بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online Shafar – Teams Awqaf
Wakra, 14 Shafar 1446 / 18 Agustus 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Tabiat Manusia Yang Disebut Malaikat

Setelah Allah memerintahkan nabi Adam untuk menyebutkan nama-nama benda (kosakata) dan ternyata malaikat tidak bisa menirunya, saat itulah para malaikat sujud di hadapan Nabi Adam. Sesuai dengan yang tertera pada surat Al-Baqarah ayat 33 dan 34.

قَالَ يٰٓـاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۚ فَلَمَّآ اَنۡۢبَاَهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُل لَّـكُمۡ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۙ وَاَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَمَا كُنۡتُمۡ تَكۡتُمُوۡنَ‏ ٣٣ وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡٓا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ اَبٰى وَاسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ‏ ٣٤

Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepada kalian, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan?. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kalian kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.”

Dalam Surah Shad ayat 75, Allah Ta’ala berfirman:

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

“Allah berfirman: ‘Wahai iblis, apa yang menghalangi kamu sujud kepada yang Adam yang telah Aku ciptakan dengan kedua tanganKu. Apakah engkau menyombongkan diri ataukah kamu termasuk orang-orang yang merasa tinggi?’” (QS. Shad[38]: 75)

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

“Iblis menjawab: ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau telah ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah.’” (QS. Shad[38]: 76)

Jadi, Iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam, yang ini merupakan perintah Allah, karena Iblis memiliki sifat sombong. Iblis menolak perintah Allah karena kekafiran, kesombongan, hasad, dan membangkang. Karena itulah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengusir Iblis dari surga, menjauhkannya dari rahmat Allah, dan melaknatnya sampai hari kiamat.

Kemudian, Allah ﷻ berfirman memberitahukan malaikat akan menciptakan manusia, dalam Surat Al-Baqarah Ayat 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

  • Malaikat mengetahui bahwa manusia akan merusak bumi dan menumpahkan darah. Karena beberapa alasan berikut :

1. Mereka mengetahui hal tersebut berdasarkan informasi dari Allah Ta’ala kepada mereka, meskipun hal tersebut tidak disebutkan dalam redaksi ayat.
Pendapat ini dinyatakan oleh Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Hasan, Mujahid, Qatadah dan Ibnu Qutaibah.

Sebagaimana dikatakan dalam kitab Zaadul Masiir, Ibnu Jauzi, 1/60. Ini merupakan pendapat mayoritas ahli tafsir sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Taimiah dalam Majmu Fatawa, 7/382. tahu dari Allah ﷻ (Perkataan Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Hassan dan Qatadah).

2. Mereka membandingkannya dengan kondisi makhluk sebelum Nabi Adam di muka bumi. Mereka adalah bangsa jin. Mereka telah lebih dahulu dari manusia di muka bumi dan mereka telah melakukan kerusakan serta menumpahkan darah. Maka malaikat mengetahui bahwa manusiapun keadaannya akan seperti para pendahulunya.

Pendapat seperti ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abu Aliya dan Muqatil. Lihat Zaadul Masiir, 1/61.

3. Mereka memahaminya bahwa demikianlah tabiat manusia. Pendapat ini tampaknya menjadi pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiah rahimahullah dalam Kitab Minhajus-Sunah, 6/149.
Al-Allamah Thahir bin Asyur berkata, “Mereka mengira demikian terhadap makhluk ini berdasarkan apa yang mereka perkirakan dari sisi ciri-ciri makhluk yang akan ditetapkan sebagai khalifah berdasarkan kemampuan mereka yang berasal dari cahaya terhadap susunan fisik, akal dan kemampuan berbicaranya. Apakah berdasarkan ciri-ciri yang telah Allah tetapkan terhadap makhluk ini atau berdasarkan penglihatan mereka tentang susunan makhluk ini sebelum ditiupkan ruh dan sesudahnya, yang lebih kuat setelah mereka melihatnya ditiupkan ruh, mereka mengetahui berdasarkan susunan penciptaannya bahwa dari makhluk ini dapat keluar sesuatu yang berasal dari bawaan dan upaya sendiri, memiliki potensi taat dan maksiat. Berdasarkan penglihatan malaikat saja terhadap makhluk yang unik ini dan yang akan dijadikan khalifah di muka bumi sudah cukup bagi mereka untuk mengetahuinya apa yang terdapat dibalik sifat-sifat makhluk yang unik tersebut.”

4. Mereka memahami dari firman Allah Ta’ala, (خليفة) yaitu bahwa dia yang akan memberi keputusan perkara-perkara kezaliman yang terjadi di tengah manusia serta mengancam mereka dari perbuatan haram dan dosa. Pendapat ini dinyatakan oleh Al-Qurthubi. (Al-Jami Li Ahkamil Quran, 1/302)

Maksudnya adalah, jika ada khalifah yang menetapkan hukum di tengah manusia untuk mengatasi kezaliman, maka sudah pasti bahwa di tengah manusia itu akan terjadi kezaliman.

  • Sifat manusia yang disebut malaikat sesuai ayat di atas adalah tidak mau mensucikan Allah ﷻ kecuali sedikit.

Pertanyaan malaikat itu hanya sebatas mencari tahu tentang hikmah dibalik itu. Mereka bertanya, ‘Ya Rabb kami, apakah hikmah diciptakannya mereka, padahal ada di antara mereka yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah?!! Jika yang dimaksud adalah agar mereka beribadah kepadaMu, kami adalah makhluk yang selalu bertasbih dan memujiMu, tidak ada satupun dari kami yang melakukan perbuatan itu (membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah), apakah ada yang kurang pada kami?”

Maka Allah Ta’ala menjawab pertanyaan mereka, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” Maksudnya adalah Aku mengetetahui manfaat yang lebih besar dari penciptaan makhluk ini dibanding kerusakan yang kalian sebutkan, apa yang kalian tidak ketahui. Sesungguhnya akan Aku ciptakan diantara mereka para Nabi, Rasul dan terdapat diantara mereka orang-orang yang zuhud, orang-orang yang benar, para syuhada, orang-orang saleh, ahli ibadah, orang-orang zuhud, para wali mulai, para ulama, orang-orang yang khusyu yang mencintai-Nya dan mengikuti ajaran para RasulNya shalawatullahi wa salaamuhuh alaihim.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/69)

Wallahua’lam….

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم