بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Sabtu – Barwa Village
Barwa Village, 27 Shafar 1445 / 31 Agustus 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Kitab Al-Lu’lu wal Marjan – Muhammad Fu’ad Abdul Baqi
(Kumpulan hadits yang disepakati Bukhari Muslim)

BAB: ISRA’ MI’RAJ KE LANGIT DAN SHALAT FARDHU LIMA WAKTU

Hadits tentang Isra dan M’iraj derajatnya shahih dan diriwayatkan oleh 16 sahabat. Karena ini perkara ghaib yang harus diimani dan dibuktikan dengan hujjah yang shahih.

Para sahabat Rasulullah ﷺ banyak yang meriwayatkan hadits terkait Isra Miraj. Mereka adalah Anas bin Malik, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, dan Ubay bin Ka’ab. Selain itu, masih ada Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamy, Hudzaifah ibnul Yaman, Syaddad bin Aus, Shuhaib, Abdurrahman bin Qurath, Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, ‘Ali, dan ‘Umar.

📖 Hadits ke-102:

Abu Dzar Radhiyallahu berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Pada suatu malam terbuka atap rumahku di Makkah, lalu turun Jibril dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia membawa mangkok emas yang penuh berisi hikmah dan iman lalu dituangkan ke dalam dadaku, kemudian ditutup kembali. Lalu ia membimbing tanganku dan menaikkan aku ke langit dunia. Ketika tiba di langit, Jibril berkata kepada penjaganya: ‘Bukalah!’ Lalu ditanya: ‘Siapakah itu?’ Jawabnya: ‘Jibril.’ Lalu ditanya lagi: Apakah engkau bersama orang lain?’ Jibril menjawab: ‘Ya, aku bersama Muhammad ﷺ , ” Ditanya lagi: Apakah karena dipanggil?’ Jawabnya: ‘Ya.’ Ketika telah dibuka, kami naik ke langit dunia dan bertemu dengan orang yang duduk, di kanan dan kiri orang itu ada banyak orang lain. Bila melihat ke kanan ia tertawa, tetapi bila melihat ke kiri menangis, lalu ia menyambut: ‘Marhaban (selamat datang) Nabi yang shalih dan putra orang shalih.’ Aku bertanya kepada Jibril: ‘Siapakah itu?’ Jibril menjawab: ‘Itu Adam alaihi salam, sedang orang-orang di kanan-kirinya adalah anak cucunya. Yang di kanan ahli surga dan yang di kirinya ahli neraka, karena itu ia tertawa bila melihat ke kanan, dan menangis bila melihat ke kirinya.’ Kemudian dinaikkan ke langit kedua, dan minta buka pada penjaganya, juga dikatakan oleh penjaganya sebagaimana pada langit pertama, lalu dibuka.’

Anas 𝓡𝓪𝓭𝓱𝓲𝔂𝓪𝓵𝓵𝓪𝓱𝓾’𝓪𝓷𝓱𝓾 berkata: ‘Beliau bercerita bahwa di masing-masing langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim n tetapi tidak dijelaskan tempatnya masing-masing, hanya menyebut bahwa Adam di langit pertama dan Ibrahim di langit keenam.’ Anas 𝓡𝓪𝓭𝓱𝓲𝔂𝓪𝓵𝓵𝓪𝓱𝓾’𝓪𝓷𝓱𝓾 berkata: ‘Ketika Jibril dan Nabi Muhammad ﷺ bertemu dengan Nabi Idris, maka disambut: ‘Marhaban (Selamat datang) Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.’ Lalu aku bertanya: ‘Siapakah dia?’ Jibril menjawab: ‘Dia Nabi Idris,’ kemudian ketika bertemu Nabi Musa juga disambut: ‘Marhaban bin Nabiyyis shalih,’ dan aku bertanya: ‘Siapakah dia?’ Jibril menjawab: ‘Dia Musa.’ Beliau kemudian bertemu dengan Isa yang juga menyambut: ‘Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih, ketika aku bertanya: ‘Siapakah dia?’ Jibril menjawab: ‘Dia Isa alaihissalam. ‘ Beliau kemudian bertemu dengan Ibrahim yang juga menyambut: ‘Selamat datang Nabi yang shalih dan putra yang shalih.’ Lalu aku bertanya: ‘Siapakah dia?’ Jibril menjawab: ‘Dia Ibrahim alaihissalam. ‘

Kemudian aku dibawa naik sampai ke mustawa, di mana aku mendengar suara kalam yang mencatat di lauh mahfuzh. Maka Allah mewajibkan atas umatku lima puluh kali shalat. Lalu aku kembali membawa perintah kewajiban itu sampai berpapasan dengan Musa, maka ia bertanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan kepada umatmu?’ Aku menjawab: ‘Lima puluh kali shalat.’ Dia berkata: ‘Kembalilah kepada Tuhan untuk minta keringanan, sebab umatmu takkan kuat melakukan itu.’ Maka aku kembali kepada Tuhan untuk minta keringanan dan diberi keringanan separuhnya. Lalu aku kembali lagi kepada Musa dan kuterangkan padanya bahwa telah diringankan separuhnya, tetapi Musa tetap berkata: ‘Mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat.’ Maka aku kembali minta keringanan kepada Tuhan dan mendapat keringanan separuhnya lagi.’ Kemudian hal ini pun kusampaikan kepada Musa, tetapi Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan karena umatku tidak akan kuat melakukan itu. Maka kembalilah aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah berfirman: ‘Kewajiban itu hanya lima kali namun bernilai lima puluh, tidak akan berubah lagi putusan-Ku.’ Maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan. Kemudian aku dibawa ke sidratul muntaha yang diliputi berbagai warna sehingga aku tidak mengerti benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke surga yang kubah-kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya harum kasturi (misik).'”

(Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-8, Kitab Shalat dan bab ke-1, bab bagaimana diwajibkannya shalat dalam peristiwa Isra’ Mi’raj)

Tambahan Penjelasan:

– Adanya pembelahan dada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Usai melaksanakan shalat ‘Isyâ` pada malam penuh barakah itu, Malaikat Jibril Alaihissallam mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membedah dada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu ia mencucinya menggunakan air Zam-am. Kemudian dibawakan bejana emas penuh dengan hikmah dan iman lalu dituangkan ke dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Setelah itu Malaikat Jibril menutup kembali dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dibawanya naik ke langit.

– Isra Menunggang Buraq.

Buraq adalah binatang tunggangan Baginda Nabi ﷺ sepanjang perjalanan tersebut bersama malaikat Jibril.

Sabda Nabi ﷺ “Kemudian aku diberikan seekor binatang putih yang bukan baghal (besarnya antara kuda dengan keledai). Sifat serta rupanya juga melebihi keledai. Setelah itu aku bertolak bersama Jibril (dengan menunggangnya) sehingga kami tiba di langit.” (HR Bukhari & Muslim).

– Dalil bahwa para Nabi Allah ﷻ masih hidup (Hidup Barzahi). Dan ini adalah ujian kepada Nabi ﷺ.

– Nabi ﷺ merupakan keturunan orang shalih (Yaitu Nabi Ismail alaihi salam).

– Semua manusia keturunan Adam dan Nabi Adam merasa senang karena keturunannya (Nabi ﷺ) masuk surga.

– Senang ketika melihat kebaikan dan sedih ketika melihat keburukan. (Sebelah kanan ahli surga dan sebelah kiri ahli neraka).

– Nabi ﷺ juga bertemu dengan nabi-nabi yang lain: Idris, Musa, Isa dan Ibrahim alaihimussalam. (Dalam riwayat lain tidak disebutkan Nabi Isa alaihissalam).

– Disunnahkan ketika datang teman dipuji dengan sebutan yang baik.

– Mi’râj.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa naik melewati beberapa langit. Pada setiap langit, Malaikat Jibril minta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya: “Siapakah yang bersamamu?” Jibril Alaihissallam menjawab,”Muhammad,” penghuni langit itupun menyambutnya.

Fawaid:

1. Isra dan Mi’raj adalah tanda kebesaran Allah ﷻ.
2. Peristiwa Isra dan Mi’raj menunjukkan keutamaan Nabi ﷺ dibandingkan nabi yang lain.
3. Peristiwa Isra dan Mi’raj dengan jasad dan ruh dan dilakukan dengan sadar.
4. Keutamaaan air Zam-zam.
5. Allah ﷻ maha tinggi baik sifat dan dzatnya.
6. Mengimani perkara-perkara ghaib yang ada di dalam hadits.


Tambahan Penjelasan dan lanjutan pertemuan sebelumnya:

🎞️ Video via Facebook 

Kewajiban shalat yang tadinya 50 kali diringankan menjadi 5 kali, tetapi pahala tetap 50 kali karena Allah ﷻ maha pemurah. Khususnya kepada umat Nabi Muhammad.

Seperti halnya pahala membaca Al-Qur’an yang dihitung Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

Demikian juga dengan sedekah Akan Dibalas 700 Kali Lipat.

Dalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah Ayat 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Mengimani isra dan Mi’raj hukumnya wajib. Dan Abu Bakar 𝓡𝓪𝓭𝓱𝓲𝔂𝓪𝓵𝓵𝓪𝓱𝓾’𝓪𝓷𝓱𝓾 dijuluki as-sidiq karena ia selalu membenarkan dan mempercayai Rasulullah ﷺ dan beliaulah orang yang pertama kali mengimani isra dan Mi’raj Nabi ﷺ.

Maka, kebenaran meskipun telah jelas tidak serta merta semua orang mengimaninya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 170:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلْ نَتَّبِعُ مَآ أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۗ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْـًٔا وَلَا يَهْتَدُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”.

Maka, kebiasaan tradisi yang melanggar syariat umumnya sangat susah untuk diluruskan perlu dakwah dengan lebih hikmah. Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 dalam Masail Jahiliyah.

Mengimani adanya Isra’ dan Mi’raj adalah wajib, akan tetapi merayakannya bukanlah wajib, bahkan bid’ah. Meskipun sebagian ulama membolehkannya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa sisi:
1. Tasyabuh dengan orang-orang kafir.
2. Setiap ibadah yang tidak dilakukan oleh para sahabat maka tentu Nabi ﷺ tidak menganjurkannya. Maka Said bin Jubair mengatakan : “Apa yang tidak dikenal oleh ahli Badar bukanlah bagian dari Ad Dien”
3. Perayaan Umat Islam adalah Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
4. Seseorang harus menimbang segala bentuk ibadah dengan ilmu syar’i.

Kita bersyukur sebagai umat Muhammad ﷺ karena:
1. Kebenaran ada dalam islam dan Syariat Islam telah dijelaskan dengan sempurna.
2. Syariat dijelaskan secara rinci dengan dalil.
3. Pahalanya dilipatgandakan.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم