بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Senin Pagi – Wakra
Penceramah: Ustadz Syukron Khabiby, Lc, M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Senin, 24 Rajab 1445 / 5 Februari 2024
Tafsir Surat Yasin ayat 51-56
Allâh ﷻ berfirman:
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ
51. Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
📖 Tafsir Ayat:
Dan sasangkala ditiup untuk kedua kalinya, lalu arwah mereka dikembalikan kepada jasad mereka, dan merekapun keluar dari kubur mereka dengan cepat menuju tuhan mereka.
Tiupan sangkakala yang pertama adalah tiupan sentakan (al-faza) dan kematian. Sedangkan yang (disebutkan) ini adalah tiupan kebangkitan dan hidup kembali. Apabila sangkakala telah ditiup (untuk kedua kalinya) maka merekapun keluar “dari ajdast” maksudnya, dari kuburu-kubur ”mereka segera” menemui tuhan mereka, yakni mereka bersegera untuk hadir di hadapan Nya dan tidak memungkinkan untuk mereka untuk terlambat dan lelet.
Allâh ﷻ berfirman:
قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ
52. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
📖 Tafsir Ayat:
Inilah Yaumul baats yaitu hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur dalam proses menuju kehidupan kekal (daal al-khulud) pada hari kiamat.
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Az-Zalzalah ayat 6:
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”
Dan dalam kondisi itu orang-orang yang mendustakan bersedih dan menampakan keluhan dan penyasalan. Dan mereka berkata, ’aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” maksudnya, dari tidur kami dalam kubur. Hal ini Karena disebutkan di dalam beberapa hadits bahwa ahli kubur itu mengalami tidur pada saat-saat sebelum peniupan sangkakala.
Lalu mereka dijawab dan dikatakan kepada mereka, “inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul itu,” maksudnya, inilah yang dijanjikan oleh Allah kepada kalian dan dijanjikan oleh para rasul kepada kalian. Di sinilah tampak kebenaran mereka dengan dilihat oleh pandangan mata.
Anda jangan mengira bahwa penyertaan kata ar-rahman pada ayat ini hanya sekedar untuk informasi tentang janjiNya. Hal ini sesungguhnya adalah untuk menginformasikan bahwa pada hari yang sangat mengerikan itu mereka akan melihat sebagian dari rahmat (kasih saying-Nya yang belum pernah terlintas dalam dugaan dan tidak pernah disangka-sangka oleh siapapun, seperti difirmankanNya, “kerajaan saat itu hanya milik Allah Yang Maha Pengasih,” (al-furqan:26)
“semua manusia tunduk kepada Allah Yang Maha Pengasih,” (thaha:108)
dan ayat-ayat lainnya yang disana disebutkan kata “ar-rahman” dalam masalah ini.
Yaumul baats itu pasti, selama masih diberi kesempatan hidup sudah seharusnya kita umat manusia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memperbanyak amalan baik sebagai bekal akhirat.
Allâh ﷻ berfirman:
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ
53. Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.
📖 Tafsir Ayat:
“Tidak adalah” kebangkitan dari kubur itu “selain sekali teriakan saja,” yang ditiupkan oleh malaikat israfil pada sangkakala, maka semua jasad manusia hidup kembali, “maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada kami,” seluruh manusia generasi pertama hingga yang terkahir, dari bangsa jin dan manusia untuk perhitungan amal mereka.
Manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki.
Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).
Allâh ﷻ berfirman:
فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
54. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
📖 Tafsir Ayat:
Pada hari yang besar itu pembalasan akan dilakukan secara adil; tidak akan ada yang terzalimi dengan pengurangan balasan kebaikan atau penambahan balasan keburukan, namun semuanya akan mendapat balasan masing-masing apa yang telah mereka lakukan di dunia, jika mereka melakukan kebaikan maka akan mendapat balasan kebaikan, dan jika mereka melakukan keburukan maka akan mendapat balasan keburukan.
Islam adalah agama yang penuh keadilan dan jauh dari kezaliman. Oleh karena itu Islam juga memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang berbuat zalim.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat” (HR. Al Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578).
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an surah Az-Zalzalah, ayat 7 dan 8 sebagai berikut:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebasar zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.”
Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Thaha ayat 112:
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخٰفُ ظُلْمًا وَّلَا هَضْمًا
Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya.
Maka syarat amal diterima adalah beriman, dan mereka tidak akan terzalimi, namun jika kafir maka termasuk orang-orang yang zalim.
Allâh ﷻ berfirman:
إِنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍ فَٰكِهُونَ
55. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).
📖 Tafsir Ayat:
Jannah (surga) terdiri dari Huruf jim dan nun adalah satu asal (akar kata). Maknanya adalah tertutup dan tersembunyi. Kata Jannah secara umum digunakan dalam Bahasa Arab untuk penyebutan kebun. Yaitu kebun yang memiliki banyak pepohonan dan kurma.
Sedangkan menurut istilah syari’at kata Jannah digunakan secara umum untuk menyebutkan suatu tempat yang penuh kenikmatan di akhirat. Mencakup seluruh kelezatan, kesengangan, kegembiraan atas segala sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah di dengar telinga dan belum pernah terlintas di hati/pikiran manusia.
Setelah Allah menjelaskan bahwa setiap orang tidak akan dibalas kecuali menurut apa yang dikerjakannya, Allah lalu menjelaskan balasan kedua golongan itu. Allah memulai dengan menjelaskan balasan untuk para penghuni surga dan Dia mengabarkan bahwa mereka pada hari itu “bersenang-senang dalam kesibukan,” maksudnya, berada dalam kesibukan yang menyenangkan jiwa dan membuatnya merasakan kelezatan akan segala apa yang disuka oleh nafsunya, sedap dipandang mata dan didamba-dambakan oleh orang-orang yang mendambakannya.
Allâh ﷻ berfirman:
۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [03]: 133).
Allâh ﷻ berfirman:
هُمْ وَأَزْوَٰجُهُمْ فِى ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ
56. Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.
📖 Tafsir Ayat:
Diantara kesenangan itu adalah bertebarannya gadis-gadis cantik sebagaimana difirmankanNya “mereka dan istri-istri mereka” dari bidadari-bidadari yang memadukan semua unsur keelokan pada wajah, tubuh, dan akhlak, “berada dalam tempat yang teduh, diatas dipan-dipan,” yakni, dipan-dipan yang dihiasi dengan kain-kain bercorak sangat indah dan menarik, “bertelekan,” di atasnya, yang menunjukan puncak kesenangan, kedamaian dan kelezatan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، لاَ يَبْصُقُونَ فِيهَا، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ، آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ، أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَمَجَامِرُهُمُ الأَلُوَّةُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ
“Kelompok pertama yang masuk surga, wajah mereka secerah bulan di malam purnama. Mereka tidak meludah, tidak berdahak, dan tidak buang air besar. Bejana mereka dari emas, sisir mereka dari emas dan perak. Dupa wewangian mereka berupa aluwah, keringat mereka bau wangi, masing-masing memiliki dua istri, di mana sumsum tulang betisnya kelihatan di balik daging, karena cantiknya…” (HR. Bukhari 3245, Muslim 2834 dan yang lainnya)
Tentunya kenikmatan berupa berkumpul dan masuk surga bersama keluarga, juga telah disediakan oleh Allah.
Allah berfirman,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini bahwa Allah akan mengumpulkan seseorang bersama keluarganya, orang tua, istri dan anak-cucunya di surga. Ini adalah dalil satu keluarga bisa masuk surga bersama. Beliau berkata,
يجمع بينهم وبين أحبابهم فيها من الآباء والأهلين والأبناء ، ممن هو صالح لدخول الجنة من المؤمنين; لتقر أعينهم بهم ، حتى إنه ترفع درجة الأدنى إلى درجة الأعلى ، من غير تنقيص لذلك الأعلى عن درجته
“Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam surga yaitu orang tua, istri dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga yang tinggi (agar berkumpul di dalam surga yang sama derajatnya, pent).”
🏷️ Kandungan-kandungan ayat:
1. Semua amal baik kecil atau besar akan dihisab Allâh ﷻ.
2. Menjelaskan akan keadilan Allâh ﷻ.
3. Orang-orang yang beriman akan bersama keluarganya yang beriman di surga
4. Pentingnya memiliki niat yang baik.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم