بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 6 Rajab 1446 / 6 Januari 2025.



Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)

A. Kerusakan Jangka Pendek dan Jangka Panjang karena Kasmaran dengan Idola

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Kami akan mengakhiri penjelasan ini dengan bab yang berkaitan dengan cinta terhadap idola, berikut kerusakan jangka pendek maupun jangka panjang yang terkandung di dalamnya, meskipun kenyataannya berkali-kali lipat jauh lebih besar daripada yang dibayangkan. Sebab, cinta terhadap idola benar-benar merusak hati. Jika hati sudah rusak, niscaya rusaklah kehendak, ucapan, dan amal perbuatan. Selain itu, rusak pula pos tauhid, sebagaimana yang sudah kami terangkan sebelumnya dan akan kami tegaskan kembali, insya Allah.

– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Beliau menyebut pada akhir kitab ini, dengan penjelasan akan bahaya dari mabuk asmara pada gambar-gambar dan idola-idola. Dan ini perkara yang banyak orang mengentengkannya, banyak orang menginginkan kaitannya dengan hal ini yang akan dapat menyebabkan kemudratan yang besar pada hati mereka dan berdampak pada seluruhnya. Bukan hanya hati, yang kena dampaknya badan pun akan kena karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Allah ﷻ berfirman dalam QS. An-Nur Ayat 30:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Karena semua maksiat berawal dari mata kemudian lari ke pikiran, keinginan dan dilaksanakan dengan tangan dan kaki. Pandangan mata adalah anak panah beracun dari panah iblis.

Telah dijelaskan pada bab sebelumnya, ada 4 perkara yang dijika dijaga maka seseorang akan terjaga agamanya : pandangan mata, bisikan-bisikan, ucapan dan tindakan.

Melepaskan pandangan akan berefek pada hati, dan jika hati rusak maka akan berimbas pada badan. Maka perlu penjagaan mata pada idola-idolanya yang pada zaman ini perkaranya sangat mudah. Dulu, mungkin hanya mendengar yang efeknya berbeda dengan melihat langsung. Kerusakan sekarang ini berbeda dengan zaman dulu.

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Allah mengabarkan penyakit ini (mabuk asmara atau kasmaran) hanya dari dua golongan manusia, yaitu pelaku homoseks dan wanita.

Allah mengabarkan tentang kasmarannya isteri al-‘Aziz kepada Yusuf, berikut rayuan serta tipu dayanya. Allah pun mengabarkan kesabaran dan ketakwaan Yusuf dalam hal ini. Padahal, siapa pun tidak akan sabar dalam menghadapi ujian (cobaan zina) tersebut, melainkan Orang-orang yang diberi kesabaran oleh Allah.

Terjadinya perbuatan tergantung dari kekuatan yang mendorong untuk melakukannya dan hilangnya penghalang.

– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Pada poin yang di sini dijelaskan tentang gambaran dan keinginan seseorang pada syahwat-syahwatnya baik pada laki-laki maupun perempuan.

Disebutkan kisah nabi Yusuf yang sangat ajaib, kisah yang paling indah. Yang menjadi ibrah bagi orang-orang yang memiliki akal. Oleh karena itu sepatutnya bagi seorang muslim banyak mentadaburi dan memikirkannya, bagaimana Allah ﷻ memelihara Nabi Yusuf dalam menjaga kehormatannya. Ini disebabkan karena kesabaran dan ketakwaannya.

Jika seseorang melakukan dua perkara ini (taqwa dan sabar) akan menjaganya dari fitnah dan godaan. Dimana yang paling berat dalam bab ini adalah fitnah wanita, yaitu perbuatan zina dengan segala daya tariknya.

Dari kisah Yusuf ada dua perkara sebagai pelajaran:
1. Kuatnya fitnah yang ada kepada Nabi Yusuf.
2. Bagaimana selamatnya nabi Yusuf alaihi salam atas izin Allâh.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء

… Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita. (HR. Muslim no. 2742).

Kita lihat sejenak ujian yang ada pada nabi Yusuf dan sebab-sebab selamat darinya.

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Dalam kisah Yusuf, faktor pendorong yang mengarah ke zina berada pada puncaknya (tidak dapat lagi penghalang). Hal ini didasari dengan sejumlah alasan:

1. Tabiat pria yang Allah ciptakan untuk cenderung kepada wanita, seperti halnya kecenderungan orang yang haus terhadap air dan yang lapar terhadap makanan. Sebagian orang mampu bersabar untuk tidak makan dan minum, tetapi mereka tidak mampu bersabar dari wanita.

Hal ini tidak tercela jika diletakkan pada tempatnya yang halal, bahkan terpuji. Disebutkan dalam kitab az-Zuhd karya Imam Ahmad, dari Yusuf bin ‘Athiyyah ash-Shaffar, dari Tsabit al-Bunani, dari Anas, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

حُبِّبَ إِلَـيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ: اَلنِّسَاءُ وَالطِّيْبُ،

Dijadikan kecintaanku—dari dunia kalian—pada wanita dan wewangian. Aku mampu bersabar dari makanan dan minuman, tetapi aku tidak dapat bersabar dari mereka.”

– Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah

Allah ﷻ memberikan setiap orang ada tabiat, dan ini normal bagi setiap laki-laki. Maka, jika tidak ada kecondongan pada dirinya, maka ada penyakit padanya. Orang yang berpenyakit impoten pun awalnya ada rasa suka tetapi jika memikirkan penyakitnya maka kecondongan tidak ada padanya.

Bahkan Nabi Yusuf pun ingin melakukannya, tetapi Nabi Yusuf ingat akan kebesaran Allâh Ta’ala. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 24:

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Semoga Allah Ta’ala selalu menjaga kita dan keluarga kita dari segala fitnah dunia dan wanita. Baarokallohufiikum…

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم