بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kamis Malam Al-Khor
Penceramah: Ustadz Abu Abdillah Nefri, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Edisi: Kamis, 30 Jumadil Awal 1445 / 14 Desember 2023


📒 E-book: https://www.assunnah-qatar.com/ebook/e-book-selamat-datang-kematian/


Selamat datang Kematian – Pertemuan 12
Bab 1 – Mengingat Nasib

Hakikat Ruh

Ruh merupakan ciptaan Allâh ﷻ, dimana ilmu tentang hakikatnya merupakan rahasia dan urusan Allah semata, karena ruh adalah perkara ghaib, wujudnya ada, namun fisik dan betuknya seperti apa tidak diketahui oleh akal manusia.

Semua manusia memiliki ruh dan jasad, keduanya memiliki ketergantungan yang saling membutuhkan. Dengan adanya ruh jasad bisa berfungsi sehingga disebut manusia, jika ruh berpisah dengan jasad.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhuma, bahwa orang Yahudi bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang apa itu ruh, maka turunlah firman Allâh ﷻ : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (QS. Al-Isra: 85)

Para ulama mengatakan bahwa ruh dan jasad punya keterkaitan dalam lima keadaan:
▪️ Pertama: hubungan ruh dan jasad dalam kondisi janin, jasad diciptakan kemudian ditiupkan ruh sebagaimana datang dalam hadist sahih, adapun sebelum ditiupkan ke janin, maka posisi ruh tidak diketahui alamnya.
▪️Kedua dalam kehidupan dunia, yang lebih dominan adalah jasad dan ruh mengikuti.
▪️Ketiga dalam tidur, ruh dipegang oleh Allah terpisah dari jasad namun bukan perpisahan yang sempurna.
▪️Keempat hubungan di saat sakaratul maut, masuk ke alam barzakh, ruh berpisah dari jasad, namun akan dikembalikan ke jasad, namun tidak mengharuskan jasad hidup seperti di alam dunia. Dan di alam ini ada kemungkinan ruh orang beriman saling berjumpa satu dengan lainnya, adapun ruh orang kafir sibuk dalam azab dan siksaan.
▪️ Kelima disaat berbangkit. Ruh dikembalikan ke jasad dengan sempurna, tidak akan rusak dan tidak ada kematian, keduanya akan kekal siap untuk merasakan nikmat surga atau neraka”. (Ar-Ruh 1/43, Syarah ‘Aqidah at-Tahawiyah 1/399, Ibnu Abdil ‘Izz Al-Hanafi)

Perjalanan Ruh

Sungguh kehidupan setelah kematian amat dahsyat, bagaimana perjalanan ruh keluar dari jasad, hebatnya siksaan dan keletihan orang kafir ketika diazab di alam kubur, penderitaan yang tiada berkesudahan hingga hari kebangkitan, dan setelahnya mereka akan di azab yang jauh lebih mengerikan di hari kiamat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Zat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya! Andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian akan sedikit ketawa dan banyak menangis”. (HR. Bukhari (no. 6637).

Setelah ruh dicabut dari jasad, maka semuanya akan dikembalikan kepada Allah. Adapun ruh orang yang beriman akan berada ditempat yang tinggi dan mulia dalam taman-taman surga yang penuh kenikmatan. Ruh orang mukmin diberi kenikmatan terlebih dahulu didalam surga sebelum jasad mereka memasukinya. Adapun orang kafir ruh mereka akan berada ditempat yang rendah penuh kehinaan dalam kondisi diazab hingga hari berbangkit.

Dari sahabat Barra’ bin ‘Azib ia berkata: “Kami pernah mengiringi jenazah orang Anshar bersama Rasulullah ﷺ . Sesampai di kuburan, sembari menunggu liang lahat dibenahi, Rasulullah ﷺ duduk menghadap kiblat. Kamipun duduk disekitar beliau Nabi ﷺ dengan khusyu’, seakan di kepala kami ada burung hinggap. Ditangan Nabi ﷺ ada ranting beliau tusukkan ke tanah kemudian beliau memandang ke langit lalu beliau menunduk, kemudian bersabda:

“Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur”.

Beliau ulangi dua atau tiga kali. Kemudian Rasulullah ﷺ menceritakan proses perjalanan ruh orang beriman dan ruh manusia kafir, beliau bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba yang beriman, ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih seperti matahari. Mereka membawa kain kaffan dan hanuth (minyak wangi) dari surga. Merekapun duduk disekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut. Dia duduk di samping kepalanya dan berkata, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya”.

Keluarlah ruh itu dari jasad, sebagaimana tetesan air keluar dari mulut ceret, dan langsung dipegang malaikat maut. Para Malaikat yang lain tidak meninggalkannya walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambil ruh itu dari Malaikat maut.

Mereka memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti bau parfum terwangi yang pernah ada di bumi. Para Malaikat pun naik membawa ruh itu. Setiap kali bertemu dengan malaikat yang lain, mereka akan bertanya; “Ruh siapakah yang baik ini”? Mereka menjawab; “Fulan bin Fulan” dengan nama terbaik yang pernah dia gunakan didunia-, hingga sampai di langit dunia. Mereka meminta agar pintu langit dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti para malaikat langit dunia. Hingga sampai dilangit ke tujuh. Kemudian Allah berfirman; “Tulislah catatan amal hamba-Ku di ‘Illiyyin”.

“Tahukah kalian apa itu ‘Illiyyin? (yaitu) kitab yang bertulis. Disaksikan oleh para malaikat”. “Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka untuk kedua kalinya”. Maka dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya. Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.

Kemudian datanglah dua malaikat yang keras gertaknya, dalam riwayat warnanya hitam biru lalu, mereka menggertaknya dan mendudukkan si mayit. Mereka bertanya:

“Siapa Rabb-mu? Hamba mukmin itu menjawab: “Rabb-ku Allah”. Apa agamamu? Tanya malaikat. Dia menjawab: “Agamaku Islam”. Jawab si mukmin. “Siapakah yang diutus ditengah kalian”? si Mukmin menjawab: Dia Rasulullah”. Malaikat bertanya lagi. “Apa dasar ilmu-mu? Mukmin itu menjawab, “Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya dan beramal dengannya”.

Pertanyaan malaikat: “Siapa Rabb-mu? Apa agama-mu? Siapa Nabi-mu? Inilah ujian terakhir yang diterima seorang mukmin. Allah memberi keteguhan bagi hambaNya yang beriman untuk menjawab pertanyaan, seperti firman-Nya:

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS Ibrahim ayat 27).

Sehingga dia bisa menjawab; “Rabb-ku Allah, agama-ku Islam, Nabi-ku Muhammad”.

Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hamba-Ku benar, bentangkan untuknya surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan wanginya surga, kuburannya diluaskan sejauh mata memandang”.

Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat elok, pakaiannya sangat bagus, aromanya wangi. Dia mengatakan; “Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkan-mu. Kabar gembira dengan ridha Allah dan surga-Nya yang penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan”. Si mayit dengan keheranan bertanya, “Semoga Allah juga memberi kabar gembira untuk anda. Siapakah anda,wajah anda mendatangkan kebaikan”? Orang yang berwajah bagus itu menjawab: “Aku adalah amal shalehmu”.

Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika melihat neraka, dikatakan kepadanya; “Itulah tempatmu jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan tempatmu dengan tempat itu”. Kemudian si mayit menoleh kea rah surga”. Melihat janji surga, si mayit berkata; “Wahai Rabb-ku, segerakanlah kiamat, agar aku bisa berjumpa keluarga dan hartaku. Lalu dikatakan kepadanya, “Tenanglah”!

Sementara hamba yang kafir, ketika hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, yang bengis dan keras, wajahnya hitam membawa Masuh (kain yang tidak berbau busuk) dari neraka. Mereka duduk disekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk disamping kepalanya. Dia memanggil, “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka dan kemarahan Allah”.

Ruhnya ketakutan, dan terpancar ke seluruh ujung tubuhnya, lalu malaikat maut menariknya sebagiamana menarik besi bercabang banyak ditarik dari wol yang basah. Sehingga membuat putus pembuluh darah dan ruang tulang. Dan ruhnya langsung dipegang oleh malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak membiarkannya walau sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut. Kemudian dipakaikan Masuh yang mereka bawa.

Ruh ini keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti busuknya bau bangkai yang pernah ada di muka bumi. Merekapun naik membawa ruh itu. Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat itupun bertanya; “Ruh siapakah yang buruk ini”? mereka menjawab “Fulan bin Fulan” -dengan nama paling buruk yang pernah digunakan semasa didunia- hingga mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan. Ketika itu, Rasulullah ﷺ membaca firman Allâh ﷻ :

اِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ اَبْوَابُ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِيْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat. (QS Al-A’raf ayat 40).

Kemudian Allâh ﷻ berfirman, “Tulis catatan amal hamba-Ku di Sijjin, di bumi yang paling dasar”. Kemudian dikatakan, “Kembalikan ruh hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya”.

Kemudian ruhnya dilemparkan ke jasadnya. Rasulullah ﷺ membaca ayat:

وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَكَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاۤءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ اَوْ تَهْوِيْ بِهِ الرِّيْحُ فِيْ مَكَانٍ سَحِيْقٍ

Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS Al-Hajj ayat 31).

Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya, sehingga dia mendengar suara sandal orang yag mengiringi jenazah ketika pulang meningkan kuburan. Kemudian datang dua malaikat yang gertakannya keras dan kasar. Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya:

“Siapa Rabb-mu?” si kafir menjawab; “hah… hah… saya tidak tahu”. Apa agamamu? si kafir menjawab; “hah… hah… saya tidak tahu”. Jawab si kafir. Siapakah yang diutus ditengah kalian”? Si kafir tidak mampu menyebut Namanya. Lalu dia dibentak “Namanya Muhammad”! Si kafir hanya bisa mengatakan: “hah… hah… saya tidak tahu”. Saya hanya mendengar orang mengatakan orang-orang bilang seperti itu”. Malaikat itu membentak lagi; “Kamu tidak tahu dan tidak mau tahu”? Tiba-tiba ada suara dari atas; “Hamba-Ku dusta, bentangkan untuknya neraka, bukakan pintu neraka untuknya”. Diapun mendapatkan panas dan racun neraka.

Kuburnya disempitkan hingga tulangnya remuk berserakan. Lalu datanglah orang yang wajahnya sangat buruk, berpakaian jelek, baunya seperti bangkai. Dia mengatakan; “Kabar buruk untukmu, inilah hari dimana dulu engaku dijanjikan. Si mayit kafirpun menjawab; Kabar buruk juga untukmu, siapa kamu? Wajahmu sungguh mendatangkan keburukan. Orang ini menjawab: “Aku adalah amal burukmu”.

Kemudian si kafir diserahkan kepada makhluk yang buta, tuli dan bisu. Dia membawa pentungan (palu)! Andaikan dipukulkan ke gunung niscaya akan jadi debu. Kemudian martel itu dipukulkan ke si mayit kafir, dia berteriak dengan sangat keras, bisa didengar oleh semua makhluk di timur dan barat kecuali jin dan manusia. Diapun memohon: “Wahai Rabb, jangan Engkau tegakkan kiamat”.

📖 Hadits Riwayat Ahmad (no. 18453), Abu Daud (no. 4735), Shahih Al-Jaami’ (no. 1676).

Hadits ini memberi faedah:
▪️ Adanya adzab dan nikmat kubur.
▪️Adanya Fitnah kubur baik untuk orang-orang muslim ataupun kafir. Termasuk di dalamnya adanya himpitan kubur. Oleh karena itu, Ibnu Abi Mulaikah Rahimahullah, seorang tabiin, berkata,

ما أجير من ضغطة القبر ولا سعد بن معاذ الذي منديل من مناديله خير من الدنيا وما فيها!

“Tidak ada yang selamat dari penghimpitan, bahkan Sa’ad bin Mu’adz saja tidak selamat. Padahal satu sapu tangan beliau itu lebih baik daripada dunia dan seisinya!” (Diriwayatkan dalam kitab Az Zuhd karya Hannad bin as-Sarri [1/125]).