بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab: 𝕀𝕘𝕙𝕠𝕥𝕤𝕒𝕥𝕦𝕝 𝕃𝕒𝕙𝕗𝕒𝕟 𝕄𝕚𝕟 𝕄𝕒𝕤𝕙𝕠𝕪𝕚𝕕𝕚𝕤𝕪 𝕊𝕪𝕒𝕚𝕥𝕙𝕒𝕟
(Penolong Orang yang Terjepit – Dari Perangkap Syaitan)
Karya: Ibnul Qayyim al-Jauziyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan: 1 Jumadil Akhir 1445 / 5 Januari 2024



Bab 13 – 11 – Melumpuhkan Senjata-senjata Setan

Pada pertemuan yang lalu telah dijelaskan senjata setan antara lain:
1. Memperpanjang Angan-angan.
2. Memperdaya Manusia untuk Memandang Sesuatu yang Jahat sebagai Sesuatu Yang Baik.
3. Menakut-nakuti Orang-orang Beriman.
4. Tipu Daya terhadap Adam dan Hawwa’ dengan sumpah palsu.
5. Menguji Manusia dengan Berlebih-lebihan (ghuluw) dan Meremehkan (Al-Jafa’)
6. Pendapat dan Hawa nafsu (perkataan yang batil, pendapat-pendapat yang rendah dan hayalan-hayalan).
7. Bersandar kepada akal (mengeluarkan manusia dari ilmu dan agama)
8. Keanehan Orang-orang Sufi.

9. Menganggap Baik Perbuatan Mungkar.

Karena hal ini, maka para ahli tentang hati menganjurkan agar setiap hamba berpaling dari ahli bid’ah, tidak usah mengucapkan salam kepada mereka, tidak perlu menampakkan wajah ceria, bahkan agar tidak menemui mereka kecuali dengan menekuk wajah dan berpaling.

Beberapa perkataan Para Salaf:

▪️Duduk dengan ahlul bid’ah menyebabkan kecinta’an kepada mereka. Ibnu Mas’ud berkata, “Seseorang hanya akan berteman dan berjalan dengan orang yang sejenis dengannya”.

▪️Mush’ab bin Sa’ad berkata, “Janganlah engkau duduk bersama orang yang terfitnah (sesat). Karena tidak akan luput darimu salah satu dari dua kemungkinan, engkau terfitnah olehnya sehingga engkau mengikutinya, atau dia akan mengganggumu sebelum engkau meninggalkannya”

▪️Imam al-Barbahari rahimahullah juga mengatakan: “Jika engkau melihat suatu kebid’ahan pada seseorang, jauhilah ia sebab yang ia sembunyikan darimu lebih banyak dari apa yang ia perlihatkan kepadamu.”

Mereka juga menganjurkan hal yang sama saat bertemu dengan orang-orang yang ditakutkan fitnah dari mereka seperti wanita dan pemuda yang tampan. Mereka berkata, “Manakala engkau menampakkan putihnya gigimu kepada wanita atau anak-anak tampan maka mereka akan menampakkan (fitnah) yang ada pada mereka, tetapi manakala engkau menemui mereka dengan muka masam maka engkau telah terjaga dari kejahatan mereka”.

10. Menganggap Diri Mulia

Termasuk makar syetan yaitu ia menyuruhmu menganggap dirimu mulia dan senantiasa menjaga perasaan itu pada dirimu, dan itu dengan meremehkan dan merendahkan diri dari soal berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik, memerintahkan orang-orang pendosa dan zalim berbuat baik dan melarang mereka berbuat mungkar. Syetan mengelabuimu bahwa hal-hal tersebut akan mencampakkan dirimu kepada kehinaan, penguasaan musuh terhadap dirimu serta melecehkanmu. Dari situ maka akan hilanglah kepangkatanmu, dan engkau tak akan lagi diterima serta suaramu tak akan pula didengar.

Maka syetan memerintahkanmu meremehkan masalah tersebut, sebab di situlah -menurut syetan- terdapat maslahat bagi kemuliaan dirimu sekaligus yang menjaga kemuliaan itu. Sebagaimana ia juga memerintahkanmu agar merendahkan diri dan menghinakan diri di hadapan para pemimpin dan penguasa, sebab dengan begitu -menurut syetan- engkau akan menjadi mulia, kedudukanmu akan ditinggikan karena sikapmu yang merendahkan diri itu, dan untuk itu ia mengingatkanmu dengan ungkapan penyair,

Aku hinakan diriku di hadapan mereka untuk meninggikan derajatku dengannya.
Seseorang tak akan dimuliakan kecuali dengan menghinakan dirinya.”

Padahal penyair itu keliru, sebab hal itu tidak akan terwujud kecuali jika menghinakan diri itu hanya untuk Allah semata. Sebab setiap kali hamba menghinakan dirinya di hadapan Allah maka setiap itu pula Allah memuliakan dan mengangkat derajatnya. Berbeda dengan makhluk, jika engkau menghinakan diri kepadanya maka engkau telah merendahkan dirimu di hadapan Allah dan di hadapan para kekasih-Nya, dan engkau pun menjadi hina dina.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم