بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Ahad – Doha
Membahas: Mulakhas Fiqhi – Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Bersama Ustadz Hanafi Abu Arify, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Doha, 15 Jumadil Awwal 1446 / 17 November 2024



KITAB SHALAT
Shalat Sunnah Mutlak – Bagian-1

SHALAT MALAM DAN KEUTAMAANNYA

Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya bahwa shalat sunnah dibagi menjadi dua:
1. Shalat sunnah Muqayyadah: Dibatasi dengan waktu.
2. Shalat sunnah mutlak: tidak dibatasi waktu.

Ash-haabus Sunan meriwayatkan bahwasanya Nabi ﷺ, ditanya tentang apa shalat yang terbaik setelah shalat wajib. Beliau menjawab: “shalat di pertengahan malam.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah (no.1163-203 (2756))( IV:296), kitab ash-Shiam, bab 38.

Orang yang melaksanakan qiyamul lail akan memperoleh suatu kenikmatan yang didapat berupa kedekatan dengan tuhannya. Rasulullah bersabda

​​​​​​​وروى التِّرْمِذِيّ عن عمرو بن عسبه أنه سمع النبي صلى الله عَلَيْهِ وسلم قَالَ: أقرب مَا يكون الرب من العَبْد فِي جَوف اللَّيْل الآخر، فَإِن اسْتَطَعْت أَن تكون مِمَّن يذكر فِي تِلْكَ السَّاعَة فَكُن

Keadaan yang paling dekat untuk hamba dan Tuhannya adalah pada malam yang terakhir. Jika mereka sanggup mengingat Allah pada saat itu, maka lakukanlah” (HR Tirmidzi 3579)

🏷️ Fiqhul Hadits: Dari hadits di atas disimpulkan bahwa:
1. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam.
2. Keutamaan shalat malam terletak pada waktu pelaksanaannya. Ini menunjukkan keikhlasan dan kedekatan seseorang kepada Rabbnya.

Syaikh Abdurrahman Mubarak furi dalam Tuhfatul ahfadzi (2/482) mengatakan: shalat di malam hari melihat dekat kepada keikhlasan dan lebih jauh dari mencari pujian manusia.

3. Shalat malam menjadi salah satu cara meningkatkan kualitas iman dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata: qiyamul Lail sebagai bukti bahwa seorang hamba cinta kepada Allah ﷻ dan dalil cinta, munajat kepada Allah ﷻ dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan merupakan shalat terbaik setelah sholat fardhu. (Latha’iful Ma’arif hal. 29).

Maka jika mengaku cinta kepada Allah ﷻ tetapi tidak pernah shalat malam, maka cintanya dusta!

Dari Jābir -raḍiyallāhu ‘anhu-, ia berkata, “Aku pernah mendengar, Beliau bersabda:

إن في الليل لساعة، لا يُوَافِقُهَا رجُلٌ مُسلم يَسأل الله تعالى خيرًا من أمْرِ الدنيا والآخرة، إلا أعْطَاه إِياه، وذلك كُلَّ ليلة

Sesungguhnya pada malam hari itu ada satu waktu yang tidaklah seorang muslim tepat pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah pasti memberikannya kepadanya. Dan waktu itu ada pada setiap malam’.”

[Hadis sahih] – [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1163]

Imam Nawawi 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata dari hadits ini merupakan dorongan untuk berdoa sepanjang waktu malam, satu waktu dikabulkannya do’a tidak ditentukan waktunya dan terjadi setiap malam, maka seorang muslim hendaknya bersemangat berdoa meminta kebaikan dunia dan akhirat. (Syarah sahih muslim 6/36).

Imam Suyuthi berkata: Dikabulkannya do’a di satu waktu sepanjang malam menunjukkan kesempatan besar yang itu terjadi pada setiap malam. Ini merupakan bentuk kasih sayang Allah ﷻ kepada hambaNya, maka hendaknya setiap muslim memperbanyak do’a dan dzikir setiap malam.

🏷️ Fiqhul Hadits: Setiap malam ada waktu yang istimewa dimana do’a setiap muslim dikabulkan doanya. Tetapi tidak ditentukan waktunya kapan terjadi dan yang lebih memungkinkan adalah sepertiga malam.

Syaikh Ibnu Baaz 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata hadits Shahih dari Jabir menunjukkan waktu dikabulkan do’a setiap malam tetapi tidak ditentukan kapan waktunya, yang apabila seorang hamba berdo’a pada saat itu pasti dikabulkan doanya. Dan itu disembunyikan Allah ﷻ seperti halnya disembunyikan waktu mustajab di hari Jum’at.

Ibnu Hajar 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata, disembunyikannya waktu itu sebagaimana disembunyikannya waktu mustajab di hari Jum’at dan malam lailatul qadar, hikmahnya supaya setiap hamba bersungguh-sungguh menghadap Allah ﷻ terus berdo’a dan bermunajat terus menerus sepanjang malam.

Imam al-Munawi berkata hal itu sebagai motivasi untuk berdo’a sepanjang malam.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ، ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ، ﻭَﻣُﻜَﻔِّﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ، ﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺛْﻢِ

Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.” [HR. Tirmidzi, Hadist hasan]

Ini adalah perhatian orang shalih, yaitu nemperhatikan shalat malam mereka, bahkan sebagian orang shalih menjadikan shalat malam sebagai salah satu gambaran kondisi keimanan mereka. Apabila mereka melakukan maksiat dan dosa, maka iman mereka akan turun dan akan sulit bangun shalat malam.

🏷️ Fiqhul Hadits: Shalat malam merupakan kebiasaan orang-orang shalih.

Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata kami tidak menjumpai amalan yang lebih berat daripada berjuang menghidupkan malam dan membelanjakan harta di jalan Allah ﷻ. Dahulu Hasan al Bashri 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 bangun shalat malam sampai kedua kakinya bengkak. Kemudian dikatakan kepadanya, kenapa engkau bersusah payah?, beliau menjawab aku sedang mempersiapkan diri untuk tidur yang panjang (kematian).

Disebutkan dalam kitab Az Zuhd, Imam Ahmad rahimahullah juga selalu bangun shalat malam hingga kakinya bengkak, beliau menasehati putranya, wahai anakku, aku ingin engkau bangun shalat malam.

Dalam kitab Ar-Risalah, disebutkan bahwa Imam Asy-Syafi’i 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 tidaklah menghabiskan malam kecuali dalam keadaan shalat.

Dalam Az Zuhd disebutkan bahwa Imam Ayyub as-Sikhtiyani 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 beliau bangun shalat malam dalam keadaan sakit. Ini menunjukkan beliau kelelahan dalam shalat malam.

Keutamaan Sholat Malam:

1. Allah ﷻ Memuji orang-orang Yang Menjalankan Shalat Malam

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zariyat ayat 16~18:

اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُحْسِنِيْنَۗ كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ. وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik;mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).

Dalam surat As-Sajdah ayat 16-17:

تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

17. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.

Al-Hafizh Ibnu Rajab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata Allah ﷻ memuji orang yang bangun di malam hari untuk berdzikir mengingatNya.

2. Shalat malam termasuk jenis perbuatan baik (Ihsan) kepada Allah ﷻ.

Syaikh Sa’di 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata sebaik-baik bentuk Ihsan kepada Allâh adalah shalat malam.

3. Shalat malam menjadi Tameng Azab kubur

Abu Dzar Al-Ghifari Radhiyallahu’anhu berkata shalatlah dua rakaat di kegelapan malam, agar kamu terhindar dari kesunyian kubur.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata Qiyaamul Lail termasuk amalan yang dapat melindungi dari api neraka dan tameng azab kubur.

4. Shalat malam dibanding dengan shalat siang, seperti sedekah sembunyi-sembunyi dibanding sedekah terang-terangan.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَضْلُ صَلاَةِ اللَّـيْلِ عَلَى صَلاَةِ النَّهَارِ، كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلاَنِيَةِ.

Keutamaan shalat malam atas shalat siang, seperti keutamaan bersedekah secara sembunyi atas bersedekah secara terang-terangan.

HR. Ibnul Mubarak dalam az-Zuhd, (hal. 8) dan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah, (IV/166). Al-Haitsami (II/251) berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir dan para perawinya adalah tsiqah.”

5. Shalat malam merupakan ibadah yang paling utama setelah shalat Fardhu

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ : شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ : صَلاَةُ اللَّيْلِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 1163]

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم