بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Online – Teams Awqaf
Wakra, 12 Muharram 1445 / 30 Juli 2023
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Setelah memuji Allâh dan bersyukur atas nikmat yang Allâh ﷻ karuniakan kepada kita semua, kita berdoa agar Allâh ﷻ memberikan ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.
Beberapa kewajiban yang wajib disampaikan kepada para remaja antara lain:
1. Menyampaikan Hak-hak Allâh ﷻ
Yaitu mentauhidkan Allâh ﷻ dan tidak menyekutukannya. Demikian juga tauhid rububiyah, Dzat yang memberi rezeki. Serta sifat-sifat Allâh ﷻ yang mulia.
Sampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan berkesinambungan.
Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Iman Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallahu ta’ala dalam kedua kitab shahihnya dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dia berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ( يا معاذ, أ تدرى ما حق الله على عباد ؟ ) قال : الله و رسوله أعلم, قال : ( أن يعبدوه ولا يشركو به شيأ, , أ تدرى ما حقهم عليه ؟) قال : الله و رسوله أعلم, قال : (أن لا يعذبهم) و فى لفظ لمسلم : ( و حق العباد على الله عز و خل أن لا يعذب من لا يشرك به شيأ )
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas para hamba-Nya ?” Mu’adz berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : (yaitu)“hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, (dan) tahukah engkau hak hamba terhadap Allah ?” Mu’adz berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : “Dia tidak akan mengadzab mereka” (Fathul bari 13/7373).
2. Menyampaikan hak-hak Rasulullah ﷺ
Yaitu dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ, mendengar nama Nabi ﷺ dengan bershalawat, tidak mengolok-olok syariat Nabi ﷺ. Karena apa yang disampaikan adalah wahyu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dia cintai daripada bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. al-Bukhari)
3. Mengenalkan kepada mereka mahramnya
Yaitu nasab, karena nasab adalah bagian dari agama. Menjelaskan bahayanya memutus silaturahim.
Terutama bagi WNI diaspora yang hidup di negara lain. Tentunya perlu mengenalkan kerabat-kerabatnya.
عَن أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قال : كلُّ ذنوبٍ يؤخِرُ اللهُ منها ما شاءَ إلى يومِ القيامةِ إلَّا البَغيَ، وعقوقَ الوالدَينِ، أو قطيعةَ الرَّحمِ، يُعجِلُ لصاحبِها في الدُّنيا قبلَ المَوتِ
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, ”Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allâh ﷻ hingga hari kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345).
Terutama mengenalkan nasab kepada keluarga bapaknya. Karena namanya yang akan dipanggil di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﺗُﺪْﻋَﻮْﻥَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺳْﻤَﺎﺀِ ﺁﺑَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺣْﺴِﻨُﻮﺍ ﺃَﺳْﻤَﺎﺀَﻛُﻢْ
“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian” [HR. Abu Dawud & Al-Baihaqi, Sebagian ulama menilai sanadnya munqathi’, Sebagian menilai sanadnya jayyid]
Al-Munawi mengatakan, “Hal tersebut akan melanggengkan keakraban dan mengokohkan rasa cinta. Dengannya kecintaan akan bertambah dan berlipat, menyatukan suara serta pendapat di antara sesame orang Islam, dan menggugurkan kerusakan serta dendam kesumat. Ini merupakan bagian dari keindahan syariat Islam” (Faidhul Qadir I/357).
Sehingga mereka mengenal keluarga yang wajib dihormati, menyambung silaturahim dan tahu pengganti kedudukan orang tua jika orang tua kita sudah meninggal dunia.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrahim.” (HR Bukhari).
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda,
لَيْسَ الوَاصِلُ بِالمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الوَاصِلُ الِّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وصَلَهَا
”Orang yang menyambung (silaturrahim) bukanlah orang yang membalas kebaikan secara setimpal. Namun orang yang menyambung (silaturrahim) adalah orang yang menyambung hubungan kekerabatan setelah terputus.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 5991]
Akibat Memutus Silaturahmi
وَعَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالعَرْشِ تَقُوْلُ : مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ ، وَمَنْ قَطَعَنِيْ ، قَطَعَهُ اللَّهُ » متفقٌ عليه
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, ”Nabi ﷺ bersabda, ”Rahim itu tergantung pada ‘Arasy lalu berkata, “Barangsiapa yang menyambung hubungan denganku (menyambung silaturahmi), maka Allah akan menyambung hubungan dengannya dan barangsiapa memutuskan hubungan dengan aku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya .”
[Muttafaq ‘alaih. hadits riwayat Al-Bukhari no. 5989 dan Muslim no. 2555 ]
وعن أَبي محمد جُبَيْرِ بنِ مُطْعِمٍ أَنَّ رسولَ اللَّه ﷺ قَالَ: لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ، قَالَ سفيان في روايته: يَعْني: قَاطِعُ رَحِمٍ. متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang memutus.” Sufyan dalam riwayatnya mengatakan, ”Maksudnya adalah memutus hubungan kekerabatan (memutus silaturahim).”
[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 5984 dan Muslim no. 2556]
وعن عبدالرحمن بن عوف رضي الله تعالى عنه قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: : قالَ اللَّهُ : أَنا الرَّحمنُ وَهيَ الرَّحمُ ، شَقَقْتُ لَهَا اسْمًا مِنَ اسْمِي ، مَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ»؛ (أبو داود، وصحَّحه الألباني).
Dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu Ta’ala ‘anhu, ia berkata, ”Rasulullah ﷺ bersabda, ”Allah berfirman, ”Aku Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan ia adalah rahim. Aku pecahkan dari salah satu nama-Ku untuknya.
Siapa saja menyambung hubungan rahim (bersilaturrahim), Aku akan akan menyambung hubungan dengannya dan siapa saja yang memutus hubungan rahim (memutus silaturrahim) aku akan memutus hubungan dengannya.”
[Hadits riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Abi Dawud no. 1694]
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم