بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 51-7
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 9 Sya’ban 1446 / 8 Februari 2025



51 – باب الرجاء

Bab 51-7: Berharap kepada Allah ﷻ

📖 Hadits ke-7:

– وعن عمر بن الخطاب – رضي الله عنه – قَالَ: قدِم رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – بسَبْيٍ فَإِذَا امْرَأةٌ مِنَ السَّبْيِ تَسْعَى، إِذْ وَجَدَتْ صَبيًا في السَّبْيِ أخَذَتْهُ فَألْزَقَتهُ بِبَطْنِهَا فَأَرضَعَتْهُ، فَقَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «أتَرَوْنَ هذِهِ المَرْأةَ طَارِحَةً وَلَدَها في النَّارِ؟» قُلْنَا: لاَ وَاللهِ. فَقَالَ: «للهُ أرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هذِهِ بِوَلَدِهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Umar bin Alkhaththab Radhiyallahu’anhu, katanya: “Kepada Rasulullah ﷺ disampaikanlah tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang wanita dari golongan kaum tawanan itu berjalan ketika menemukan seorang anak yang juga termasuk dalam kelompok tawanan tadi. Wanita itu lalu mengambil anak tersebut lalu diletakkannya pada perutnya, kemudian disusuinya. Rasulullah ﷺ lalu bersabda: “Adakah engkau semua dapat menyangka bahwa wanita ini akan sampai hati meletakkan anaknya dalam api?” Kita -yakni para sahabat- menjawab: “Tidak, demi Allah -maksudnya wanita yang begitu sayang pada anaknya, tidak mungkin akan sampai meletakkan anaknya dalam api.” Selanjutnya beliau ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu lebih kasih sayang kepada sekalian hamba-hambaNya daripada kasih sayangnya wanita ini kepada anaknya.” (Muttafaq ‘alaih)

📃 Penjelasan:

Pada hadits ini Rasulullah ﷺ dibawakan tawanan-tawanan perang (سَبْيٍ). Sikap pemimpin perang atau hakim pemerintah berbeda-beda, ada yang mau membebaskan, ada yang harus menebus dengan bayaran, ada yang mengambil manfaatnya (seperti pada perang Badr disuruh mengajar baca tulis) dan ada yang dieksekusi.

Kejadian ini terjadi setelah perang Thaif, dimana tawanan perempuan lari menggendong anak kecil (صَبيًا) dan diriwayat lain perempuan itu mencari anak-anak kecil dan menjumpai anak itu. Keduanya saling menguatkan.

Ini adalah bentuk kasih sayang dan kelemahlembutan perempuan kepada anaknya, tujuannya untuk melepaskan susunya kepada anaknya (karena jika tidak dikeluarkan air susunya maka berefek buruk kepada ibunya hingga sakit atau demam).

Ini terjadi pada anak yang bukan anaknya sendiri, maka bagaimana lagi jika terjadi pada anaknya sendiri. Hingga Rasulullah ﷺ bertanya, Apakah engkau menyangka bahwa wanita ini akan sampai hati meletakkan anaknya dalam api? Hingga para sahabat menjawab Tidak!. Maka beliau ﷺ berkata, Sesungguhnya Allah itu lebih kasih sayang kepada hamba-hambaNya daripada kasih sayangnya wanita ini kepada anaknya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr Ayat 49-50:

۞ نَبِّئْ عِبَادِىٓ أَنِّىٓ أَنَا ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ. وَأَنَّ عَذَابِى هُوَ ٱلْعَذَابُ ٱلْأَلِيمُ

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.

Allah ﷻ menetapkan kasih sayangNya, tetapi juga memberikan hukuman yang berat bagi pelaku dosa dan maksiat. Seperti potong tangan bagi pencuri 1/4 dinar (yaitu setara harta yang memiliki nilai sama dengan nilai 1,06 gr emas), atau rajam bagi pelaku zina muhson. Atau tatkala Adam dikeluarkan dari surga karena makan buah khuldi.

Maka, setiap hamba harus menimbang bab khauf dan raja’. Khauf untuk berbuat dosa dan pelanggaran (jangan menggampangkan) atau berharap ampunan-Nya jika berbuat pelanggaran, keduanya harus seimbang diantara keduanya. Jangan ghurur (tertipu) yang menjatuhkannya pada jurang kenistaan.

Betapa banyak kasih sayang Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya. Ingatlah kisah Ashabul Uhdud dimana seorang raja membakar semua orang yang beriman hingga bayi berkata kepada ibunya, bahwa surga menunggunya, tetapi Allah ﷻ masih mengampuni dosa-dosanya jika bertaubat sebelum ajal. (Lihat surat Al-Buruj 1-9).

Dalam hal pemberian pahala sedekah, Allah ﷻ menunjukkan kasih sayangnya dengan melipatgandakan pahalanya hingga 700 kali lipat. Bahkan hadirnya isya dan subuh berjama’ah di masjid dihitung shalat sepanjang malam, dan langkah-langkah kakinya dihitung sebagai penghapus dosa, Subhanallah, inilah kasih sayang Allah ﷻ.

Namun, sebanyak itu rahmat-Nya, secara logika banyak hamba yang masuk surga, akan tetapi mayoritas manusia akan masuk ke Neraka. Setiap 1000 orang, hanya 1 yang masuk Surga. Selebihnya, 999 orang akan masuk Neraka. Setengah dari penduduk Surga berasal dari umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam.

Dalam sebuah hadits dinyatakan:

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا آدَمُ يَقُولُ لَبَّيْكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ فَيُنَادَى بِصَوْتٍ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ بَعْثًا إِلَى النَّارِ قَالَ يَا رَبِّ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ أُرَاهُ قَالَ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَحِينَئِذٍ تَضَعُ الْحَامِلُ حَمْلَهَا وَيَشِيبُ الْوَلِيدُ { وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ } فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ حَتَّى تَغَيَّرَتْ وُجُوهُهُمْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ وَمِنْكُمْ وَاحِدٌ ثُمَّ أَنْتُمْ فِي النَّاسِ كَالشَّعْرَةِ السَّوْدَاءِ فِي جَنْبِ الثَّوْرِ الْأَبْيَضِ أَوْ كَالشَّعْرَةِ الْبَيْضَاءِ فِي جَنْبِ الثَّوْرِ الْأَسْوَدِ وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا ثُمَّ قَالَ ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا ثُمَّ قَالَ شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا

Allah Azza Wa Jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai Adam. Adam menjawab: Kami memenuhi seruanmu dengan senang hati wahai Tuhan kami. Kemudian diserukan dengan suara: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk mengeluarkan dari keturunanmu utusan menuju anNaar (Neraka). Adam bertanya: Wahai Tuhanku, apakah utusan anNaar itu? Pada setiap 1000 orang, diutus 999 orang. Pada saat itulah wanita hamil mengeluarkan kandungannya dan anak kecil menjadi beruban. (Sebagaimana firman Allah) :

وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

Dan engkau melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah sangat kerasnya (Q.S al-Hajj ayat 2)

(mendengar hadits yang disampaikan Nabi itu) para Sahabat merasa berat hingga wajah-wajah mereka berubah. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: pada Ya’juj dan Ma’juj 999, sedangkan pada kalian 1.

Kalian di kalangan manusia bagaikan satu rambut hitam di sisi sapi jantan yang putih. Atau satu rambut putih di sisi sapi jantan hitam. Aku sungguh berharap bahwa kalian termasuk seperempat penduduk Jannah. Kemudian kami (para Sahabat) bertakbir. Nabi menyatakan: sepertiga penduduk Jannah. Kemudian kami (para Sahabat) bertakbir. Nabi menyatakan: setengah penduduk Jannah. Kemudian kami (para Sahabat) bertakbir (H.R al-Bukhari dari Abu Said al-Khudry)

Semoga Allah Ta’ala memberikan kasih sayangNya kepada kita, orang tua, keluarga dan kaum muslimin.

🏷️ Fiqhul Hadits:

1. Rahmat Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya. Bahwasanya Allah ﷻ menginginkan kebaikan kepada hamba-hamba-Nya dan ingin menyelamatkannya dari neraka, maka dibukalah pintu taubat, pintu raja’ dan inabah.
2. Mengambil manfaat dari suatu kejadian dan mengaitkannya untuk mengarahkan kepada pembelajaran dengan memberikan contoh agar sesuatu dapat dipahami dengan sempurna.
3. Sepatutnya ketergantungan seseorang pada sesuatu dan keadaan hanya kepada Allah ﷻ, hendaklah seorang yang berakal meminta kepada Allah ﷻ dan meminta kepada manusia adalah kehinaan.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم