ummu Qois, yaitu orang yang berhijrah karena Ummu Qois.
Selanjutnya banyak berdo’a, kembali kepada Allah ﷻ dan merendahkan diri kepada-Nya. Salah satu doa Nabi Yusuf Alaihi salam ialah memohon agar terhindar dari nafsu dan tipu daya. Doa ini tercantum dalam surah Yusuf ayat 33.
رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ
“Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS Yusuf: 33)
Do’a ini sangat penting agar terhindar dari penyakit hati, kecuali orang yang paling bahil yaitu orang yang malas mendoakan dirinya dan saudaranya.
Perbaiki niat dan keikhlasan kita pada segala perkara agar lurus tujuannya, ikhlas karena Allah ﷻ. Maka tahapan-tahapan di atas memerlukan keikhlasan,yaitu:
– Memperbaiki Tauhid
– Perbanyak ibadah dzahir dan batin.
– Berdo’a dan merendahkan diri kepada Allah ﷻ
– Lakukan semuanya dengan ikhlas.
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Allah ﷻ memalingkan keburukan, berupa kasmaran dan zina, dari Nabi Yusuf disebabkan keikhlasan beliau. Jika hati seseorang ikhlas dan dia pun mengikhlaskan amal perbuatannya karena Allah, niscaya cinta yang semu tidak akan bersarang dalam dirinya. Sesungguhnya perasaan tersebut hanya bersarang pada hati yang kosong, sebagaimana perkataan seorang penya’ir:
Cinta kepadanya mendatangiku sebelum kukenal cinta, hingga ia mendapati hati yang kosong lalu menetap di dalamnya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Dengan hati yang kosong akan terjadi banyak hal yang akan merasuki dirinya, penuhi hati dengan keikhlasan dan kuatkan keikhlasan tersebut maka tidak ada efek buruk
yang merasuk pada dirinya.
Maka para salaf berkata, tidak ada yang paling berat dalam hidupku selain memperbaiki niat.
Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Tidak ada sesuatu yang paling berat yang aku hadapi daripada niat, karena niat selalu berubah-ubah.” (Kitab Jami’ Al ‘Ulum Wa Al Hikam I/34. Lihat juga kitab Tadzkirah As Sami’ karya Al-Kittani hal. 681).
– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Hendaklah orang yang berakal mengetahui bahwa akal dan syari’at mewajibkannya untuk meraih maslahat dan menyempurnakannya, sekaligus menghilangkan kerusakan dan menguranginya. Jika orang yang berakal dihadapkan dalam permasalahan yang mengandung maslahat dan mudharat, maka ia wajib melakukan dua perkara:
1. Perkara yang sifatnya keilmuan.
2. Perkara yang sifatnya amal perbuatan.
Perkara yang sifatnya keilmuan adalah mencari yang paling kuat antara maslahat dan mudharat. Apabila sudah jelas mana perkara yang paling benar, maka seseorang wajib mengutamakan perkara yang terbaik (maslahat) untuknya. Termasuk perkara yang sudah jelas diketahui ialah cinta semu tidak mengandung maslahat, baik dari segi agama maupun dunia. Bahkan, kerusakannya jauh berkali-kali lipat lebih besar daripada kemaslahatannya.
– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Inilah pentingnya berpikir bagi orang yang memiliki akal, dia menimbang memikirkan dampak buruknya. Jika sudah dimabuk cinta, akan hilang cara berpikir yang dapat menimbang maslahat baik dan buruknya.
Zaman Fitnah sekarang, banyak generasi muda yang mendahulukan syahwat pada dirinya tanpa melihat efek baik dan buruknya.
Amalan yang lurus itu dibangun di atas ilmu yang baik demikian juga sebaliknya, amalan yang buruk dibangun di atas ilmu yang buruk atau kejahilan.
Termasuk perkara yang sudah jelas diketahui ialah cinta semu yang tidak mengandung maslahat, baik dari segi agama maupun dunia. Bahkan, kerusakannya jauh berkali-kali lipat lebih besar daripada kemaslahatannya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم