بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Online – Teams Awqaf
Wakra, 21 Sya’ban 1445 / 3 Maret 2024
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱



Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat, penuh berkah, dan pengampunan. Bulan mulia yang istimewa di banding bulan-bulan lainnya. Pada bulan Ramadhan nilai ibadah dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya.

Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dalam menyambut bulan Ramadhan yang mulia. Persiapan itu dibutuhkan agar kita dapat secara maksimal memanfaatkan dan beribadah di bulan tersebut. Para ulama menjelaskan beberapa cara menyambut Ramadhan.

Kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah ta’aala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al Muthaffifin Ayat 22-26:

اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍۙ – ٢٢ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۙ – ٢٣ تَعْرِفُ فِيْ وُجُوْهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيْمِۚ – ٢٤ يُسْقَوْنَ مِنْ رَّحِيْقٍ مَّخْتُوْمٍۙ – ٢٥ خِتٰمُهٗ مِسْكٌ ۗوَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَۗ – ٢٦

“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel),laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (QS. Al Muthaffifin: 22-26)

Dalam QS. Ali ‘Imran Ayat 133:

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

1. Berdoa agar diberikan keberkahan

Ramadhan bulan penuh berkah. Allah Maha Pemurah. Allah tak berhitung dalam memberikan rahmat, asalkan kita mau meningkatkan ibadah agar semakin dekat pada-Nya. Berkah Ramadan bisa diperoleh dengan memperbanyak ibadah. Selain itu, kita juga perlu memanjatkan doa, memohon kepada Allah agar diberi keberkahan dalam menjalani Ramadan.

Diantara doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan,

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

2. Bersyukur ketika mendapati bulan Ramadhan

Inilah adab yang terbaik dalam bersyukur atas rahmat-Nya. Syukur adalah sikap yang menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Nikmat dengan datangnya bulan Ramadhan.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis berikut ini:

كان رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إذا جاء الشيءُ يُسرُّ بهِ خرَّ ساجدا شُكْرا لله تعالى

Rasulullah ﷺ biasanya jika menjumpai sesuatu yang menggembirakan beliau bersimpuh untuk sujud. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah” (Kitab Al Majmu’ Syarh Al Muhadzab Imam Nawawi 4/67).

Cara bersyukur terbaik adalah melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

3. Berbahagia menyambut Ramadhan

Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadhan. Beribadah semakin nikmat dan lezatnya bermunajat kepada Allah

Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan sebagaimana dalam hadits berikut.

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991))

Ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira dengan datangnya Ramadhan.

4. Berazam untuk memanfaatkan bulan Ramadhan

Sebagai umat Islam, yang masih diberikan kesempatan hidup, sebaiknya memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak amalan, seperti shalat tarawih dan tadarus dengan membaca kitab suci Al-Qur’an. Kenapa? Karena bulan ramadhan suatu bulan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan dari Allah ﷻ.

5. Jujur dalam menerima syariat ibadah puasa karena Allah ﷻ.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 21:

طَاعَةٌ وَّقَوْلٌ مَّعْرُوْفٌۗ فَاِذَا عَزَمَ الْاَمْرُۗ فَلَوْ صَدَقُوا اللّٰهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۚ

(Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.

6. Mengilmui ibadah Ramadhan

Amirul Mukminin dalam bidang hadits yaitu Imam Bukhari rahimahullah menyatakan dalam kitabnya Shahih Al-Bukhari, Bab “Al-‘Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-‘Amal” (ilmu sebelum berkata dan beramal), lantas beliau menyebutkan dalil.

Di sini menunjukkan bahwa kita mesti berilmu sebelum beramal. Tidaklah sah suatu amalan yang tidak didasari ilmu terlebih dahulu. Orang yang beramal tanpa ilmu, itulah yang mirip dengan kaum Nashrani. Demikian dijelaskan oleh Syaikh Haytsam bin Muhammad Jamil Sarhan.

Sehingga ibadah puasa kita betul-betul paham segala hal yang berkaitan dengan puasa.

Allah memerintah kita agar bertanya kepada ahlinya apabila kita tidak tahu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَسۡ‍َٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (an-Nahl: 43)

Ayat ini berlaku umum dalam segala urusan, baik urusan dunia maupun urusan agama.

7. Bertaubat kepadaNya

Taubat adalah kembali kepada Allâh dengan melepaskan hati dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa lalu melaksanakan semua hak Allâh Azza wa Jalla . Secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allâh, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan memperbaiki apa yang mungkin bisa diperbaiki kembali dari amalnya.

Di bulan Ramadhan itu setiap muslim akan dikondisikan untuk menunaikan berbagai amalan dalam rangka mengabdi (beribadah) kepada Allah. Dengan inilah kita kembali. Mungkin banyak perbuatan kita yang selama ini tidak sesuai dengan rambu-rambu yang digariskan dalam agama, sehingga menjadikan diri kita berlumuran debu kotoran salah dan dosa. Saatnya kita bertaubat.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an An-Nur ayat 31:

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

8. Menyiapkan jiwa yang bersih

Dengan jiwa yang bersih, akan memudahkan jiwa dalam menerima kebenaran dan mengisinya dengan kebaikan. Dengan qolbin Salim akan menjadikan amal kita menjadi baik. Jika hatinya baik maka amalnya baik.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara Ayat 89:

إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

9. Menyiapkan dengan cara yang baik untuk berdakwah kepada Allah ﷻ

Dakwah menjadi utama karena ia adalah muhimmatur rusul (tugas para nabi dan rasul). Dakwah menjadi utama karena ia adalah ahsanul a’mal (sebaik-baik amal). Dakwah menjadi utama karena dengan berdakwah seorang muslim meraih pahala yang teramat besar.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Fussilat Ayat 33

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”

10. Evaluasi Kegiatan selama Ramadhan

Diteliti ketaatan yang kita lakukan selama Ramadhan baik sesama manusia maupun dengan Allah ﷻ. Melakukan evaluasi artinya melakukan penilaian terhadap sebuah proses, sejauh mana tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan.

Dengan evaluasi, kita akan tahu apa kesuksesan yang sudah dicapai, apa kekurangannya, apa yang mesti diperbaiki, apa kendala yang dihadapi, dan sebagainya. Harapannya kita akan lebih baik di Ramadan berikutnya, itu pun jika kita masih diberikan usia.

Ada beberapa parameter yang bisa dijadikan bahan evaluasi, yaitu puasa Ramadan, salat lima waktu berjamaah di masjid juga salat tarawih dan solat tahajud, zakat, infak, dan sedekah, membaca Alquran, serta tazkiyatu an-nafs (proses pembersihan jiwa dan hati dari berbagai dosa dan sifat-sifat tercela yang mengotorinya).