بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 25 Rajab 1446 / 25 Januari 2025
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Wahai Muslimah: Pilih Pintu Surgamu…!
📖 Hadits ke-16:
Dari Abdurrahman bin ‘Auf Radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.
“Apabila seorang wanita menunaikan shalat lima waktunya, berpuasa pada bulan (Ramadhan), menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.’”
📖 HR. Ahmad dalam Musnadnya (1661).
📃 Penjelasan:
Perawi Abdurrahman bin ‘Auf bin Abdi ‘Auf bin ‘Abdul Harits bin Zahra, Ia termasuk kalangan yang masuk Islam lebih dahulu sebelum ada pertemuan di rumah Arqam (Darul Arqam) yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abdurrahman adalah satu di antara enam sahabat yang menjadi ahli syura yang diberitahukan oleh ‘Umar bin Al-Khaththab. Dan beliau termasuk sahabat yang merupakan saudagar yang sukses dan banyak sedekah.
Hadits ini menjelaskan kunci mudah bagi wanita untuk masuk surga, bahkan kelak bisa masuk Surga dari pintu manapun, yaitu:
1. Setelah ia beriman kepada Allah, lalu ia menjaga shalat lima waktu.
Kriteria pertama agar seluruh pintu surga dibukakan bagi wanita muslim adalah menjaga shalat lima waktu selama berada di luar momen diharamkannya shalat seperti, haid dan nifas.
Shalat adalah hal terpenting dalam kehidupan seorang Muslim termasuk muslimah. Shalat adalah barometer amal-amal lainnya.
إن أول ما يحاسب به العبد صلاته فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله
“Amal yang akan dihisab pertama kali dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya, baik pula seluruh amalnya. Jika buruk shalatnya, buruk pula seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi).
Jadi, jaga shalat dengan mengerjakannya sebaik mungkin dan usahakan agar senantiasa tepat waktu.
2. Berpuasa di Bulan Ramadhan
Inilah kriteria kedua wanita bisa masuk Surga dari pintu manapun adalah puasa Ramadhan. Ia berpuasa atas landasan ilmu, bukan asal-asalan. Ia berpuasa penuh di bulan yang mulia itu, kecuali pada hari-hari ia berhalangan dan diharamkan berpuasa. Maka saat ia terhalang haid, ia menggantinya di bulan lain selain Ramadhan. Saat ia udzur karena sakit, ia menggantinya di hari lain. Sedangkan saat ia telah tua dan tidak mampu berpuasa, ia pun membayar fidyah sebagai gantinya.
Sesungguhnya, Surga disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya.” (Qs. Al Qalam : 34)
Sedangkan puasa Ramadhan, tujuannya adalah membentuk insan yang bertakwa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi bertaqwa.” (Qs. Al Baqarah : 183)
3. Menjaga Kehormatannya.
Kriteria ketiga wanita bisa masuk Surga yaitu menjaga kehormatan diri, yang dimaksud adalah dengan menahan pandangan, memelihara kemaluan, berjilbab syar’i, hingga menutup aurat. Artinya, bukan hanya ia tidak berzina, tetapi ia juga menjauhi zina sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.
Wanita yang ingin masuk Surga dari pintu manapun, ia tidak pernah berzina, ia tidak pernah selingkuh, ia menjaga kehormatannya hanya ia persembahkan untuk suaminya. Ia benar-benar menjaga pandangannya dari lelaki yang bukan mahromnya.
4. Taat kepada Suami
Kriteria keempat wanita bisa masuk Surga dari pintu manapun adalah, ia mentaati suaminya dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat. Bagi seorang muslimah, setelah ia menikah, maka orang pertama yang berhak ia taati adalah suaminya. Bahkan melebihi ketaatan kepada orangtua. Khususnya ketika suaminya sejalan dengan aturan syariat Allah Ta’ala.
Tentu saja untuk mengamalkan keempat kriteria di atas bagi seorang muslimah tidak semudah memutar jarum jam. Ada niat yang kuat untuk menata pikiran, lisan, hati dan prilaku disana. Ada semangat yang membara untuk terus menambah pengetahuan tentang syariat Allah dan Nabi-Nya. Ada usaha maksimal dan kesadaran mendalam serta penghayatan yang lurus tentang apa tujuan hidup di dunia ini sebenarnya.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan setiap wanita Islam untuk masuk ke Surga-Nya kelak dari pintu mana saja yang ia senangi, Wallahu a’lam.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
Besarnya Hak Suami
📖 Hadits ke-17:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dari Nabi ﷺ , beliau bersabda:
لَا تَصُمْ الْمَرْأَةُ وَبَعْلُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنْ فِي بَيْتِهِ وَهُوَ شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ كَسْبِهِ مِنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّ نِصْفَ أَجْرِهِ لَهُ
“Seorang wanita tidak boleh berpuasa (sunnah) sementara suaminya hadir kecuali dengan izinnya, dan ia tidak boleh mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya sementara suaminya hadir kecuali dengan izinnya. Apa yang ia infakkan dari harta suaminya tanpa perintahnya, maka setengah dari pahalanya diberikan kepada suaminya.”
📖 HR al-Bukhari (5195), Muslim (1026) dengan lafaz ini.
📃 Penjelasan:
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya al-Minhāj: Syarh Shahīh Muslim. Di sana ia memaparkan bahwa seorang istri dilarang berpuasa sunah tanpa izin suaminya karena seorang suami punya hak untuk bersenang-senang dengan istrinya dan hak ini bersifat wajib. Jika sang istri berpuasa sunah tanpa seizin suami, otomatis kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi.
Fawaid Hadits:
– Hadits ini menunjukkan pentingnya izin kepada suami.
– Menunjukkan besarnya kedudukan suami dalam syariat Islam.
– Rumah merupakan tempat yang terhormat bagi perempuan.
– Pahala bisa bersama meskipun dilakukan oleh satu orang.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم